Poin Brogader : 7518 Total Posan : 5143 Sejak : 19.08.08 Domisili : RawaMangun KorWil : Jakarta Pusat NRA : 0728 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
250
Julukan : Darknight Status :
lajang
Sikon : Single Hobi : Nonton Film Slogan : ** A little love can make a bi
Subyek: MAINTENANS: Kode SAE Oli | Minyak Pelumas 17.01.09 18:29
Kekentalan merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas. Sebenarnya viskositas tidak sama dengan kekentalan. Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan table SAE J 300 tahun 1999.
Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yg dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE SAE 40, SAE 10w, SAE 20w50, SAE 15w50, SAE 10w40, SAE 15w40, dst. Selama ini mungkin para biker hanya tahu kalau tingkat SAE itu Cuma membedakan encer dan kentalnya suatu oli mesin. Padahal makna SAE sesungguhnya lebih dari itu …. Makna yg mungkin tidak terfikirkan selama ini…Makna yangg justru paling menentukan bagi nasib kondisi mesin motor Anda!!!
Pertanyaannya sekarang: "Apa makna sesungguhnya dari kode SAE tsb?" Yang mana tingkat kekentalan oli mesin yg cocok utk motor? SAE20w50,10w40, 15w40 atau 15w50? Benarkah kalau “tarikan enteng”pake oli encer, menandakan oli yg dipake cocok utk motor Kita?
Sekarang mari kita coba bahas satu persatu tingkat kekentalan oli mesin yg ideal buat motor!! Umumnya tingkat kekentalan untuk motor, bila dilihat dari kondisi iklim di Indonesia, performa mesin dan hasil pengujian, idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50. Sekarang Kita lihat kelebihan dan kekurangan masing2 tk. SAE ini. SAE20w50 Makna sesungguhnya: oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pada suhu 150 c dengan tingkat kekentalan tertentu. Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dalam perlindungan/perawatan mesin, khususnya untuk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang berjalan jauh, polusi dan beban berat. Pada kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tersebut, lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dengan logam. Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal untuk oli mineral/semi sintetis 120, untuk sintetis 145). Semakin banyak additiv viscosity index improver, semakin sensitif oli/kurang baik buat mesin motor, utamanya terhadap stress di gear. VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dengan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya. Untuk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Untuk motor bisa sebaliknya. SAE15w50 Makna sesungguhnya: oli mesin yang masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dengan tingkat kekentalan tertentu. Jenis oli relative sama dengan SAE20w50. Sedikit yang membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal untuk oli mineral 130, untuk sintetis 150). Semakin tinggi nilai VI artinya adalah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Untuk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relatif sensitif digunakan untuk motor yang menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch). Artinya oli jenis ini relatif lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50. SAE10w40 Makna sesungguhnya: oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dengan tingkat kekentalan tertentu. Jenis Oli yang relatif paling encer diantaranya ke 3 jenis oli lainnya. Oli ini relatif paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin. Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat. (Mis. sering dipake boncengan) Relatif sama dengan SAE 15w50, dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal untuk oli mineral 130, untuk sintetis 150). Apakah berarti paling bagus? Belum tentu…! Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI, semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal/oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini. Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya, perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah.. SAE15w40 Makna sesungguhnya: oli mesin yang masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dengan tingkat kekentalan tertentu . Nilai VI, minimal untuk oli mineral 125, untuk sintetis 145. Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yang paling pas.. Oli jenis ini relatif paling stabil kekentalannya dibandingkan yang lainnya. Masalahnya oli jenis ini jarang diaplikasikan untuk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai untuk kendaraan jenis mesin diesel, yang membutuhkan kestabilan kekentalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin diesel. Sebagai tambahan aditif VI adalah senyawa kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi tetapi sensitif terhadap stress di gear..
Selain hal diatas, hal yang terkait dengan perlindungan mesin motor adalah faktor tingkat kode API dan kode JASO MA.
Jenis SAE lainnya sah-sah saja dipakai sejauh anda tahu dan paham menyiasati oli tersebut. Namun untuk kondisi di Indonesia dan performa motor “wet clutch”, tingkat SAE diatas tidak ada salahnya-alias “kudu”- jadi prioritas pilihan Anda. Namun tentu semuanya kembali kepada Anda semuanya…mana menurut Anda yg palin cocok untuk tunggangan Anda…. Tetapi yg paling penting lagi dari semua hal diatas proporsional lah dalam menyiasati oli mesin...
Ok. Semoga bermanfaat…
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27463 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: MAINTENANS: Kode SAE Oli | Minyak Pelumas 17.01.09 18:41
SigitDarkCloud wrote:
Mau tanya Bro, API SG sama API SL itu bagus mana ya ?
Bro itu sama saja hanya beda tahun keluaran standar. Kalau ditinjau dr standar, meski demikian API SL sedikit lbh baik drpd API SG, ... begini ...
Itu kode standar dari API (American Petroleum Institute) .
Sebagai standar lain selain SAE (Society of Automotive Engineers) yg membagi grade minyak pelumas berdasarkan pd kekentalan | viskositas (viscosity): 10, 20, 30, 40, 50 utk W (winter) dan S (summer).
Huruf pertama, kode "S" itu berarti "spark ignition" dan "service" utk motor Otto atau motor bensin (Otto engine, gasoline engine). Padannya adalah kode "C" yg berarti "compression ignition" dan "commercial" utk motor Diesel (Diesel engine).
