MESIN MENGELITIK(C) 2006-2010 - E1 KOSTER 0115 Thunder RiderMesin kendaraan bermotor mengelitik (pinking) bila terjadi ketukan (knocking) atau letupan (detonation) sekitar waktu pembakaran (combustion) [langkah|tak 3 utk mesin 4 tag|stroke], sebelum (before, voor) atau sesudah (after, na) penyalaan (iginition, ontsteking).
Penyebabnya ada 3 kemungkinan, diurut berdasarkan pd kemungkinan tertinggi, salah satu saja atau kombinasi diantaranya.
1. pewaktuan penyalaan tdk tepat (incorrect ignition timming): terdahulu|dini (pre-ignition, premature) atau terlambat|telat (post-ignition, late).
2. terdapat banyak endapan kerak karbon dlm kamar bakar (combustion chammber), shg menggangu proses pembakaran normal.
3. nilai oktan bahanbakar rendah, shg mudah terbakar pd suhu|temperatur dan tekanan kompresi sebelum busi menyala.
Jika nilai oktan bahanbakar mencukupi, dan ruang silinder dan kamar bakar ternyata bersih, mk berarti adalah krn pewaktuan penyalaan tdk tepat, terdahulu atau terlambat.
A. Terdahulu bila bahanbakar meletup lebih dulu sebelum (before, voor) busi menyala.
B. Terlambat bila bahanbakar meletup kemudian sesudah (after, na) busi menyala.
AKIBATJika waktu penyalaan tdk tepat, baik terdahulu maupun terlambat, maka berakibat pd:
1. konsumsi bahanbakar lebih boros drpd semestinya, krn efisiensi dan efektivan mesin turun|drop.
2. pembakaran tak sempurna, shg lebih banyak karbon sisa pembakaran dihasilkan.
3. terjadi endapan kerak karbon dlm kamar bakar, silinder mesin hingga ke saluran gas buang | knalpot.
4. sebagian besar bahanbakar tak diubah jadi tenaga mesin, tp jadi tenaga panas.
5. suhu panas mesin lbh tinggi drpd semestinya, sbg dampak tenaga panas buangan.
6. penghasilan daya mesin yg kurang drpd semestinya, shg kendaraan kurang berdaya|bertenaga, sangat terasa pd tanjakan.
7. komponen mesin lbh cepat aus dan mesin lbh cepat rusak.
SEBABJika waktu penyalaan tdk tepat, terdahulu atau terlambat, maka penyebabnya 7 kemungkinan, diurut berdasarkan pd kemungkinan tertinggi, salah satu saja atau kombinasi diantaranya.
1. stelan jarak|waktu rantai keteng (timing chain, timing belt) tdk tepat: kemajuan atau kemunduran.
2. stelan celah (gap) pembukaan klep|katup (valve) tdk tepat: kebesaran atau kekecilan.
3. stelan mur (nut) lengan ungkit (rocker arm) tdk tepat: kekencangan atau kelonggaran.
5. rantai keteng aus.
6. lengan ungkit aus.
7. klep|katup aus.
SOLUSI1. Lakukan penyetelan pewaktuan penyalaan dan penyetalan klep.
2. Ganti bila ada komponen yg aus.
3. Bila tak bisa mengerjakan sendiri atau tak punya peralatan, sebaiknya bawa ke bengkel yg punya peralatan lengkap dan teknikan berpengalaman yg bisa menanganinya, krn ini pekerjaan dgn penyetelan "presisi".
ilustrasi 4 fase proses dlm mesin 4 langkah|tak
PENYETELAN PEWAKTUAN PENYALAAN (IGNITION TIMING SETTING)Penyetelan pewaktuan penyalaan busi harus dilakukan:
1. diatur agar tepat, dlm arti sesuai dgn waktu buka-tutup pasangan klep|katup (valve) dan waktu naik-turun torak|zuiger|piston, yg diatur pewaktuan (timing) nya oleh rantai keteng (timing chain, timimg belt), yg dinyatakan oleh.
2. sinkronisasi pasangan tanda pewaktuan pd mesin, tanda yg diam (static) dan tanda yg bergerak (dynamic).
3. menggunakan alat bantu, lampu pewaktuan (timing light) | lampu strobo (strobo light), shg memungkinkan visualisasi frekuensi putaran mesin. Pengaturan dgn perasaan (feeling) atau perkiraan akan sangat bergantung kpd pengalaman dan kepekaan (sensitivity) teknikan yg melakukannya.
PENYETELAN KLEP (VALVE SETTING)Penyetalan klep hrs dilakukan:
1. ketika mesin dlm keadaan panas pd suhu normal mesin (engine normal temperature).
2. klep dlm posisi membuka penuh (full opening).
3. menggunakan alat bantu, pengukur jarak celah klep (valve gap feeler|filler).
Dlm praktek, klep tak membuka atau menutup tepat ketika torak|zuiger|piston berada di TMA|TDP atau di TMB|BDP. Tp bbrp derajat sebelum atau sesudah posisi ini. Begitu pula busi, tak menyala tepat ketika torak|zuiger|piston berada di TMA|TDP, tp bbrp derajat sebelumnya. Ini sengaja diatur sedemikian sehingga campuran bahanbakar dan udara dr karburator memiliki cukup waktu utk masuk ke silinder, dan pembakaran oleh penyalaan busi memiliki cukup waktu dlm proses membakar campuran bahanbakar dan udara, dan sedemikian sehingga pembakaran berakhir dan tenaga mesin dihasilkan persis ketika torak|zuiger|piston berada di TMA|TDP utk memperoleh daya gerak maksimum.
Klep masuk|ambil (intake valve) tak persis membuka pd awal langkah pengambilan (intake stroke) ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP, tp sudah terjadi pd akhir langkah pembuangan (exhaust stroke) bbrp derajat sebelum torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP. Dan tdk persis menutup pd akhir langkah pengambilan ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMB|BDP, tp bbrp derajat sebelumnya.
Demikian juga utk klep keluar|buang, tak persis membuka pd awal langkah pembuangan (exhaust stroke) ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMB|BDP, tp sudah terjadi pd akhir langkah pendayaan (power stroke) bbrp derajat sebelum torak|zuiger|piston berada tepat di TMB|BDP. Dan tdk persis menutup pd akhir langkah pembuangan ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP, tp bbrp derajat sesudahnya.
Brp ukuran derajat sudut haluan (leading angle) dan sudut buritan (trailing angle), berbeda utk berbagai jenis kendaraan berbeda, bergantung juga pd volume silinder dan banyak silinder, dan laju putaran mesin. Utk Suzuki Thunder 125 | 250, harap merujuk kpd buku acuan teknik (technical refence) atau buku acuan layanan (service reference) masing2.
KALKULASI PEMBUKAAN|PENUTUPAN KLEP DAN PEWAKTUAN PENYALAANUtk menentukan brp derajat sudut pembukaan dan penutupan ini, digunakan putaran kruk as atau nok as sbg acuan. Sbg contoh perhitungan, satu putaran kruk as adalah 360 derajat, sedangkan pembakaran campuran bahanbakar dan udara diperkirakan berlangsung 1/10 putaran atau 36 derajat, shg diatur agar pembakaran terjadi antara 36/2 = 18 derajat sebelum torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP dan berakhir 18 derajat sesudahnya. Dlm prakteknya, sudut haluan lbh besar drpd sudut buritan, shg bisa rasionya tak selalu 1 : 1, tp bisa 19 : 17 atau 20 : 16, dlsb, bergantung pd laju putaran mesin. Lantas selanjutnya brp detik proses pembakaran tsb berlangsung sempurna?
Jika utk putaran mesin normal dlm keadaan "idle" atau stasioner, yakni ketika kendaraan diam, diatur 1.200 RPM (rotation|revolution per minute), berarti tiap detik terjadi 1200/60 = 20 putaran, dan 1 putaran = 1/20 = 0,05 detik. Berarti utk proses pembakaran dalam sudut 36 derajat berlangsung selama 36/360 x 1/20 = 1/200 = 0,005 detik.
Lantas, jika putaran mesin makin tinggi | RPM makin tinggi, apakah waktu penyalaan harus disesuaikan? Logikanya, tentu saja, krn jika utk 1.200 RPM waktu pembakaran adalah 1/200 detik, maka utk 2.400 RPM berarti waktu pembakaran hanya 1/400 detik atau 0,0025 detik! Agar saat pembakaran tak terlambat, berarti waktu mulainya harus didahulukan, agar waktu berakhirnya pd saat sama, yaitu ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP.
Secara teknis, utk mengatasi variasi perubahan RPM yg naik-turun, terutama pd waktu terjadi percepatan|akselerasi dan perlambatan|dekselerasi, agar akhir proses pembakaran selalu tepat waktu, tak terlambat, persis ketika torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP, maka mesin dilengkapi dgn alat yg dinamakan "mechanical advance" atau "centrifugal advance" dan atau "vacuum advance" [terutama utk mobil], atau alat dgn fungsi sejenis, yg secara otomatis bekerja mengimbangi perubahan RPM diatas RPM stasioner.
PENYESUAIAN PEWAKTUAN DENGAN PUTARAN MESINSetelan sinkronisasi pewaktuan penyalaan diset oleh pabrikan utk putaran mesin normal dlm keadaan idle|stasioner, dimana tachometer | RPM meter menunjukkan nilai skala normal idle|stasioner [antara 500 dan 1.000 RPM].
Jika putaran mesin disetel lebih lambat atau lebih cepat drpd normal, krn mesin dimodifikasi atau mesin sdh tua, maka sinkronisasi pewaktuan ini harus disesuaikan dengan nilai RPM. Dgn kata lain, pewaktuan penyalaan hrs disesuaikan dgn kelajuan putaran mesin, dimana makin tinggi RPM, hrs diset makin besar sudut haluan sebelum (before, voor) torak|zuiger|piston berada tepat di TMA|TDP, agar campuran bahanbakar dan udara memiliki cukup waktu utk masuk ke silinder dlm fase pengambilan, dan cukup waktu utk keluar dr silinder dlm fase pembuangan, dan penyalaan busi memiliki cukup waktu menyempurnakan seluruh proses pembakaran.
...
Demikian ... semoga pemaparan dan kupasan diatas bisa membantu, dan maaf bila ada kekurangan dan terlalu teknis ...
...
Utk penyetelan klep | katup Suzuki Thunder, silahkan lihat dlm forum ini, dlm topik:
...
Semoga berguna dan bermanfaat ...
_________________________________________________
(C) 2006-2010 - E1 KOSTER 0115 Thunder Rider
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.