Subyek: PERFORMA: Suzuki Thunder Pakai Pertamax! Bukan Premium! 26.11.07 15:40
First topic message reminder :
SUZUKI THUNDER PAKAI PERTAMAX! BUKAN PREMIUM!
SUZUKI THUNDER SEMUSTINYA PAKAI PERTAMAX! BUKAN PREMIUM!
Berikut kutipan dr pagian 18 dlm buku "PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125", yg dikeluarkan oleh PT. IndoMobil Suzuki International, yg disertakan dlm tiap paket penjualan Suzuki Thunder 125:
PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125, pag 18, wrote:
BAHAN BAKAR
Disarankan agar menggunakan bahan bakar tanpa timbal dengan kadar oktan sekurang-kurangnya 90.
.
[timbal = timah hitam, lead, Plumbum, Pb]
Mayoritas orang Indonesia sekarang ini memilih menggunakan Premium ketimbang Pertamax utk kendaraan bermotornya yg bermesin bensin. Krn lbh murah per liternya. Andaikata ada yg lbh murah drpd Premium, pasti kebanyakan akan menggunakannya. Sedangkan solar, hanya utk kendaraan bermotor yg bermesin diesel.
Utk beda mesin kendaraan bermotor, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
JENIS, MACAM, DAN TIPE MESIN - SILSILAH MESIN SUZUKI THUNDER
Memang ada segelintir org yg memilih menggunakan Pertamax, bahkan Pertamax Plus! Atau bbg BBM lain berkadar oktan tinggi produk non-PERTAMINA, spt PETRONAS atau SHELL yg stasiun pompa BBM mrk kini mulai muncul di bbg pelosok JADEBOTABEK.
MENENTUKAN BBM YANG SESUAI
Bagaimana kita menentukan suatu kendaraan bermotor bensin menggunakan BBM apa?
Rumusnya sederhana:
FUEL'S OCTAN RATE|NUMBER >= ENGINE'S COMPRESSION RATIO x 10, atau
NOMOR|KADAR OKTAN BBM >= RASIO KOMPRESI MESIN x 10
BBM SESUAI UNTUK SUZUKI THUNDER ADALAH PERTAMAX
Suzuki Thunder 125, memiliki rasio kompresi 9,2 dan Pertamax memiliki kadar oktan 92
Sedangkan Premium memiliki kadar oktan 88, adalah utk mesin dgn rasio kompresi 8,8 kebawah.
Data rasio kompresi Suzuki Thunder tercantum dlm spesifikasi teknik dikeluarkan Suzuki, buku panduan pemilik, dlm brosur, dan situs Suzuki.
Berdasarkan pd "spesifikasi teknik", pd pagina 35 dlm buku "PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125", yg dikeluarkan oleh PT. IndoMobil Suzuki International, yg disertakan dlm tiap paket penjualan Suzuki Thunder 125:
PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125, pag 35, wrote:
SEPESIFIKASI
MESIN
Perbandingan kompresi .......... 9,2 : 1
Ttg apa yg dimaksud dgn rasio kompresi dan bagaimana cara menghitung rasio kompresi, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
BEDAH TERMODINAMIK MESIN SUZUKI THUNDER: FORMULASI DAN KALKULASI RASIO KOMPRESI MESIN
SILINDER, KAMAR BAKAR, DAN RASIO KOMPRESI: MENGHITUNG RASIO KOMPRESI
Ttg apa yg dimaksud dgn kadar|nomor oktan BBM, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN
DAMPAK PEMAKAIAN PREMIUM TERHADAP SUZUKI THUNDER
mesin mengelitik, terjadi ketukan (knocking) dan letupan (detonation) dlm kamar bakar (combustion chamber), krn ada pembakaran BBM pra-penyalaan (pre-ignition) alias pembakaran dini, sebelum busi menghasilkan percikan (spark).
pembakaran tdk sempurna.
BBM lbh boros drpd semestinya.
efisiensi mesin menurun dibawah nilai semestinya.
terjadi endapan kerak arang|karbon dlm kamar bakar, permukaan piston|zuiger, dan dinding silinder.
terjadi pembuangan CO diatas kadar semestinya.
tenaga mesin tak dpt dihasilkan secara penuh.
akselerasi|percepatan yg lamban.
komponen mesin lbh cepat aus dan rusak.
usia mesin lbh singkat | MTBF (mean time before failure) menurun.
MESIN MENGELITIK?
Ttg mesin mengelitik, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
MEMAHAMI MESIN SUZUKI THUNDER: MESIN MENGELITIK
Jadi kebanyakan kita melakukan penghematan harian secara ekonomis, utk jangka waktu singkat (short term), tp tdk utk jangka waktu lama (long term).
Barangkali kebanyakan org akan bilang, "Apa boleh buat! Kendaraannya saja belinya pakai angsuran alias cicilan alias via kredit bank atau lembaga keuangan lain! Yg penting menggelinding! Habis perkara!!!"
Jadi, boleh jadi juga ini kesalahan atau kekeliruan yg memang disengaja, atau memang tdk tahu, atau memang krn kecendrungan memilih yg paling murah!!!
Tp secara teknik, harga selalu sesuai dgn mutu. Jadi harga nggak bohong, begitu bro!
Nah, bro silahkan anda estimasi atau kalkulasi sendiri, mana lbh menguntungkan secara ekonomis [cost to benefit rasio], pakai Premium atau Pertamax!!!
Kebijakan ada ditangan masing-masing, dan tentu masing-masing juga punya alasan sendiri.
BAGAIMANA MENGOPTIMASI KADAR OKTAN?
Jika anda tetap memilih Premium, maka anda perlu melakukan optimasi penggunaan BBM, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
BERAPA SIH TOP SPEED THUNDIE KAMU?: MY THUNDIE ... ENGINEERED FOR EFFICIENCY
TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN
Semoga bermanfaat ....
Terakhir diubah oleh tanggal 26.11.07 20:12, total 7 kali diubah
Bro, kalau pakainya 60% pertamax 40% bensin ngaruh ga ke mesin, soalnya berasa euy kalau tiap hari isi pertamax 30 Ribu hehehe maklum tiap hari touring jakarta bogor hehehe
Rgds 3-002
Quote :
Rotor wrote: ane pake premium plus additive penambah octan
... nggg ... Bro Teddy, sy belum bisa ngasih jawaban persis bgmn kalau komposisi BBM 40% Premium dan 60% Pertamax, krn mesti liat spesifikasi teknik masing-masing produk Pertamina ini.
Ada 2 kemungkin proses bisa terjadi,
proses fisik, yakni percampuran yg menghasilkan campuran fisik (physical mixture), dan
proses kimiawi, yakni persenyawaan yg menghasilkan senyawa kimiawi (chemical compound) baru.
Nah, kalau bercampur sdh jelas, tp apakah ada senyawa baru yg dibentuk, sy blm tahu. Lantas, apakah campuran ini membuat BBM lbh stabil atau justeru sebaliknya, dan bila ada senyawa baru apakah akan menghasilkan efek lbh baik atau tidak.
... Jadi utk sementara, sy cendrung pakai 2 pilihan,
Premium dgn "additive", atau
Pertamax saja.
Alasan tekniknya adalah sbb.
Petroleum adalah campuran rangkap (complex mixture) bbrp senyawa organik kimiawi, dimana diantara bbrp senyawa tsb ada yg labil atau tak stabil (unstable compound), shg dpt terbakar krn tekanan atau desakan|kompresi (pressure, compression) tinggi sblm busi (bougie, sparkplug) menghasilkan percikan (spark) utk membakar gas|uap campuran udara dan BBM tsb, dan menimbulkan bunyi menggelitik (knocking) atau letupan (detonation) dlm kamar bakar (combustion chamber) yg disebut sbg pembakaran dini pra-penyalaan (pre-ignition premature combustion) sblm terjadi pembakaran pd titik dan saat ditentukan.
Utk mencenggah hal ini terjadi, yg mana dgn sendirinya mengurangi tenaga mesin yg semestinya dihasilkan dr pembakaran penuh campuras gas tsb, krn terjadi penurunan efisiensi, BBM perlu dibuat sedemikian rupa shg tdk terbakar krn kompresi. Ada bbg cara, antara lain,
Utk BBM mengandung timbal|timah-hitam (lead, plumbum, Pb), dilakukan peredaman (damping) thdp senyawa organik tak-stabil via penambahan bahan dpt menstabilkannya atau menetralisirnya, yg disebut "lead additives", sedemikian shg kadar oktan dioptimasi.
Utk BBM tanpa timbal, dilakukan proses perbaikan petrol (petrol refinery) shg senyawa tak-stabil menjadi stabil atau sebaliknya dibuang, sedemikian shg kadar oktan meningkat lbh tinggi.
... Kasus ini terbalik samasekali utk kendaraan bermesin Diesel, dimana BBM digunakan justru yg tak-stabil, yg mana lekas meledak krn tekanan tinggi, shg tak diperlukan busi utk menghasilkan percikan, krn pembakaran dpt dilakukan cukup via kompresi. Ini menjelaskan mengapa harga solar lbh murah, krn prosesnya tak memerlukan petrol refinery.
Ttg bagaimana mengoptimasi BBM, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN
Semoga bermanfaat
Terakhir diubah oleh tanggal 28.11.07 10:04, total 1 kali diubah
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27468 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
makasih atas penjelasannya, soalnya gini Bro, aku dari pertama beli tuch Thundie pake Pertamax, nah kalau langsung di kasih bensin ajaib sekali motor tuch endut2tan. nah gmn caranya kalau pertama kali ganti dari Pertamax ke Premium supaya Thundie ga mbrebettt. ada yang pernah coba ga?
Hatur Nuhun. Teddy 3-002
Thunder Rider wrote:
Quote :
Teddy wrote: Salam Koster,
Bro, kalau pakainya 60% pertamax 40% bensin ngaruh ga ke mesin, soalnya berasa euy kalau tiap hari isi pertamax 30 Ribu hehehe maklum tiap hari touring jakarta bogor hehehe
Rgds 3-002
Quote :
Rotor wrote: ane pake premium plus additive penambah octan
... nggg ... Bro Teddy, sy belum bisa ngasih jawaban persis bgmn kalau komposisi BBM 40% Premium dan 60% Pertamax, krn mesti liat spesifikasi teknik masing-masing produk Pertamina ini.
Ada 2 kemungkin proses bisa terjadi,
proses fisik, yakni percampuran yg menghasilkan campuran fisik (physical mixture), dan
proses kimiawi, yakni persenyawaan yg menghasilkan senyawa kimiawi (chemical compound) baru.
Nah, kalau bercampur sdh jelas, tp apakah ada senyawa baru yg dibentuk, sy blm tahu. Lantas, apakah campuran ini membuat BBM lbh stabil atau justeru sebaliknya, dan bila ada senyawa baru apakah akan menghasilkan efek lbh baik atau tidak.
... Jadi utk sementara, sy cendrung pakai 2 pilihan,
Premium dgn "additive", atau
Pertamax saja.
Alasan tekniknya adalah sbb.
Petroleum adalah campuran rangkap (complex mixture) bbrp senyawa organik kimiawi, dimana diantara bbrp senyawa tsb ada yg labil atau tak stabil (unstable compound), shg dpt terbakar krn tekanan atau desakan|kompresi (pressure, compression) tinggi sblm busi (bougie, sparkplug) menghasilkan percikan (spark) utk membakar gas|uap campuran udara dan BBM tsb, dan menimbulkan bunyi menggelitik (knocking) atau letupan (detonation) dlm kamar bakar (combustion chamber) yg disebut sbg pembakaran dini pra-penyalaan (pre-ignition premature combustion) sblm terjadi pembakaran pd titik dan saat ditentukan.
Utk mencenggah hal ini terjadi, yg mana dgn sendirinya mengurangi tenaga mesin yg semestinya dihasilkan dr pembakaran penuh campuras gas tsb, krn terjadi penurunan efisiensi, BBM perlu dibuat sedemikian rupa shg tdk terbakar krn kompresi. Ada bbg cara, antara lain,
Utk BBM mengandung timbal|timah-hitam (lead, plumbum, Pb), dilakukan peredaman (damping) thdp senyawa organik tak-stabil via penambahan bahan dpt menstabilkannya atau menetralisirnya, yg disebut "lead additives", sedemikian shg kadar oktan dioptimasi.
Utk BBM tanpa timbal, dilakukan proses perbaikan petrol (petrol refinery) shg senyawa tak-stabil menjadi stabil atau sebaliknya dibuang, sedemikian shg kadar oktan meningkat lbh tinggi.
... Kasus ini terbalik samasekali utk kendaraan bermesin Diesel, dimana BBM digunakan justru yg tak-stabil, yg mana lekas meledak krn tekanan tinggi, shg tak diperlukan busi utk menghasilkan percikan, krn pembakaran dpt dilakukan cukup via kompresi. Ini menjelaskan mengapa harga solar lbh murah, krn prosesnya tak memerlukan petrol refinery.
Ttg bagaimana mengoptimasi BBM, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN
Semoga bermanfaat
Rendy 133 Jenderal KOSTER
Poin Brogader : 6277 Total Posan : 3594 Sejak : 25.07.07 Domisili : BEJAT: Bekasi - Jakarta Timur KorWil : BEJAT NRA : 0133 Jabatan : KetHan | KaWil Thunder :
125
Julukan : 125 Black&Black Sikon : Call Me 081808878781 | 02198789871 Hobi : keep for brothers...... Slogan : it's me
Ane Dulu pakai Pertamax Juga.. tapi seiring perekonomian yang makin goyang akhirnya ane coba premium..mula mula memang sendut sendut.. tapi lama lama asik asik aja..
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27468 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Bensin banyak macamnya dgn nomor|kadar oktan (octane rate|number) berbeda. Utk produk PERTAMINA, antara lain,
Premium 88 UL (unleaded, tanpa timbal | timah-hitam (lead, plumbum, Pb) [dulu Premium 82 masih mengandung timbal], dgn kadar oktan 88 [dulu 82], utk kendaraan dgn rasio kompresi dibawah 9.
Pertamax 92 UL [sebelumnya Pertamax 91 UL, dulu Premix 92 UL], dgn kadar oktan 92 [sebelumnya 91], utk kendaraan dgn rasio kompresi antara 9 dan 10.
Pertamax Plus 96 UL [sebelumnya Pertamax Plus 95 UL, dulu Super TT-98 UL], dgn kadar oktan 96 [sebelumnya 95], utk kendaraan dgn rasio kompresi diatas 10.
Pertamax diluncurkan oleh PERTAMINA pada akhir 1999 sbg pengganti Premix yg mengadung MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H12O) yg berbahaya bagi lingkungan, dan merupakan BBM bebas timbal. Premium 88, meski berlabel UL, tp masih mengandung timbal antara 0,005 [JADEBOTABEK] s/d 0,05 gram/liter, atau dgn spesifikasi kandungan timbal rata-rata 0,013 gr/ltr.
Perlu dicatat bahwa kadar oktan BBM produksi Indonesia masih dibawah kadar oktan standar internasional. Kadar oktan BBM produksi Pertamina adalah standar RON (Research Octane Number) atau Nomor Oktan Riset. Sedangkan BBM produksi PETRONAS [Malaysia] adalah standar PON (Pump Octane Number), yg merupakan nilai rata-rata, yakni jumlah RON dan MON (Motor Octane Number) dibagi dua.
BBM NONSUBSIDI VS BBM BERSUBSIDI
LEBIH MAHAL Rp 2.450 DAN Rp 2.650 PER LITER
Beda harga per liter masing-masing sekarang [29 November 2007] adalah: Premium Rp 4.500, bersubsidi, sedangkan Pertamax Rp 6.950, dan Pertamax Plus Rp 7.150, nonsubsidi.
PT PERTAMINA (Persero) per jam 00:00 WIB 15 November 2007 lalu tlh menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Bio-Pertamax, sehubungan dengan kenaikan harga minyak dunia belakangan ini, dan krn melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS 0,22 persen dibandingkan perhitungan bulan lalu. Hingga saat ini, harga minyak mentah dunia sudah menyentuh kisaran US$ 93 per barel.
Harga Pertamax di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat naik menjadi Rp 6.950/ltr dibanding harga per 1 Nopember lalu sebesar Rp 6.250/ltr. Sedangkan, harga Pertamax Plus di wilayah sama naik dari Rp 6.400/ltr menjadi Rp 7./ltr, Pertamina Dex dari Rp 7.500/ltr menjadi Rp 8.100/ltr, dan Bio-Pertamax menjadi Rp 6.950/ltr dari sebelumnya Rp 6.250/ltr.
Harga baru Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Bio-Pertamax di wilayah lainnya juga mengalami kenaikan berkisar antara Rp 600 s/d 800 per liter. Selain itu, Pertamina juga menaikkan harga BBM untuk industri rata-rata 10%.
Kenaikan ini hanya berselang dua minggu sejak kenaikan harga terakhir pada 1 November 2007 antara 2,9 s/d 6,4 persen dibandingkan per 1 Oktober 2007. Sebelumnya, Pertamina pernah menyatakan akan melakukan penyesuaian harga BBM tiap dua minggu sekali bila harga minyak dunia mengalami fluktuasi yang cukup tajam.
.. PREMIUM HANYA UNTUK KENDARAAN UMUM ...!
KENDARAAN PRIBADI HARUS MENGGUNAKAN PERTAMAX ...!!!
Namun, itu belum seberapa, karena pemerintah RI [via PERTAMINA] berencana melarang kendaraan pribadi menggunakan Premium dan Solar bersubsidi bila harga minyak dunia mencapai US$ 100/barel [sekarang US$ 93/barel]. Artinya, pilihan mereka hanya menggunakan Pertamax atau Pertamax Plus.
BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) mengusulkan Solar dan Premium subsidi hanya dijual untuk kendaraan umum. Artinya, kendaraan pribadi apalagi mobil mewah tak boleh menggunakan Premium bersubsidi. Langkah ini diambil untuk mengurangi beban subsidi. Demikian dikatakan Ketua BPH Migas Tubagus Haryono di Jakarta, Senin 12 November 2007 lalu.
Menurut Tubagus Haryono, semua SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) nantinya diwajibkan menjual BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan Pertamax Plus. Pemerintah menerapkan rencana ini jika harga minyak mentah dunia menembus US$ 100/barel.