Sedangkan huruf kedua, D, E, F, G, H, J, L, atau M adalah menyatakan peringkat unjukkerja (performance level), D s/d H adalah standard lama, sedangkan J, L, dan M adalah standard baru pengganti standar lama.
Jadi API SL lebih baik drpd API SG dlm arti lebih maju krn telah melalui bbrp tes yg tidak dilalui oleh API SG.
Standar API ini telah melalui tes dasar sbb:
peningkatan temperatur minyak pelumas.
durasi atau lama periode pemakaian antara penggatian minyak pelumas sebagaimana disarankan oleh pabrikan kendaraan.
upaya utk mencapai unjukkerja mesin.
peningkatan utk standar proteksi lingkungan.
dll.
...
Semoga bermanfaat ...
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27463 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: MAINTENANS: Kode SAE Oli | Minyak Pelumas 17.01.09 18:50
Secara psikologis, konsumen akan merasa lbh aman dan nyaman bila mrk membeli produk yg dirancang khusus utk kendaraan mrk, meski pun secara teknis tak banyak berbeda.
. . . . . . . . .
Kupasan penjelasan lanjut teknik adalah sbb.
Pada dasarnya semua oli alias minyak pelumas (lubricant oil) adalah sama. Yang paling membedakan adalah tingkat kekentalan atau viskositas (viscosity). Ada oli yg lebih kental utk suhu panas dan ada oli yg agak encer utk suhu dingin, dan ada yg sedang saja. Semua oli memiliki kekentalan peka suhu (temperature dependent viscosity). Krn ada musim panas dan musim dingin, dibuat oli dgn sensitivitas berbeda thdp temperatur. Ada yg lbh tahan panas, dan ada yg lbh tahan dingin. Itu saja. Dlm produksi, lebih 90 % oli adalah oli, hanya sekitar 10 % zat aditiv.
Dulu tak ada perbedaan menyolok antara oli utk mesin bensin atau mesin Otto (gasoline engine, Otto engine) dan oli utk mesin solar atau mesin Diesel (Diesel Engine). Keduanya tergolong mesin BBM (petroleum engine). Tp kemudian dibuat oli yg lbh sesuai utk masing-masing jenis mesin.
Perbedaan menyolok antara mesin bensin | Otto dan mesin | Diesel adalah pd langkah atau tak (stroke) yg mempengaruhi tekanan atau desakan alias kompresi (compression). Jadi ada siklus termodinamik Otto dan ada siklus termodinamik Diesel. Tp secara fisik dua siklus ini tak berbeda banyak, mirip dan bersaudara. Letak utama perbedaan adalah pada kompresi terhadap bahanbakar. Jika mesin bensin menggunakan percikan busi utk membakar BBM, maka mesin solar cukup menggunakan kompresi utk membakar BBM.
Silsilah persaudaraan termodinamik mesin Otto dan mesin Disesel ini bisa dilihat dlm forum ini, dlm topik:
JENIS, MACAM, TIPE, DAN KATEGORI MESIN - SILSILAH MESIN SUZUKI THUNDER
Dalam silsilah klasifikasi ini, mesin bensin dan mesin solar adalah tergolong PRICE (petroleum reciprocating internal combustion engine).
SI-PRICE (spark ignition PRICE), PRICE penyalaan dgn busi, alias Otto PRICE.
CI-PRICE (compression ignition PRICE), PRICE penyalaan dgn kompresi | tanpa busi, alias Diesel PRICE.
Jadi perbedaan utama oli mesin bensin dan oli mesin solar adalah terletak pd ketahanannya thdp suhu panas mesin. Oli utk mesin solar relativ lbh tahan panas drpd oli utk mesin bensin.
Utk oli mesin bensin, ketahanan thdp suhu kompresi maksimum adalah 160 °C, sedangkan utk oli mesin solar, ketahanan thdp suhu kompresi maksimum adalah 315 °C.
Berkaitan dgn kekentalan oli, ada bbrp standar kode oli digunakan pabrikan, antara lain:
SAE (Society of Automotive Engineers)
API (American Petroleum Institute)
ACEA (Association des Constructeurs Européens d'Automobiles; Association of European Automobile Constructors)
JASO (Japanese Automotive Standards Organization)
ILSAC (International Lubricant Standardization and Approval Committee)
OEM (Original Equipment Manufacturer)
SAE tidak membedakan oli utk mesin bensin dan mesin solar. Tp membedakan oli utk musim panas (summer) dan musim dingin (winter), dgn kode S dan W. Jika tanpa kode berarti utk musim panas.
API membedakan oli utk mesin bensin dgn kode S (gasoline) dan oli utk mesin solar dgn kode D (Diesel), dan ada lagi oli utk gigi transmisi dgn kode G (gear). Ini adalah utk tujuan pemasaran (marketing purpose).
ACEA juga membedakan oli utk mesin bensin dgn kode A, dan utk mesin solar dgn kode B. Selain itu juga ada kode C utk mesin solar kendaran berat spt bis dan truk. Sekali lagi, ini juga lbh banyak berkiblat pemasaran (marketing oriented).
Konsumen akan merasa lbh aman dan nyaman bila mrk membeli produk yg dirancang khusus utk kendaraan mrk.
. . . . . . :melet lidah: . . . :gigi rontok:
Semoga bisa dicerna dan dipahami . . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27463 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :