Subyek: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 14:51
MEREVISI BAHASA INDONESIA [1]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia termasuk muda dalam usia dibandingkan bahasa dari berbagai bangsa lain, seperti bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan lainnya. Apalagi dibandingkan dengan bahasa Cina, bahasa Sansekerta, dan bahasa Arabiya.
Bahasa Indonesia secara historik didasari oleh bahasa Malayu, ditambah berbagai kata diadopsi dari bahasa Arabiya, Sansekerta, Cina, Perancis, Portugis, Belanda, dan Inggris. Lain daripada itu bahasa Indonesia mengangkat berbagai kata dan istilah dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lainnya.
Namun sangat disayangkan, sejak bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa baku bangsa kita, katakanlah sejak masa Sumpah Pemuda, perkembangannya sangat lamban. Terus terang saya secara pribadi sangat prihatin dengan kelambanan perkembangan bahasa kita.
Lain daripada itu, menurut pandangan saya, bahasa Indonesia sangat tak hemat atau tak efisien dalam penggunaan kata, alias, dalam kata lain, sangat boros atau redundan dalam penggunaan kata. Terutama dalam menyatakan bentuk jamak atau banyak.
Jadi menurut saya, bahasa Indonesia sangat miskin, tak jelas, tak representativ, dan juga tak ilmiah. Sangat mengherankan bahwa sudah berapa kali ganti menteri dan para pejabat negara lainnya yang salah satu tugas mereka adalah untuk mengembangkan dan memperbaiki bahasa kita, tapi tampaknya mandul. Bahkan sudah sangat banyak ahli bahasa Indonesia telah ditelurkan oleh berbagai universitas dan perguruan tinggi di negeri ini, tapi tak ada samasekali buah karya atau kontribusi mereka dalam kemajuan bahasa kita.
Karena itu, dengan ini, meski pun bukan ahli bahasa, saya mengajukan beberapa hal untuk kemajuan dan kekayaan bahasa kita. Apa yang saya ajukan bukanlah hal baru, melainkan apa saja yang telah dilupakan dan diabaikan oleh para ahli bahasa di negeri ini. Tujuan utama saya adalah untuk membuat bahasa Indonesia efisien dan efektiv dalam penggunaan kata, dan bisa digunakan dengan baik dalam representasi ilmiah.
Beberapa pengajuan tersebut adalah seperti yang akan saya poskan pada bagian berikut.
Semoga bisa diterima . . .
_________________________________________________
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 15:28
MEREVISI BAHASA INDONESIA [2]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
TAK HEMAT DAN PEMBOROSAN BIAYA
Sekali lagi, menurut saya, bahasa tulisan Indonesia (Indonesian written language) betul sangat tak efisien, dan yang paling memberatkan adalah bahwa ia menelan biaya jauh lebih besar alias mahal atau tak ekonomis, baik biaya administraitiv dan operasional maupun biaya teknis. Belum lagi dihitung pemborosan waktu dan tenaga terbuang percuma. Padahal Indonesia adalah negara miskin, dan komputer, internet dan biaya telekomunikasi relativ sangat mahal bagi kebanyakan orang Indonesia dengan penghasilan menengah kebawah.
Sangat mengherankan adalah bahwa sudah beberapa kali berganti menteri, kabinet, bahkan presiden atau pemerintahan, tak ada satu pun bejabat berwenang perduli. Jadi menurut pandangan saya, orang Indonesia biar miskin tapi sombong [atau dodol ya???]
Atau menteri menanggap ini bukan pekerjaannya?! Padahal menteri bisa menugaskan staf bawahannya untuk membuat surat keputusan dan tinggal tandatangan. Apa dipikirnya ini tak menghasilkan uang??? Ataukah ia tak menyadari arti efisiensi??? Padahal ia mungkin sangat mengerti arti defisit keuangan negara???
Jika kita kita bandingkan bahasa Indonesia dengan beberapa bahasa rumun Semitik [Arabiya] dan Arya [Latin, Spanyol, Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, dll], maka tampak bahwa bahasa dalam rumpun Semitik lebih rumit daripada yang dari rumpun Arya, dan yang dari rumpun Melayu [Malaysia, Indonesia, Brunei, dll] adalah yang paling sederhana.
Tapi meski sederhana, tapi tidak hemat atau tak efisien alias boros dalam bentuk jamak, karena melakukan perulangan penuh kata (full repetition of word).