Ada dua penyedot subsidi terbesar, yaitu minyak tanah dan Premium. Untuk minyak tanah, pemerintah punya cara untuk mengurangi subsidi, yaitu dengan mempercepat konversi minyak tanah ke ELPIJI (LPG, Liquid Petroleum Gas] di 2012 ke 2010. Gejolak harga minyak dunia saat ini membuat subsidi BBM yg harus ditanggung pemerintah RI naik sekitar Rp 90 triliun.
SHELL PROMOSI DISKON LIMA PERSEN DIBAWAH HARGA PERTAMINA!
Sementara itu, per Agustus 2007 lalu, SHELL melakukan promosi menjual BBM setara Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus, dgn harga 5% lbh murah drpd harga PERTAMINA. BBM produk SHELL setara Pertamax adalah Super.
...
Jadi, pilih mana??? Tp kayaknya sebentar lagi bakalan nggak ada pilihan, kecuali pakai Super atau Pertamax !!! ...
...
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27468 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
belan wrote: gw pake pertamax plus..7000 per liter...
Quote :
robin wrote: motor gw pake pertamax plus, buat mesin cepet panas ga ya? atau gw pake pertamax biasa aja?
... SUZUKI THUNDER, ...
BAGAIMANA KALAU MENGGUNAKAN PERTAMAX PLUS DAN BAGAIMANA KALAU MENGGUNAKAN PREMIUM???
Kembali ke awal topik, Suzuki Thunder sebaiknya menggunakan BBM apa? Jk berdasarkan pd spesifikasi teknik mesin, dimana rasio kompresi mesin Thundie adalah 9,2, mk harus menggunakan BBM dgn kadar oktan minimum 92, atau paling rendah 90. Utk produk PERTAMINA, BBM dgn kadar oktan 92 hanyalah Pertamax.
Kasus ini tak hanya terjadi utk Suzuki Thunder, tp utk segala jenis kendaraan. Dlm kenyataannya, sering kita lihat, khususnya di SPBU PERTAMINA, spdmotor dan mobil tahun 2000an keatas dgn rasio kompresi 9 keatas, berderet dlm antrian panjang di pompa bensin jenis Premium dgn kadar oktan 88. Tampaknya para pemilik kendaraan di Indonesia memang kurang memahami ttg pemilihan BBM yg sesuai, atau barangkali faktor ekonomik seharihari lebih mendesak ketimbang dampak rusak pada mesin kendaraan kelak bbrp bulan mendatang.
Lalu bagaimana kalau Suzuki Thunder dgn rasio kompresi 9,2 menggunakan Premium yg hanya dgn kadar oktan 88? Atau justeru sebaliknya bila Thundie menggunakan Pertamax Plus dgn kadar oktan 96!
Sebagian org yg secara ekonomik lbh baik, ternyata menggunakan Pertamax Plus dgn kadar oktan 96, dan berharap kinerja atau performa kendaraan akan lbh baik! Apakah tindakan ini benar beralasan secara teknik? Mari kita tinjau, apakah ada manfaat teknik (technical benefit) atau tdk!
Tiap mesin kendaraan bermotor membutuhkan jenis BBM yg sesuai dgn jenis mesin dan rancangan teknik mesin tsb, agar dpt beroperasi normal dgn baik, dan menghasilkan kinerja atau performa optimum. Jenis BBM antara lain dinyatakan oleh kadar oktan BBM tsb. Jika mesin Diesel membutuhkan solar, BBM dgn kadar oktan rendah, krn beroperasi tanpa busi alias hanya mengandalkan kompresi, maka mesin Otto membutuhkan bensin, BBM dgn kadar oktan tinggi, krn beroperasi dgn busi.
BAGAIMANA KALAU THUNDIE MENGGUNAKAN PERTAMAX PLUS ATAU BBM LAIN DENGAN KADAR OKTAN LEBIH TINGGI?
BBM dgn kadar oktan lbh tinggi drpd Pertamax, spt Pertamax Plus, dlsb, tlh melewati pengolahan lebih lanjut, perbaikan (refinery), dilengkapi dgn zat aditiv, pembersih, dlsb. Namun menggunakan BBM dgn kadar oktan lbh drpd semestinya tak menghasilkan peningkatan tenaga yg signifikan pd kendaraan. Artinya, nilai tambahnya tak sebanding dgn peningkatan harga per liternya. Jadi hanya akan memboroskan uang saja. Alasan secara teknik sangat sederhana.
Makin tinggi kadar oktan BBM, makin mahal harganya, krn BBM tsb memerlukan proses lanjut yg tentu saja menelan lbh banyak biaya dlm pabrikasinya. Meski demikian, tinggi nomor|kadar oktan tak berarti bahwa tenaga mesin dihasilkan dr pembakarannya akan lbh besar. Kadar oktan tak ada kaitannya dgn "kuantitas" tenaga|energi mesin hasil pembakarannya, melainkan ukuran "kualitas" BBM yg berkaitan dgn tingkat suhu pembakaran (combustion temperature) dlm kamar bakar (combustion chamber).
Jadi adalah suatu anggapan keliru bahwa dgn menggunakan BBM dgn kadar oktan lbh tinggi akan membuat kendaraan lbh bertenaga. Dgn demikian, sebaiknya, cukup menggunakan BBM dgn kadar oktan yg sesuai dgn rasio kompresi. Kecuali ada modifikasi mesin dan kelistrikan yg berpengaruh langsung thdp mesin.
makin tinggi kadar oktan, makin tinggi suhu bakarnya, artinya makin sulit atau lambat dibakar oleh percikan busi, dan sebaliknya.
makin tinggi kadar oktan, makin tinggi suhu penguapannya, artinya makin sulit utk diubah jadi uap|gas dan dicampur dgn udara, dan sebaliknya.
BBM yg gagal dibakar oleh percikan busi, krn oktan terlalu tinggi, akan mengakibatkan penumpukan endapan kerak arang|karbon dlm kamar bakar, pd permukaan katup|klep|valve, pd permukaan zuiger|piston, dan pd dinding silider mesin, dan bahkan dlm laras knalpot dan peredam-suara|silencer.
Tp kalau utk Suzuki Satria F 150, silahkan pakai Pertamax Plus, krn rasio kompresi Satria adalah 10,2.
SOLUSI AGAR THUNDIE DAPAT MENGGUNAKAN PERTAMAX PLUS
Ada bbrp cara atau strategi utk menyiasati agar Thundie yg memiliki rasio kompresi 9,2 dpt menggunakan Pertamax Plus yg berkadar oktan 96 [4 poin lbh tinggi], tanpa mengakibatkan penumpukan endapan kerak arang|karbon dlm kamar bakar. Antara lain,
memasang "spark-plug booster" antara kumparan penyalaan (ignition coil) dan busi (spark-plug).
memasang "fuel flow rectifier" antara tanki BBM dan karburator.
menambahkan "combustion catalyzer" dlm kamar bakar dgn cara melarutkannya dgn memasukkannya kedlm tanki BBM.
mengatur kembali waktu pengapian|penyalaan (ignition timing) secara tepat, shg tak terjadi penyalaan terdahulu sebelum (before, voor) atau terlambat sesudah (after, na) waktunya, yg ditandai dgn tak adanya bunyi gelitik, ketukan, atau letupan dlm kamar bakar.
dlsb.
BAGAIMANA KALAU THUNDIE MENGGUNAKAN PREMIUM ATAU BBM LAIN DENGAN KADAR OKTAN LEBIH RENDAH?
BBM dgn kadar oktan lbh rendah drpd Pertamax, spt Premium, tak dilengkapi dgn zat aditiv, dlsb. Penurunan kadar oktan drpd semestinya akan menghasilkan penurunan tenaga yg signifikan pd kendaraan, tp dampaknya thdp mesin cukup parah.
makin rendah kadar oktan, makin rendah suhu bakarnya, artinya makin mudah atau cepat dibakar oleh percikan busi, dan sebaliknya.
makin rendah kadar oktan, makin rendah suhu penguapannya, artinya makin mudah utk diubah jadi uap|gas dan dicampur dgn udara, dan sebaliknya.
BBM yg terbakar lebih dulu krn tingginya kompresi dlm silinder sblm busi menghasilkan percikan (spark) utk membakarnya, tenaganya akan memukul permukaan piston|zuiger yg tengah naik dan memaksanya turun sblm waktunya piston tsb turun, shg terjadi gelitik (pinking), ketukan (knocking), atau bahkan letupan (detonation), dgn demikian ada sebagian BBM yg terbuang percuma menjadi tenaga tak berguna, dan tenaga dihasilkan mesin pun kurang drpd semestinya.
gelitik, ketukan, atau letupan, yg terus-menerus memukul permukaan piston, ribuan kali per menit selaras nilai RPM, lambat laun akan merusak permukaan piston tsb, dimana permukaan piston spt ditusuk paku dan digodam dgn martil bertubi-tubi, shg akhirnya bopeng dan bolong spt permukaan bulan yg berkawah, dan mesin kehilangan kompresi total.
SOlUSI AGAR THUNDIE DAPAT MENGGUNAKAN PREMIUM
Ada bbrp cara atau strategi utk menyiasati agar Thundie yg memiliki rasio kompresi 9,2 tak harus menggunakan Pertamax yg berkadar oktan 92, tp cukup menggunakan Premium yg berkadar oktan 88 [4 poin lbh rendah], namun dlm mesin tdk terjadi gelitik, ketukan, atau letupan, krn pembakaran dini pra-penyalaan (pre-ignition premature combustion). Antara lain,
menambahkan "octane booster" utk meningkatkan kadar oktan, dgn memasukkannya kedlm tanki BBM. Meski penambahan "octane booster" ini tak begitu signifikan, krn kandungan kimiawi spt MMT (methyl-cyclo-pentan-dienyl manganese tricarbonyl) tak dpt meningkatkan oktan terlalu besar, namun sedikit-banyak berpengaruh thdp BBM.
mengatur kembali waktu pengapian|penyalaan (ignition timing) secara tepat, shg tak terjadi penyalaan terdahulu sebelum (before, voor) atau terlambat sesudah (after, na) waktunya, yg ditandai dgn tak adanya bunyi gelitik, ketukan, atau letupan dlm kamar bakar.
menurunkan rasio kompresi, dgn cara mengganjal kop silinder dgn paking lbh tebal, dgn akibat tenaga mesin merosot dibawah standar.
dlsb.
CATATAN
Ttg rasio kompresi mesin, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik [klik kanan hyperlink, open in new window]:
BEDAH TERMODINAMIK MESIN SUZUKI THUNDER: FORMULASI DAN KALKULASI RASIO KOMPRESI MESIN
SILINDER, KAMAR BAKAR, DAN RASIO KOMPRESI: MENGHITUNG RASIO KOMPRESI
Ttg kadar oktan, gelitik, ketukan, atau letupan, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
MEMAHAMI MESIN SUZUKI THUNDER: MESIN MENGELITIK
Ttg peningkatan kinerja atau performa mesin, penambahan fuel flow rectifier, octane booster, combustion catalyzer, dan spark-plug booster, silahkan lihat dlm forum ini dlm topik:
TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN
Semoga bermanfaat ...
...
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27468 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
... nggg ... intinya kalau bisa, pakai yg pas atau sesuai, ... jangan lebih, ... dan ... jangan kurang ... !!!
jadi, Thundie pakai Pertamax, Super, atau setara, ... jangan yg lain ... !!!
... nggg ... tp kalau harga Pertamax 1,5 x harga Premium ... gimana ya ... ??? Demi alasan "tong pes" sih apa boleh buat ... terpaksa pakai Premium ... gitu ...
... nggg ... tp kalau ntar Premium nggak dijual lagi utk kendaraan pribadi gimana ya ... ??? Demi "tong pes" terpaksa ngaku ojeg aja kali ya ... ???
Wha ... ha ... ha ... wa ... kaa ... kaaakkkkkkk ... ... ... .
Heri LETJEN KOSTER
Poin Brogader : 6382 Total Posan : 2503 Sejak : 13.11.06 Domisili : Bogor KorWil : Bogor NRA : 0079 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
125
Julukan : 125 aja Sikon : Senang2 aja Hobi : lupa Slogan : lupa
... MULAI TAHUN 2008, PREMIUM 90 DISAMPING PREMIUM 88
... HARGA PREMIUM 90 TAK BEDA JAUH DARI PERTAMAX 92
ANTARA RP 5.500 S/D 7.400 PER LITER ... BERGANTUNG HARGA MINYAK DUNIA | ICP ...
