Pelumas adalah bahan penting bagi kendaraan bermotor. Memilih dan
menggunakan pelumas yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor anda,
merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar
tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan.
Umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin.
Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni antara lain
sebagai; Pendingin, Pelindung dari Karat, Pembersih dan Penutup Celah pada
Dinding Mesin.
Semua Fungsi tersebut adalah sangat erat berkaitan; sebagai Pelumas, Oli
akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus,
sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal. Selain itu
Oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang
mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun
kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin
kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa
oli.
Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru (dan/atau relatif Baru
berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan
tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru (dengan
teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil,
sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada
dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah
timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang
lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi
sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian
oli.
SPESIFIKASI OLISemakin banyaknya pilihan oli saat ini, tidak semestinya membuat bingung.
Ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan Acuan; antara lain, kenali
karakter kendaraan anda (spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas
anda berkendara (suhu, kelembaban udara, debu, dsbnya.).
Tingkat kekentalan oli yang juga disebut "VISKOSITY-GRADE" adalah ukuran
kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu
menjadi prioritas terpenting dalam memilih Oli. Kode pengenal Oli adalah
berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive
Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan
tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka
yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan
dari Winter. SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan
SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan
kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin
start pada kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas
normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50
menurut standar SAE.
Mutu dari oli sendiri ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum
Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. API: SL, kode
S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua
mununjukkan nilai mutu oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik
dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan
kebutuhan mesin modern.
- SF/SG/SH - untuk jenis mesin kendaraan produksi (1980-1996)
- SJ - untuk jenis mesin kendaraan produksi (1996 - 2001)
- SL - untuk jenis mesin kendaraan produksi (2001 - 2004)
Perhatikan peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin,
atau diesel (2 tak atau 4 tak), peralatan industri, dan sebagainya. Untuk
memilih kualitas pelumas yang cocok, kita dapat mengacu pada API Service
(American Petroleum Institute), JASO (Japan Automotive Standard
Association), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles),
DIN (Deutsche Industrie Norm), dan lain-lain yaitu acuan untuk kerja
(performance) pelumas berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh lembaga
independen industri pelumas international.
Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama ada standar APInya. Oli
mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli synthetic dari
hasil campuran kimia. Bahan oli synthectic biasanya PAO (PolyAlphaOlefin).
Jadi oli Mineral API SL kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic API SL.
Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin2 berteknologi terbaru (turbo,
supercharger, dohc, dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik
(racing) dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana
hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna. Oli synthetic
tidak disarankan untuk mesin yang berteknologi lama dimana celah antar part
biasanya sangat besar/renggang sehingga bila menggunakan oli synthetic
biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk keruang pembakaran dan
ikut terbakar sehingga oli cepat habis dan knalpot agak ngebul.
Berikut beberapa keunggulan oli synthetic dibandingkan oli mineral :
- Lebih stabil pada temperatur tinggi
- Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
- Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
- Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
- Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien
- Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin
- Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun 2001 keatas disarankan sudah
menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan
mineral oil) atau fully-synthetic.
Note: Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
Oli untuk motor sampai saat ini belum dapat informasinya yang sudah API SL.
Oli motor synthetic hampir semuanya baru SJ, kalo mineral mungkin baru
SG/SH.
Mineral Oil :
§ Sprinta 2000 : SAE 20W-50, API SG
§ Evalube 4T : SAE 20W-50, API SF
§ Mesran Super : SAE 20W-50, API SG
§ Enduro 4T : SAE 20W-50, API SG
§ Penzoil Motorcycle 4T : SAE 20W-50, API SF
Oli yang bagus (biasanya synthetic) mampu memberikan lapisan film tipis yang
pada komponen metal yang bergerak yang mana berguna untuk mengurangi gesekan
komponen metal sehingga suara mesin jadi lebih halus dan tarikan lebih
mantap.
Pada intinya milih oli hampir sama dengan milih bini (cocok2an) tapi ada
garis besarnya yang bisa di-ikuti :
- Disarankan jangan menggunakan oli untuk mobil ke motor anda sebab ada bahan di-oli mobil yang harus dikurangi bahkan dihilangkan tetapi di motor harus agak banyak untuk meredam gesekan karena putaran mesin motor lebih tinggi dan lebih berat kerjanya.
