PERFORMA: Suzuki Thunder Pakai Pertamax! Bukan Premium!

PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125, pag 18, wrote:

BAHAN BAKAR

Disarankan agar menggunakan bahan bakar tanpa timbal dengan kadar oktan sekurang-kurangnya 90.

JENIS, MACAM, DAN TIPE MESIN - SILSILAH MESIN SUZUKI THUNDER

FUEL'S OCTAN RATE|NUMBER >= ENGINE'S COMPRESSION RATIO x 10, atau

NOMOR|KADAR OKTAN BBM >= RASIO KOMPRESI MESIN x 10

PEDOMAN PEMAKAIAN DAN PERAWATAN SUZUKI THUNDER 125, pag 35, wrote:

SEPESIFIKASI

MESIN

Perbandingan kompresi .......... 9,2 : 1

BEDAH TERMODINAMIK MESIN SUZUKI THUNDER: FORMULASI DAN KALKULASI RASIO KOMPRESI MESIN

SILINDER, KAMAR BAKAR, DAN RASIO KOMPRESI: MENGHITUNG RASIO KOMPRESI

TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN

1. mesin mengelitik, terjadi ketukan (knocking) dan letupan (detonation) dlm kamar bakar (combustion chamber), krn ada pembakaran BBM pra-penyalaan (pre-ignition) alias pembakaran dini, sebelum busi menghasilkan percikan (spark).
   
   
2. pembakaran tdk sempurna.
   
   
3. BBM lbh boros drpd semestinya.
   
   
4. efisiensi mesin menurun dibawah nilai semestinya.
   
   
5. terjadi endapan kerak arang|karbon dlm kamar bakar, permukaan piston|zuiger, dan dinding silinder.
   
   
6. terjadi pembuangan CO diatas kadar semestinya.
   
   
7. tenaga mesin tak dpt dihasilkan secara penuh.
   
   
8. akselerasi|percepatan yg lamban.
   
   
9. komponen mesin lbh cepat aus dan rusak.
   
   
10. usia mesin lbh singkat | MTBF (mean time before failure) menurun.

MEMAHAMI MESIN SUZUKI THUNDER: MESIN MENGELITIK

BERAPA SIH TOP SPEED THUNDIE KAMU?: MY THUNDIE ... ENGINEERED FOR EFFICIENCY

TEKNOLOGI PENGIRIT BBM | PENINGKAT KINERJA MESIN

wite wrote:

Salam bikers...
salam KOSTER...

bro ane mo nanya...mtor ane klo pke pertamax larinya malah berat..
tpi klo premium rada enteng...
ni kesalahan di motor ane taw di pertamax'y???
mohon pencerahan'y dulur??...thank's

wite wrote:

Salam bikers...
salam KOSTER...

bro ane mo nanya...mtor ane klo pke pertamax larinya malah berat..
tpi klo premium rada enteng...
ni kesalahan di motor ane taw di pertamax'y???
mohon pencerahan'y dulur??...thank's

Daverson wrote:

wite wrote:

Salam bikers...
salam KOSTER...

bro ane mo nanya...mtor ane klo pke pertamax larinya malah berat..
tpi klo premium rada enteng...
ni kesalahan di motor ane taw di pertamax'y???
mohon pencerahan'y dulur??...thank's

Pertamaxnya yg Bio ato Biasa,coba isi Shell super terasanya bagaimana

T1aZ wrote:

Pagi semuaaa...!!!

Bro, boleh dong bagi2 pengalamannya ama yg udah pernah pake pertamax buat T250, terutama yg penggunaan jarak jauh sehari2 (saya Bogor-Jakarta PP).
Soalnya dulu pernah coba pake pertamax, tapi mesin kok makin panas ya? Biji berasa kepanggang.
Normal ngga, bro? Apa karena emang cc nya beda? Apa anomali mesin?
Maklum...


Trus, kalo kalo emang lebih irit, kan selisihnya kira2 seribu perak ama premium, apa ngga sebaiknya balik pake pertamax lagi?


Tengkiu buat sharingnya...

:brapo koster:

boybowie wrote:

Betul Bro, mesin thundie memang cepat panas.
Apalagi jalanan di jakarta yang macet, makin panas deh.
Saya kalo di lampu merah selalu matikan mesin... hehehehe..!

oenank-jtc wrote:

T1aZ wrote:

Pagi semuaaa...!!!

Bro, boleh dong bagi2 pengalamannya ama yg udah pernah pake pertamax buat T250, terutama yg penggunaan jarak jauh sehari2 (saya Bogor-Jakarta PP).
Soalnya dulu pernah coba pake pertamax, tapi mesin kok makin panas ya? Biji berasa kepanggang.
Normal ngga, bro? Apa karena emang cc nya beda? Apa anomali mesin?
Maklum...


Trus, kalo kalo emang lebih irit, kan selisihnya kira2 seribu perak ama premium, apa ngga sebaiknya balik pake pertamax lagi?


Tengkiu buat sharingnya...

:brapo koster:

mesin T250 pada dasarnya emang panas, bahkan melebihi REGIT ato OIPROCS apalagi di pkein pertamax, makin panas deh tuh mesin

solusi paling mudah u/ mengurangi panas mulai dari oli mesin, pilih yg bagus
klo ane pke supersyn gold + pke Xado, lumayan bwt ngurangin panas mesin T250 yg amit2...

ROBIN 151 wrote:

Daverson wrote:

wite wrote:

Salam bikers...
salam KOSTER...

bro ane mo nanya...mtor ane klo pke pertamax larinya malah berat..
tpi klo premium rada enteng...
ni kesalahan di motor ane taw di pertamax'y???
mohon pencerahan'y dulur??...thank's

Pertamaxnya yg Bio ato Biasa,coba isi Shell super terasanya bagaimana

son


sosialisasikan produk dalam negeri...
demi kemakmuran bangsa..

ROBIN 151 wrote:

sosialisasikan produk dalam negeri...
demi kemakmuran bangsa..

Bro Robin and All, sptnya semboyan tsb tdk begitu relevan atau kontesktual ya? setidaknya utk sektor MIGAS (minyak dan gas bumi). Yg saya tahu persis, dimana ada perusahan MIGAS asing di suatu pulau atau kepulauan, provinsi, daerah atau wilayah, di Indonesia, minimum jalan raya di kotamadya, kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan atau desa beraspal licin, klinik dan pusat kesehatan bahkan mungkin rumahsakit maju, sekolah-sekolah terutama SD dan SMP berdiri kokoh, begitu juga rumah ibadah, perkantoran, pusat pertokoan dan perbelanjaan modern, hingga restoran, kafe, sampai pusat hiburan malam, dan bahkan bandara tak luput dari pembenahan. Ini bukan saja krn kebutuhan dr perusahaan MIGAS bersangkutan , krn tuntutan lingkungan hidup para ekspatriat, dan komitmen perusahaan atas kesehjateraan karyawan, pekerja, dan keluarganya, tp juga bisa kita katakan sebagai dampak bagian implikativ dr persetujuan kontrak dgn yg punya negara. Silahkan lihat juga artikel berkaitan dgn ulasan ini, meski bukan di Indonesia, tp bisa jadi ukuran perbandingan, dlm forum ini, dlm topik LENSA: SALJU DI SAHARA . . .

ROBIN 151 wrote:

sosialisasikan produk dalam negeri...
demi kemakmuran bangsa..

Bro Sekalian, sebagian besar perusahaan minyak dan gas bumi multinasional asing kaliber dunia, terutama yg memiliki perusahaan subsider [incorporated] di Indonesia, spt, Shell Indonesia, CalTex (California-Texas) Pacific Indonesia, Exxon-Mobil Indonesia, Total Indonesche, British Petroleum Indonesia, Stanvac Indonesia, dlsb . . . dst . . . msh banyak lagi, hingga PetroNas, semuanya adalah dlm kontrak bagi-hasil (production-sharing) dgn PERTAMINA (perusahaan tambang minyak negara), dlm komposisi sekitar 60 : 40, atau sebagian dari mereka berfungsi sbg operator, atau bentuk kontrak kerjasamana lainnya dgn PERTAMINA sbg tuan rumah atawa persisnya si empunya lahan. Artinya, mereka bukan membawa minyak dan gas dari luar ke dalam negeri, tapi justreru sebaliknya, dari Indonesia ke negara mereka, dimana sebagian dari hasil eksplorasi mrk adalah menjadi hak PERTAMINA. Dan ini sdh berlangsung puluhan tahun sejak dulu. Jadi minyak yg mereka jual di Indonesia boleh dikata . . . adalah minyak yg sama dgn yg dijual oleh PERTAMINA, dan bahkan bila mrk kekurangan stok, mrk membeli dari PERTAMINA, atau sebaliknya. Jadi hanya beda plakat, beda warna, tp isinya lebih kurang sama, . . . yah paling beda sedikit bumbu pemanis atawa penyedapnya, katakanlah zat subtraktiv, zat additiv, zat protektiv | engine protector, octan improver, . . . dan combustion catalisator, dan itu sdh menjadi identitas dan trademark tiap produser. BTW, jika dulu bisnis SPBU di Indonesia msh dlm KOMPETISI MONOPOLI [banyak pembeli, tersedia banyak produk berbeda, dan penjualnya sedikit atau hanya satu, i.e. PERTAMINA], maka kini dgn masuknya Shell dan PetroNas ke bisnis SPBU di Indonesia, persaingan pasar mulai memasuki kancah KOMPETISI OLIGOPOLI [banyak pembeli, tersedia banyak produk serupa, dan penjualnya sedikit] dan bisa saja kelak bergeser ke KOMPETISI MONOPOLISTIK [banyak pembeli, tersedia banyak produk berbeda, dan penjualnya banyak]. Dgn demikian ini juga memberikan keuntungan bagi konsumen, krn adanya bbrp pilihan dgn perbedaan mutu dan harga yg relativ cukup berarti bagi kebanyakan org. . . .

ROBIN 151 wrote:

sosialisasikan produk dalam negeri...
demi kemakmuran bangsa..

Perihal beda harga, itu wajar, krn menyangkut bbrp faktor spt, biaya prospekting, akuisisi, eksplorasi, eksploitasi, produksi dan pemasaran, dan tentu pajak-pajak dan kompensasi aspek legal, dan . . . spt pernah sy katakan, harga minyak dan gas bumi juga dipengaruhi oleh kepentingan politik, dgn kata lain, ia bukan saja sekedar komoditas ekonomi, tp juga sdh menjadi komoditas politik. Silahkan lihat dlm forum ini, dlm topik LENSA: FLUKTUASI HARGA BBM DI INDONESIA DAN DUNIA Dan perlu dicatat bahwa mayoritas produksi PERTAMINA adalah hasil prospekting, akuisisi, eksplorasi kontraktor asing. Dan juga perlu dicatat bahwa kontraktor asing yg membuka SPBU di Indonesia hrs membayar suatu nilai kompensasi kepada PERTAMINA. Jadi perkenan PERTAMINA atas dibukanya SPBU asing bukan suatu hal yg tak membawa keuntungan finansial bagi PERTAMINA, disamping adanya penyerapan tenaga kerja "non-expert" bagi negara. FYI, lbh 70% tenaga kerja "expert" di bidang MIGAS asli Indonesia sdh diserap oleh perusahaan minyak dan gas bumi multinasional asing atau jasa berkaitan dengannya, baik didalam maupun diluar negeri, krn kompensasi: gaji, benefit | tunjangan, insentiv | ransangan, dan allowance | kelapangan, yg 2, 3 s/d 5 kali lipat drpd yg dpt diberilkan oleh PERTAMINA. Katakanlah, sbg misal: high-pay, carrer development, personality improvement, opportunity, work environment, paid meal, paid transportation, paid vocation and leave with pay, paid education, paid medical, paid travel, paid return to point of origin for the whole family, housing | home ownership program, insurance, retirement, etc. Just for example, contoh konkrit, pd 1983 ketika MOI (PT Mobil Oil Indonesia inc.) [sblm merged jadi Exxon-Mobil] berani membayar saya Rp 1,8 per bulan, ELNUSA (PT Elektronika Nusantara) [subsidiari PERTAMINA] hanya berani membayar saya Rp 600 ribu per bulan utk jenis pekerjaan yg sama. Lalu 20 thn kemudian, pd 2003, ketika PERTAMINA Pusat menawarkan kpd saya kompensasi Rp 20 juta per bulan, kontraktor Perancis dan kontraktor Arab berani menawarkan kpd saya Rp 60 juta per bulan utk posisi dan tanggungjawab sama. Ini blm termasuk benefit, insentiv, dan allowance. Anyone wants to testify? [Kayaknya Bro Jay nih lagi makmur semenjak jadi bajing loncat di foreign oil service company . . . bisa punya moto 125 dan 250 full modif plus beli rumah lumayan gede . . . and kawin . . . eh . . . nikah lagi aja belon nih . . . and juga Bro Dimas Mimin yg sekarang lagi kebajiran proyek nih . . . travel travel aboard melulu . . . en bentar lagi mau merried . . . stlh ngumpulin banyak duit . . . he he he . . .] Ini semua hanya sbg gambaran bahwa kontraktor MIGAS asing bisa bawa kemakmuran bangsa juga dan atau setidaknya bikin makmur sebagian anak bangsa, terutama "expert level professionals" dan "experienced skiled persons", dan tentu dgn keluarganya. But, ini tak berarti kita hrs kehilangan nasionalisme. Apalagi sekarang sdh masuk era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi world wide web. FYI, sy secara individual sdh lbh 10 thn melanglang buana sbg kontraktor dan konsultan ahli seismologi dan geofisika perminyakan di departemen eksplorasi dan prosesing di hampir semua perusahaan multinasional minyak dan gas bumi di Indonesia, termasuk bbrp perusahaan mutinasional jasa prosesing data akusisi, jadi kurang-lebih atau sedikit-banyak tahu kisah perjalanan darimana dan kemana sang minyak dan gas bumi nusantara ini datang dan perginya . . . Semoga bisa dicerna dan berguna . . .