..
Kamis, 06 Des 2007
SPBU DIBAGI TIGA JENIS
JAKARTA - Mulai tahun depan, konsumen harus jeli jika masuk pom bensin. Bersamaan dengan penerapan kebijakan pengurangan premium bersubsidi, pemerintah akan mendesain ulang jenis BBM yang dijual SPBU.
Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso menjelaskan, nanti ada tiga jenis pom bensin, yakni pom bensin yang hanya menjual premium oktan 88 (premium bersubsidi yang sekarang dijual di semua SPBU), hanya menjual premium oktan 90 (BBM baru), dan menjual keduanya. "Pemerintah akan membatasi pom bensin di wilayah tertentu yang boleh menjual premium oktan 88 yang kini disubsidi," jelasnya kemarin.
Pom bensin yang berada di jalan protokol, perumahan elite, dan jalan tol tidak lagi menjual premium oktan 88, tapi hanya menjual premium oktan 90. Pom bensin lain tetap menjual premium oktan 88 atau menjual keduanya, oktan 88 dan oktan 90.
Luluk yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh karawitan itu menegaskan, prinsip program pembatasan premium bersubsidi adalah keadilan. "Artinya, masyarakat yang tergolong mampu diarahkan membeli premium oktan 90 yang lebih mahal, sedangkan yang tidak mampu boleh membeli oktan 88 (premium bersubsidi), " tegasnya. Dengan tidak ada pemaksaan terhadap konsumen premium tersebut, pemerintah berharap tidak timbul gejolak sosial saat program dilaksanakan.
Luluk juga mengatakan, premium oktan 90 masih akan mendapatkan subsidi. Namun, jumlahnya kecil dan tetap. Dengan mekanisme subsidi tetap, harga premium oktan 90 akan berubah-ubah mengikuti harga pasar. Kalau harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) mencapai USD 82 per barel, harga premium oktan 90 berkisar Rp 6.750 per liter. "Pemerintah akan menentukan formula subsidinya, sedangkan penentuan harga bisa dilakukan pemerintah atau Pertamina," jelasnya. Luluk juga menambahkan, perusahaan seperti Shell atau Petronas bisa saja menjual premium oktan 90, namun tidak akan mendapatkan subsidi.
Saat dikonfirmasi, Deputi Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Hanung Budya mengatakan, Pertamina juga mengajukan usul tiga harga premium bersubsidi oktan 90 yang disesuaikan dengan perkiraan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada 2008.
Kisaran harga yang ditawarkan Rp 5.500 sampai Rp 7.400 per liter. Subsidi pemerintah untuk premium oktan 90 diusulkan tetap, yaitu Rp 500 per liter. Untuk ICP USD 70 per barel, Pertamina memperhitungkan harga pasar premium oktan 88 Rp 5.600 per liter, harga pasar premium oktan 90 Rp 5.900 per liter sehingga harga jual premium oktan 90 yang diajukan adalah Rp 5.500. Pada ICP USD 80 per barel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 6.200 per liter dengan patokan harga pasar premium oktan 88 Rp 6.600 per liter, sedangkan harga pasar premium oktan 90 Rp 6.600 per liter.
Pada ICP USD 90 per barrel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 7.100 per liter dengan perkiraan harga pasar premium oktan 88 Rp 7.300 dan harga pasar premium oktan 90 Rp 7.400 per liter. "Namun, usul itu baru dibahas di internal Pertamina dan belum diajukan ke pemerintah," ujar Hanung.
Dalam usul Pertamina juga disebutkan pengalihan pemakaian premium bersubsidi oktan 88 ke oktan 90 dilakukan bertahap mulai tahun 2008 sampai 2010. Tahun 2008, Pertamina mengusulkan pengalihan premium dilakukan di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Batam, dan Bali. Tahun 2009, pengalihan ditargetkan sudah dilakukan di seluruh Jawa dan tahun 2010 mencapai Sumatera dan Kalimantan.
Selain faktor jumlah pemakaian, Pertamina mempertimbangkan kesiapan infrastruktur tangki timbun dan tempat pengisian. Di Jabodetabek, Pertamina akan menghilangkan premium oktan 88 di 20 ruas jalan tol. Kawasan perumahan elite, seperti Pondok Indah, Kelapa Gading, Bumi Serpong Damai, dan Menteng, menjadi target pengalihan.
Pada kesempatan terpisah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menjamin, meskipun Premium oktan 90 diluncurkan, pemerintah menjamin tidak akan menaikan harga premium bersubsidi. "Sampai akhir pemerintahan SBY, tidak ada kenaikan harga premium," ujar Paskah setelah memberikan paparan dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2007 di Jakarta Convention Centre (JCC) kemarin (5/12)..
Saat ini, jelas Paskah, beban subsidi BBM di luar listrik yang ditanggung pemerintah Rp 60 triliun. Ditambah listrik, jumlahnya naik menjadi Rp 87 triliun. Itu didasarkan pada asumsi harga minyak per barel USD 60. Harga seliter premium di pasar dunia saat ini, jika dirupiahkan, adalah Rp 6.500, sedangkan harga premium di Indonesia Rp 4500. Berarti pemerintah mensubsidi konsumen Rp 2.000.
Kalau subsidi tetap dipaksakan, Paskah memprediksi, uang negara yang bakal dikucurkan itu bisa membengkak sampai Rp 150 triliun hingga Rp 160 triliun. "Itu angka yang fantastis, hampir seperempat nilai APBN," tambah Paskah.
Pembatasan pemakaian premiun, jelas Paskah, akan dilakukan secara bertahap mulai dari Jabodetabek yang mengonsumsi 5 juta kiloliter premium, mendominasi pemakaian premium di Indonesia sebanyak 17 juta kiloliter. Diharapkan Rp 6 triliun uang negara dihemat dari tahap coba-coba di Jabodetabek mulai awal 2008.
Menurut Paskah, pihaknya sedang menelaah operasionalisasi kebijakan tersebut. "Pasti ada dampak. Bisa saja orang beramai-ramai ngantre," ujar Paskah. Penolakan masyarakat dengan cara beramai-ramai turun ke jalan pun tak mustahil terjadi.
Jika program substitusi premium berhasil, Paskah mengungkapkan kebijakan serupa akan diberlakukan pada solar maupun kerosene. (ein/kim)
Terakhir diubah oleh tanggal 06.12.07 12:33, total 1 kali diubah
teddy MAYJEN KOSTER
Poin Brogader : 6978 Total Posan : 2070 Sejak : 08.12.06 Domisili : LeuwiLiang KorWil : LeuwiLiang NRA : 0090 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
Hidup Pertamax heheheh dari pada bingung, habis kalau dari awal kita dah pake pertamax trus tiba2 harganya melambung tinggi terus dan terus ya terpaksa dech kita campur pertamax 60% Premium 40%, soalnya kalau tuch thundie dr awalnya pake Pertamax trus tiba2 pake Premium hehehe pengalaman gw mbrebet mbrebet... mudah2an pemerintah ada solusi yang terbaik buat para Bikers.. yang rata2 kantongnya ga terlalu tebel hehehehe kalau emang Premuim di hapus dr peredaran yo wish kembali Ke pertamax. dari pada motor ga jalan moso thundie mau di isi air ledeng hehehehe
Rgds 3-002
Teddy_Yanuar Kolonel KOSTER
Poin Brogader : 6402 Total Posan : 1381 Sejak : 19.02.07 Domisili : Gunung Putri KorWil : Citeureup - Cibinong - cileungsi NRA : 0126 Jabatan : Ang. Resmi 126 Thunder :
125
Julukan : Pearl Blue Thunder Sikon : Manusia Hobi : 0
Hidup Pertamax heheheh dari pada bingung, habis kalau dari awal kita dah pake pertamax trus tiba2 harganya melambung tinggi terus dan terus ya terpaksa dech kita campur pertamax 60% Premium 40%, soalnya kalau tuch thundie dr awalnya pake Pertamax trus tiba2 pake Premium hehehe pengalaman gw mbrebet mbrebet... mudah2an pemerintah ada solusi yang terbaik buat para Bikers.. yang rata2 kantongnya ga terlalu tebel hehehehe kalau emang Premuim di hapus dr peredaran yo wish kembali Ke pertamax. dari pada motor ga jalan moso thundie mau di isi air ledeng hehehehe
Rgds 3-002
Bro Teddy, drpd nyampur Premium-88 dan Pertamax-92, mendingan pakai BBM hibrida aja ... ... yg dgn kadar oktan antara Premium-88 dan Pertamax-92, yakni Premium-90 ... !!! Lbh tinggi 2 nomor oktan drpd Premium-88 dan lbh rendah 2 nomor oktan drpd Pertamax-92. ... Sebenarnya Premium-90 adalah Pertamax-90 yg diproduksi kembali ... ... ... krn sekarang rata2 kendaraan adalah 4-tak dgn rasio kompresi minimum 9 ... !!! ...
go_retro LETKOL KOSTER
Poin Brogader : 6057 Total Posan : 818 Sejak : 15.10.07 Domisili : bejat Jabatan : Ang. Forum Thunder :
Hidup Pertamax heheheh dari pada bingung, habis kalau dari awal kita dah pake pertamax trus tiba2 harganya melambung tinggi terus dan terus ya terpaksa dech kita campur pertamax 60% Premium 40%, soalnya kalau tuch thundie dr awalnya pake Pertamax trus tiba2 pake Premium hehehe pengalaman gw mbrebet mbrebet... mudah2an pemerintah ada solusi yang terbaik buat para Bikers.. yang rata2 kantongnya ga terlalu tebel hehehehe kalau emang Premuim di hapus dr peredaran yo wish kembali Ke pertamax. dari pada motor ga jalan moso thundie mau di isi air ledeng hehehehe
Rgds 3-002
Bro Teddy, drpd nyampur Premium-88 dan Pertamax-92, mendingan pakai BBM hibrida aja ... ... yg dgn kadar oktan antara Premium-88 dan Pertamax-92, yakni Premium-90 ... !!! Lbh tinggi 2 nomor oktan drpd Premium-88 dan lbh rendah 2 nomor oktan drpd Pertamax-92. ... Sebenarnya Premium-90 adalah Pertamax-90 yg diproduksi kembali ... ... ... krn sekarang rata2 kendaraan adalah 4-tak dgn rasio kompresi minimum 9 ... !!! ...
Salam Koster,
Emang dah di jual ya Bro,? kadar yang 90 oktannya
Rgds 3-002
[BOETHO] Donatur KOSTER
Poin Brogader : 7062 Total Posan : 4615 Sejak : 19.04.07 Domisili : Trenggalek - Bogor KorWil : Bogor NRA : 0013 Jabatan : Ang. Pendiri Thunder :
125
Julukan : Big Black Beauty Sikon : MENGERIKAN.... Hobi : MANASIN ORANG Slogan : ADA APA YAH...??
ya udah disesuaikan dengan kocek kita masing2 aja bro... kalo tgl tua yah pake premium/shell-super/petronas... kalo tgl muda pake pertamax / pertamax plus/shell-super extra /petronas... nah kalo tgl pas di tengah2....itu liat SIituasi KONondisi TOLoleransi PANdangan dan JANGngkauan....he...he... boleh premium/shell-extra/petronas + pertamax !
Oke bro.........
brorokrs MAYJEN KOSTER
Poin Brogader : 6691 Total Posan : 2178 Sejak : 08.01.08 Domisili : Pasar Rebo-Cikarang PP with Thundie KorWil : Jakarta Utara | KOSTRAD NRA : 0242 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
125
Julukan : rokrsthunder Sikon : baru punya atu anak.... Hobi : Hiking-Fishing-Touring Slogan : Jiwa yang sudah terdidik akan dapat menguasai fisik. Bagi orang yang berakal, hidupdalam kesusahan bersama orang2 berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang2 bodoh.
Subyek: Pemerintah Mendesain Ulang Jenis BBM 21.02.08 15:09
......semoga Bermanfaat !!!
Mulai tahun depan, konsumen harus jeli jika masuk pom bensin. Bersamaan dengan penerapan kebijakan pengurangan premium bersubsidi, pemerintah akan mendesain ulang jenis BBM yang dijual SPBU.
Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso menjelaskan, nanti ada tiga jenis pom bensin, yakni pom bensin yang hanya menjual premium oktan 88 (premium bersubsidi yang sekarang dijual di semua SPBU), hanya menjual premium oktan 90 (BBM baru), dan menjual keduanya. "Pemerintah akan membatasi pom bensin di wilayah tertentu yang boleh menjual premium oktan 88 yang kini disubsidi," jelasnya kemarin.
Pom bensin yang berada di jalan protokol, perumahan elite, dan jalan tol tidak lagi menjual premium oktan 88, tapi hanya menjual premium oktan 90. Pom bensin lain tetap menjual premium oktan 88 atau menjual keduanya, oktan 88 dan oktan 90.
Luluk yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh karawitan itu menegaskan, prinsip program pembatasan premium bersubsidi adalah keadilan. "Artinya, masyarakat yang tergolong mampu diarahkan membeli premium oktan 90 yang lebih mahal, sedangkan yang tidak mampu boleh membeli oktan 88 (premium bersubsidi)," tegasnya. Dengan tidak ada pemaksaan terhadap konsumen premium tersebut, pemerintah berharap tidak timbul gejolak sosial saat program dilaksanakan.
Luluk juga mengatakan, premium oktan 90 masih akan mendapatkan subsidi. Namun, jumlahnya kecil dan tetap. Dengan mekanisme subsidi tetap, harga premium oktan 90 akan berubah-ubah mengikuti harga pasar. Kalau harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) mencapai USD 82 per barel, harga premium oktan 90 berkisar Rp 6.750 per liter. "Pemerintah akan menentukan formula subsidinya, sedangkan penentuan harga bisa dilakukan pemerintah atau Pertamina," jelasnya. Luluk juga menambahkan, perusahaan seperti Shell atau Petronas bisa saja menjual premium oktan 90, namun tidak akan mendapatkan subsidi.
Saat dikonfirmasi, Deputi Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Hanung Budya mengatakan, Pertamina juga mengajukan usul tiga harga premium bersubsidi oktan 90 yang disesuaikan dengan perkiraan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada 2008.
Kisaran harga yang ditawarkan Rp 5.500 sampai Rp 7.400 per liter. Subsidi pemerintah untuk premium oktan 90 diusulkan tetap, yaitu Rp 500 per liter. Untuk ICP USD 70 per barel, Pertamina memperhitungkan harga pasar premium oktan 88 Rp 5.600 per liter, harga pasar premium oktan 90 Rp 5.900 per liter sehingga harga jual premium oktan 90 yang diajukan adalah Rp 5.500. Pada ICP USD 80 per barel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 6.200 per liter dengan patokan harga pasar premium oktan 88 Rp 6.600 per liter, sedangkan harga pasar premium oktan 90 Rp 6.600 per liter.
Pada ICP USD 90 per barrel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 7.100 per liter dengan perkiraan harga pasar premium oktan 88 Rp 7.300 dan harga pasar premium oktan 90 Rp 7.400 per liter. "Namun, usul itu baru dibahas di internal Pertamina dan belum diajukan ke pemerintah," ujar Hanung.
Dalam usul Pertamina juga disebutkan pengalihan pemakaian premium bersubsidi oktan 88 ke oktan 90 dilakukan bertahap mulai tahun 2008 sampai 2010. Tahun 2008, Pertamina mengusulkan pengalihan premium dilakukan di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Batam, dan Bali. Tahun 2009, pengalihan ditargetkan sudah dilakukan di seluruh Jawa dan tahun 2010 mencapai Sumatera dan Kalimantan.
Selain faktor jumlah pemakaian, Pertamina mempertimbangkan kesiapan infrastruktur tangki timbun dan tempat pengisian. Di Jabodetabek, Pertamina akan menghilangkan premium oktan 88 di 20 ruas jalan tol. Kawasan perumahan elite, seperti Pondok Indah, Kelapa Gading, Bumi Serpong Damai, dan Menteng, menjadi target pengalihan.
Pada kesempatan terpisah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menjamin, meskipun Premium oktan 90 diluncurkan, pemerintah menjamin tidak akan menaikan harga premium bersubsidi. "Sampai akhir pemerintahan SBY, tidak ada kenaikan harga premium," ujar Paskah setelah memberikan paparan dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2007 di Jakarta Convention Centre (JCC) kemarin (5/12).
Saat ini, jelas Paskah, beban subsidi BBM di luar listrik yang ditanggung pemerintah Rp 60 triliun. Ditambah listrik, jumlahnya naik menjadi Rp 87 triliun. Itu didasarkan pada asumsi harga minyak per barel USD 60. Harga seliter premium di pasar dunia saat ini, jika dirupiahkan, adalah Rp 6.500, sedangkan harga premium di Indonesia Rp 4500. Berarti pemerintah mensubsidi konsumen Rp 2.000.
Kalau subsidi tetap dipaksakan, Paskah memprediksi, uang negara yang bakal dikucurkan itu bisa membengkak sampai Rp 150 triliun hingga Rp 160 triliun. "Itu angka yang fantastis, hampir seperempat nilai APBN," tambah Paskah.
Pembatasan pemakaian premiun, jelas Paskah, akan dilakukan secara bertahap mulai dari Jabodetabek yang mengonsumsi 5 juta kiloliter premium, mendominasi pemakaian premium di Indonesia sebanyak 17 juta kiloliter. Diharapkan Rp 6 triliun uang negara dihemat dari tahap coba-coba di Jabodetabek mulai awal 2008.
Menurut Paskah, pihaknya sedang menelaah operasionalisasi kebijakan tersebut. "Pasti ada dampak. Bisa saja orang beramai-ramai ngantre," ujar Paskah. Penolakan masyarakat dengan cara beramai-ramai turun ke jalan pun tak mustahil terjadi.
Jika program substitusi premium berhasil, Paskah mengungkapkan kebijakan serupa akan diberlakukan pada solar maupun kerosene.
king syahriar PELTU KOSTER
Poin Brogader : 6006 Total Posan : 317 Sejak : 08.12.07 Domisili : Surakarta Hadiningrat Jabatan : Ang. Forum Thunder :