- Motor tahun 2001 keatas disarankan menggunakan Oli API SG keatas misal API SH/SJ atau SL. SAE bisa 20w50 atau 10w40. Usahakan yang Semi Sintetik karena lebih licin sehingga bisa masuk kecelah2 metal mesin yang sempit dan tahan
oksidasi sehingga kualitas oli tidak gampang rusak dan mesin jadi lebih bersih dan tentunya tarikan jadi lebih mantap.
Disarankan juga untuk menggunakan Pelumas yang memiliki dan mencantumkan Nomor Pelumas Terdaftar Untuk melindungi kepentingan masyarakat atas mutu pelumas yang beredar di dalam negeri pelumas sesuai dengan Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1693.K/34/MEM/2001 tanggal 22 Juni 2002. Pelumas yang memiliki NPT adalah pelumas yang telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis serta lulus uji laboraturium terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal MIGAS. NPT dapat diidentifikasikan dengan 12 digit huruf dan angka Contoh :
DEPTAMBEN RI NPT
: AB25E4110199 atau DESDM RI NPT : AC66E1054104.
MITOSMinimnya pengetahuan tentang perkembangan teknologi pelumas, menyebabkan timbulnya banyak mitos di masyarakat. Sebagai contoh, saat mengganti oli mesin ... oli bekas berwarna hitam ... sering dianggap oli berkualitas buruk.
Padahal justru sebaliknya, perubahan warna oli menandakan bahwa oli telah bekerja dengan baik sebagai pelarut kotoran. Selanjutnya kotoran akan terbawa keluar pada saat pergantian oli dilakukan, karenanya dinding mesin akan terbebas dari kerak.
Dilain pihak, apabila perubahan warna tersebut terjadi dalam kurun waktu yang sangat dekat (terhitung sejak saat pergantian pertama), itu menandakan kemungkinan adanya kerusakan komponen didalam mesin sehingga oli cepat teroksidasi.
Kita jangan bingung2, pake aja oli yang bagus (mungkin harus 2-4 kali coba baru dapet, kayak pacaran aja kalau cocok jadi bini).
Kalau dilihat dibuku petunjuk motor hampir tidak disebutkan merk oli dan yang disebutkan hanya API SG 20w50 atau yang lebih baik. Jadi kalau anda pakai oli yang lebih baik kenapa takut garansi batal? Coba tanya ke staff AHASS hal ini, apa jawaban mereka?
Untuk mencoba oli baru bisa ikuti prosedur berikut :
- Sebelum ganti oli, coba bersihkan saluran bahan bakar dan kerak yang mungkin ada di mesin. Tidak usah bingung, bisa pakai carburator cleaner yang dituang ke tangki misal merk STP. Lakukan tiga hari sebelum ganti oli dan motor dipakai seperti biasa dan kalau bisa kecepatan agak tinggi, ini untuk
membersihkan saluran bahan bakar dan endapan karbon.
- Ganti oli dengan oli baru yang sesuai (jangan lupa ada JASO MA) termasuk filter olinya. Lakukan penggantian oli pada kondisi mesin panas agar oli lama keluar semua.
- Coba deh pakai selama seminggu ada perubahan yang enak gak? kalau nggak berarti olinya tidak cocok. Perubahannya : - Suara mesin jadi lebih halus, tarikan lebih ringan, tenaga lebih mantap.
Oli merk apapun kalau sudah mendapat sertifikasi API (SG/SH/SJ/SL) dan JASO MA berarti oli itu sudah memenuhi standar baku yang cukup bagus dan memenuhi semua unsur yang diperlukan oleh mesin. Masalahnya banyak oli di Indonesia
tidak ada ada sertifikasi tersebut. Coba lihat kemasan oli anda, kalau tidak ada sertifikasi tersebut apakah anda rela mesin anda menderita sengsara dan akhirnya turun mesin bahkan ganti mesin?
Ternyata oli mineral gak cocok untuk motor baru, so yang pakai repsol moto 15W50 siap2 ganti aja Jangan Keliru Memilih Oli Mesin MINYAK pelumas atau oli tidak akan terpisahkan dengan mesin kendaraan bermotor. Tanpa oli, mesin rontok. Bila oli berkurang, komponen akan cepat aus akibat gesekan antara kedua permukaan komponen. Karena itu, kelangsungan hidup mesin amat
dipengaruhi oleh oli. Makin besar kerja mesin, makin penting peran oli.
Hal serupa juga terjadi pada sepeda motor, terutama di kota-kota besar, dimana lalu-lintas cenderung macet, ruwet, dan suhu kian panas. Mengingat penting dan peranannya, oli menjadi ladang bisnis menggiurkan paling tidak tiap 2.000 km sampai 5.000 km-- oli harus diganti. Berbagai merek dan jenis oli pun bermunculan di pasaran. Mulai dari oli biasa (konvensional) yang disebut pelumas mineral, sampai oli sintetis dan semi sintetis.
Perbedaan ketiga jenis oli ini, bisa dilihat dari komponen dan unsur di dalamnya. Pelumas konvensional, umumnya terdiri atas 90% minyak dasar (crude oil), hasil penyulingan minyak bumi, ditambah 10% campuran bahan kimia aditif guna meningkatkan kinerjanya. Bahan kimia yang dipakai sebagai campuran biasanya detergen (pembersih), antioksidasi dan Index Viscosity Imorover (campuran peningkat kekentalan). Penggabungan unsur-unsur itu membentuk oli yang mampu melumasi mesin. Pelumas sintetis, sebagian besar
atau seluruhnya terdiri atas bahan-bahan aditif. Jumlahnya menentukan jenis oli sintetisnya. Oli sintetis penuh (full synthetic oil) mengandung 100% bahan aditif, yaitu minyak dasar bahan kimia yang bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi. Sedangkan oli semi sintetis pelumas yang dibuat dengan menggunakan minyak dasar bahan kimia dicampur minyak mineral.
Mengingat proses pengolahannya tidak lagi mengandalkan minyak dasar, bahan kimia yang banyak diaplikasi sebagai pengganti antara lain ester asam berbasa dua, ester organo fosfat, ester-silikat, glicol-polialkilena, silikon, klorida sert fluor hidrokarbon. Mengingat bahannya masih alami,
oli mineral amat cocok untuk motor motor lawas, seperti Honda C-70, Honda
C-90Z, Supercup, Astrea 800, Yamaha V-75, Suzuki Crystal, Binter Mercy, dan
sebagainya. Kelebihannya, oli tak mudah menguap saat mesin ada pada
temperatur ideal, sehingga jeroan yang sudah aus tidak bertambah parah.
Untuk mesin motor baru seperti Honda Supra, Karisma, Astrea Impressa, Yamaha
F1-Z, RX-King, RX-Z, Kawak Ninja, Yamaha Vega, Yupiter, Kawak Kaze, Suzuki
Shogun, dan sebagainya, bisa memakai oli semi-sintetis. Perpaduan unsur mineral dan kimia, mampu menjaga kondisi mesin tetap prima, tanpa meninggalkan kemampuan untuk melindungi komponen dalam mesin. Sedangkan oli full synthetic sangat cocok dipakai pada motor balap yang mesinnya terus menerus digeber pada putaran (rpm) tinggi. Oli ini mampu melumasi seluruh bagian mesin sampai di sela-sela kecil sekalipun. Tingkat kekentalannya pun stabil meski dalam kondisi ekstrem, dan mampu menjaga mesin meski pada suhu tinggi. Klasifikasi oli sintetis tidak berbeda dengan oli biasa. Pelumas sintetis mempunyai jenis klasifikasi tingkat kekentalan tunggal (single grade), misalnya SAE 20, SAE 40 dan SAE 50. Ada juga jenis klasifikasi tingkat kekentalan jamak (multigrade) antara lain SAE 15W-50 atau SAE 20W-50. Bahkan, pada aplikasi motor balap atau mesin berteknologi mutakhir, tingkat kekentalannya sering dibuat sangat ekstrem, misalnya SAE
5W-50, SAE 10W-60. Mengingat oli sintetis memiliki banyak keunggulan dan proses pembuatannya lebih rumit dibanding oli biasa, harganya pun relatif mahal. Nah, untuk memilih oli yang pas, sesuaikan dengan kebutuhan mesin
motor Anda. (amn)
Credits to: TCI Forum