Jika kita tinjau dari teknologi informasi dan komunikasi (ITC), dimana bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Inggris dan bahasa Arabiyan, dalam bentuk bahasa tulisan (written language), maka bahasa Indonesia akan membutuhkan: [tujuh utama diantaranya]
tampungan ruang penyimpanan (storage space capacity) relativ jauh lebih besar.
durasi waktu pengetikan dan penghapusan (typing and erasing duration) relativ jauh lebih lama.
durasi perekaman dan pengambilan (recording and retrieving duration) relativ jauh lebih lama.
durasi penayangan dan pencetakan (displaying and printing duration) relativ jauh lebih lama.
durasi waktu pengiriman dan penerimaan (transmitting and receiving duration) data relativ jauh lebih lama.
koreksi error jauh lebih banyak.
biaya relativ jauh lebih mahal!!!
Secara pribadi, saya berani bertaruh bahwa jika dilakukan efisiensi terhadap bahasa tulisan Indonesia, untuk bentuk jamak saja, maka akan dapat dihemat atau dipangkas pengeluaran keuangan, di bidang korespondensi, informasi dan komunikasi, baik untuk rakyat maupun negara, lebih 60 persen!!! [Bisa dihitung secara matematik.]
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 16:21
MEREVISI BAHASA INDONESIA [3]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
CARA PENGEHEMATAN
CARA PERTAMA
Sebelum keluar peraturan pemerintah tentang "ejaaan baru" dan "ejaaan yang disempurnakan" dalam bahasa Indonesia, sebenarnya bahasa Indonesia menggunakan konvensi pemakaian angka 2 untuk bentuk jamak, sebagai contoh berikut.
sendiri | tunggal
jamak | rangkap
tuhan
tuhan2
=
tuhan tuhan
pemerintah
pemerintah2
=
pemerintah pemerintah
ilmuwan
ilmuwan2
=
ilmuwan ilmuwan
kitab
kitab2
=
kitab kitab
buku
buku2
=
buku buku
huruf
huruf2
=
huruf huruf
Menurut hemat saya, cara lama ini jauh lebih hemat daripada cara baru digunakan sekarang yang menggunakan perulangan, dimana cara lama, efisiensinya setara dengan cara pembentukan plural regular dalam bahasa Inggris, yang hanya ditambah "s" atau "es", kecuali beberapa kata tertentu yang mengalami perubahan konsonan, seperti "wife" menjadi "wives".
Dalam cara digunakan sekarang ini, makin panjang kata, makin boros, karena perulangannya makin panjang. Jika kita rumuskan dalam formula matematik, maka:
cara lama: n' = n + 1
cara baru: n' = n x 2 + 1
dimana,
n adalah banyak huruf dalam kata bentuk sendiri. n' adalah banyak huruf dalam kata bentuk jamak.
Dengan demikian, pemborosan huruf pada cara baru adalah sebesar "n" sampai "n x 2". Sehingga makin banyak kata jamak dalam suatu tulisan berbahasa Indonesia, makin boros penulisan, makin menyita waktu dan tenaga, dan makin mahal biaya operasi, transmisi dan resepsi, dan menyita banyak jalur komuikasi. Berikut adalah contoh perbandingan dua cara tersebut.
cara lama
cara baru
n + 1
n'
n x 2 + 1
n'
kura2
5
kura-kura
9
kura2 kura2
11
kura-kura kura-kura
19
kura4
5
kura-kura kura-kura
19
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 16:32
MEREVISI BAHASA INDONESIA [4]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
CARA PENGEHEMATAN
CARA KEDUA
Sudah lama dalam bahasa Indonesia dikenal kata "para" yang mengandung arti lebih, seperti pada contoh berikut.
sendiri | tunggal
jamak | rangkap
hadirin
para hadirin
=
hadirin hadirat
ilmuwan
para ilmuwan
=
ilmuwan ilmuwan
pria
para pria
=
pria pria
tamu
para tamu
=
tamu tamu
wanita
para wanita
=
wanita wanita
Satu kelemahan penggunaan kata "para" ini adalah bahwa ia mengadung arti "lebih" ketimbang "banyak", sehingga penggunaannya terbatas atau tak dapat digunakan untuk semua kata, seperti misalnya "para kitab" atau"para buku".
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 16:39
MEREVISI BAHASA INDONESIA [5]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
CARA PENGEHEMATAN
CARA KETIGA
Sejak lama bahasa Indonesia telah mengenal perulangan suku-kata pertama untuk menyatakan bentuk jamak. Untuk membedakannya, cara ini saya namakan "cara hemat", seperti contoh berikut.
cara hemat
cara boros
n + 2
n'
n x 2 + 1
n'
beberapa
8
berapa-berapa
13
lelaki
6
laki-laki
9
tetamu
6
tamu-tamu
9
tetapi
6
tapi-tapi
9
Jika suatu kata dimulai oleh huruf hidup (vowel), maka berlaku konvensi seperti contoh berikut.
cara hemat
cara boros
n + 1 s/d n + 2
n'
n x 2 + 1
n'
eanai, e-anai, enanai
5, 6
anai-anai
9
eanak, e-anak, enanak
5, 6
anak-anak
9
eanting, e-anting
7, 8
anting-anting
13
ilalang
7
alang-alang
11
seeakan
7
seakan-akan
11
seeenaknya
10
seenak-enaknya
14
seeolah
7
seolah-olah
11
Bandingkan cara hemat ini dengan cara lama diatas, bedanya hanya satu sampai tiga huruf saja.
cara hemat
cara boros
n + 2
n'
n x 2 + 1
n'
kekura
6
kura-kura
9
kekura kekura
10
kura-kura kura-kura
19
kekekura
8
kura-kura kura-kura
19
Berdasarkan pada perhitungan banyak huruf, jelas bahwa cara baru ternyata jauh lebih boros daripada cara lama atau cara hemat telah dikemukakan diatas. Dan cara lama atau cara hemat samasekali tak mengubah arti atau membuat kata kehilangan arti, atau dengan kata lain, kata tersebut tetap informativ.
Bilamana penggunaan angka 2 dianggap atau dirasakan mengganggu dalam tulisan atau pembacaan, maka solusi terbaik adalah penggunaan cara hemat yang menggunakan perulangan suku-kata pertama. Menurut saya ini adalah jalan tengah terbaik, dan terutama adalah karena ia "efisien dan efektiv" dalam informasi dan komunikasi.
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LOGAT: Merevisi Bahasa Indonesia 19.06.09 16:47
MEREVISI BAHASA INDONESIA [6]
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
PEMBAKUAN
Agak aneh tapi nyata, jika saya menggunakan cara hemat ini dalam tulisan atau artikel, banyak orang tak mengerti maksudnya, menganggapnya janggal atau bahkan tak baku (non standard). Padahal mereka menerima bentuk ini untuk sebagian kata tertentu [seperti: lelaki, tetapi, beberapa, ilalang], tapi kenapa menolak untu kata lainnya?
Dalam pandangan saya, secara alami, jika sesuatu berlaku secara teratur (regular) untuk banyak kata, maka berarti itu berlaku umum untuk kata lain, kecuali untuk sebagian kecil kata tertentu, yang disebut sebagai "pengecualian" atau keadaan ketakteraturan (irregular).
Dengan demikian, menurut pendapat saya, pembentukkan kata bentuk jamak menggunakan perulangan suku-kata pertama dalam bahasa Indonesia adalah baku (standard), dan tak perlu dikeluarkan suatu ketentuan baru atau keputusan standarisasi, kecuali untuk sekedar menguatkan keberlakuan (validity) hal tersebut.
Jadi berbagai bentuk jamak kata lain dapat dibentuk dengan pola ini, seperti pada contoh berikut.
cara hemat
cara boros
n + 2
n'
n x 2 + 1
n'
beburu
6
buru-buru
9
hehati
6
hati-hati
9
lelangit
8
langit-langit
13
memalu
6
malu-malu
9
pepura
6
pura-pura
9
reragu
6
ragu-ragu
9
sekekonyong
11
sekonyong-konyong
17
tetanggung
10
tanggung-tanggung
17
tetiba
6
tiba-tiba
9
cara hemat
cara boros
n + 2
n'
n x 2 + 1
n'
kekura
6
kura-kura
9
memata
6
mata-mata
9
peparu
6
paru-paru
9
Berdasarkan pada uraian dan penjelasan saya diatas, saya menghimbau semua orang untuk menerapkan cara hemat tersebut dalam informasi dan komunikasi, dan tak perlu menunggu keputusan pemerintah RI. Cepat atau lambat, jika dibiasakan, maka akan menjadi hal biasa. Peran media masa, baik cetak maupun elektronik, akan sangat membantu mensosialisasikan hal ini.
Untuk identifikasi dalam terminologi, cara hemat ini saya namakan "cara repetisi dan multiplikasi" [atau barangkali "cara E1", untuk mengingat saya yang pertama kali mengajukan cara penghematan ini].
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27457 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :