MODIF: TIP: Belanja Limbah Untuk Modifikasi

Ketika pertama kali belajar modifikasi, salah satu artikel favorit saya adalah Tips Belanja Limbah
dari Motor Plus (M+) ini. Jadi ada baiknya kita share di blog ini demi
pengetahuan bersama. Apalagi berisikan wawancara sejumlah modifikator
yang sudah kita kenal reputasinya masing-masing. Ada yang perfeksionis,
seadanya, mahal, murah, orisinil, hingga yang bisa utang alias kredit.
Silahkan bertanya atau kasih komentar jika ada yang mengganjal.

Arah modif boleh terus berganti, tapi aplikasi kaki-kaki limbah moge nggak ada matinya. Sebut saja upside down eks Aprilia RS125 yang laris manis pasang di Tiger atau bebek. Katanya nggak keren kalau belum pasang ajrutan terbolak ini.

Tapi,
perlu dipilih cermat. Maklum kadang terselip barang yang sudah tak
layak pakai tapi masih dijual. Sah-sah saja rada cerewet ke penjual
limbah soal kondisi barang. “Cari yang belum direkondisi karena lebih
terjamin kualitasnya,” ujar Agus Djanuar from Kalika Design di Jl. Pasir Muncang, belakang SD 3 Pasir Muncang, Purwokerto.

Lihat tampilan fisik. Jangan pilih garpu yang bengkok batang asnya atau tabung sok penyot.
Lanjut teliti kondisi as suspensi depan. “Idealnya wajib kering tanpa
oli sok bocor dan lapisan kromnya mulus tanpa lecet,” ujar Endang
Rahmat, tukang modif di Jl. Gunung Indah VI, No. 38, RT 02/03, Cirendeu, Ciputat, Tangerang.



Meski tampilan sok sempurna,
tapi kalau tetap ada lelehan oli, bisa dipastikan asalnya dari sil yang
mengeras atau oblak. Solusinya gampang kok, tinggal ganti selama stok
sil tersedia di pasaran.EK

Periksa kondisi roda limbah eks moge. Jangan cuma fokus soal tampilan fisik. Paling penting malah gimana kinerja pelek saat berputar. Kalau sekadar warna pelek kusam atau lecet sih eces, tinggal cat ulang.

“Gampang kok ngeceknya,
pasang saja as roda ke pelek, terus putar, kalau sampai goyang mending
pilih yang lain,” bilang Rudi Gunawan, bos Berkat Motor di Jl. Ciledug
Raya, No. 1A, Kreo, Ciledug. Kalau cuma putaran pelek naik turun, bisa
sembuh dengan dibalans ulang dengan timah balancer.



“Sebaiknya sih ada perjanjian dengan yang jual, seumpama ada cacat dapat ditukar ulang,” timpal Agus Djanuar dari Puerto Rico, eh Purwokerto ding.

Mumpung
lagi periksa pelek, sekalian tes fisik cakram. Prinsipnya sama dengan
cek roda, putaran piringan mesti balans. Malah mesti lebih teliti,
karena cakram nggak bisa dipres kalau sudah peyang.

Kalau sudah dicopot, cakram bisa diletakkan di kaca untuk memeriksa rata atau bengkoknya. “Tapi cakram jenis floating rada susah karena bakal terganjal rivet pengancing. Mending cari cakram sejenis terus putar di tiap sisinya. Kalau rata pasti bibir cakram nggak naik turun,” cocor Budi Udin Fakkar, juragan Jatayu Motorsport.


Tapi
urusan pilih kaliper dan master rem boleh dibilang untung-untungan.
Sebab belum tentu tampang mulus jaminan minyak rem tak bocor. Mending
bikin perjanjian boleh tukar ke pedagang limbah atau bisa ganti sil
seumpama ada kebocoran.

Langsung pelototi permukaan lengan ayun, awas jangan beli swing-arm bekas
benturan keras yang biasanya terjadi akibat kecelakaan. “Selain
mengubah kelurusan, juga berpengaruh terhadap kekuatan,” jelas Budi
Uddin.



Untuk mendeteksi, Budi menyarankan pake cara ‘dikeker’ antara as lengan ayun dengan as roda. Kalau nggak lurus,
berarti sudah cacat. “Jika rumah laher yang kebesaran bisa dibikin bos
baru agar klop dengan as lengan ayun,” sambung Agus Djanuar.
Termasuk
kondisi as-nya. “Kalau sudah retak, juga bahaya, mending minta tukar,”
jelas Jacky, modifikator Obelix Extreme Motorcycle di Jl. Raya Condet,
No. 5A, Jakarta Timur.



Untuk monosok, Budi lebih tegas karena usia suspensi sejak moge dipakai hingga dipretelin jadi limbah cukup panjang. Makanya perlu pertimbangan. “Lebih dari 5 tahun, mending jangan,” tegasnya.
Asumsinya,
fungsi sil sudah tidak berperan maksimal dan rentan pada kebocoran,
kelihatan di badan sok kok. Termasuk waspada terhadap monosok yang
sudah disuntik, cirinya ada baut di badan sok pertanda ada lubang baru
untuk nyuntik oli sok.
Sumber tulisan dari http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=5845

Tips Belanja Limbah (untuk Modif) Januari 2, 2007

Posted by ilham in Komponen, Modifikasi. trackback
Ketika pertama kali belajar modifikasi, salah satu artikel favorit saya adalah Tips Belanja Limbah dari Motor Plus (M+) ini. Jadi ada baiknya kita share di blog ini demi pengetahuan bersama. Apalagi berisikan wawancara sejumlah modifikator yang sudah kita kenal reputasinya masing-masing. Ada yang perfeksionis, seadanya, mahal, murah, orisinil, hingga yang bisa utang alias kredit. Silahkan bertanya atau kasih komentar jika ada yang mengganjal.

Arah modif boleh terus berganti, tapi aplikasi kaki-kaki limbah moge nggak ada matinya. Sebut saja upside down eks Aprilia RS125 yang laris manis pasang di Tiger atau bebek. Katanya nggak keren kalau belum pasang ajrutan terbolak ini.

Tapi, perlu dipilih cermat. Maklum kadang terselip barang yang sudah tak layak pakai tapi masih dijual. Sah-sah saja rada cerewet ke penjual limbah soal kondisi barang. “Cari yang belum direkondisi karena lebih terjamin kualitasnya,” ujar Agus Djanuar from Kalika Design di Jl. Pasir Muncang, belakang SD 3 Pasir Muncang, Purwokerto.

Lihat tampilan fisik. Jangan pilih garpu yang bengkok batang asnya atau tabung sok penyot. Lanjut teliti kondisi as suspensi depan. “Idealnya wajib kering tanpa oli sok bocor dan lapisan kromnya mulus tanpa lecet,” ujar Endang Rahmat, tukang modif di Jl. Gunung Indah VI, No. 38, RT 02/03, Cirendeu, Ciputat, Tangerang.



Meski tampilan sok sempurna, tapi kalau tetap ada lelehan oli, bisa dipastikan asalnya dari sil yang mengeras atau oblak. Solusinya gampang kok, tinggal ganti selama stok sil tersedia di pasaran.EK

Periksa kondisi roda limbah eks moge. Jangan cuma fokus soal tampilan fisik. Paling penting malah gimana kinerja pelek saat berputar. Kalau sekadar warna pelek kusam atau lecet sih eces, tinggal cat ulang.

“Gampang kok ngeceknya, pasang saja as roda ke pelek, terus putar, kalau sampai goyang mending pilih yang lain,” bilang Rudi Gunawan, bos Berkat Motor di Jl. Ciledug Raya, No. 1A, Kreo, Ciledug. Kalau cuma putaran pelek naik turun, bisa sembuh dengan dibalans ulang dengan timah balancer.



“Sebaiknya sih ada perjanjian dengan yang jual, seumpama ada cacat dapat ditukar ulang,” timpal Agus Djanuar dari Puerto Rico, eh Purwokerto ding.

Mumpung lagi periksa pelek, sekalian tes fisik cakram. Prinsipnya sama dengan cek roda, putaran piringan mesti balans. Malah mesti lebih teliti, karena cakram nggak bisa dipres kalau sudah peyang.

Kalau sudah dicopot, cakram bisa diletakkan di kaca untuk memeriksa rata atau bengkoknya. “Tapi cakram jenis floating rada susah karena bakal terganjal rivet pengancing. Mending cari cakram sejenis terus putar di tiap sisinya. Kalau rata pasti bibir cakram nggak naik turun,” cocor Budi Udin Fakkar, juragan Jatayu Motorsport.


Tapi urusan pilih kaliper dan master rem boleh dibilang untung-untungan. Sebab belum tentu tampang mulus jaminan minyak rem tak bocor. Mending bikin perjanjian boleh tukar ke pedagang limbah atau bisa ganti sil seumpama ada kebocoran.

Langsung pelototi permukaan lengan ayun, awas jangan beli swing-arm bekas benturan keras yang biasanya terjadi akibat kecelakaan. “Selain mengubah kelurusan, juga berpengaruh terhadap kekuatan,” jelas Budi Uddin.



Untuk mendeteksi, Budi menyarankan pake cara ‘dikeker’ antara as lengan ayun dengan as roda. Kalau nggak lurus, berarti sudah cacat. “Jika rumah laher yang kebesaran bisa dibikin bos baru agar klop dengan as lengan ayun,” sambung Agus Djanuar.
Termasuk kondisi as-nya. “Kalau sudah retak, juga bahaya, mending minta tukar,” jelas Jacky, modifikator Obelix Extreme Motorcycle di Jl. Raya Condet, No. 5A, Jakarta Timur.



Untuk monosok, Budi lebih tegas karena usia suspensi sejak moge dipakai hingga dipretelin jadi limbah cukup panjang. Makanya perlu pertimbangan. “Lebih dari 5 tahun, mending jangan,” tegasnya.
Asumsinya, fungsi sil sudah tidak berperan maksimal dan rentan pada kebocoran, kelihatan di badan sok kok. Termasuk waspada terhadap monosok yang sudah disuntik, cirinya ada baut di badan sok pertanda ada lubang baru untuk nyuntik oli sok.
Sumber tulisan dari http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=5845

kok sama postnya
bingung pilih yang atas ato yang bawah hehehe
peace............

atnlie wrote:

kok sama postnya
bingung pilih yang atas ato yang bawah hehehe
peace............

PILIH YG SESUAI DENGAN KEINGINAN DAN BUDGET ENTE AJA BRUR................KLO NURUTIN NAFSU MODIF MOTOR....KAGAK ADA UJUNG2NYA........

[BOETHO] wrote:

atnlie wrote:

kok sama postnya
bingung pilih yang atas ato yang bawah hehehe
peace............

PILIH YG SESUAI DENGAN KEINGINAN DAN BUDGET ENTE AJA BRUR................KLO NURUTIN NAFSU MODIF MOTOR....KAGAK ADA UJUNG2NYA........

se7....

setuju....pertama coba rogoh dompet / kantong / celengan anda

baru deh tentuin dan cari tau, apa yang bisa didapat dengan budget yang tersedia

Lanjuuuttt...

Alo bro! sy mau advice neh kalo mau belanja limbah yg fullset mending beli aja motornya trus kanibal sendiri... daripada beli keteng jatohnya lebih mahal dr motornya?! sy pernah nanya, Upsidedown lengkap (disc dobel,kaliper,master,velg,ban) trus swing arm lengkap (Arm,disc,kaliper,velg,tabung monoshock,ban) semua punya gsx 400 harganya 12 juta, sedang diiklan ada yg jual bandit "bodong" 13 jt doang... trus tuh pedagang limbah itungan body part,rangka,mesin,spedometer dll kemanaiin???
kadang ngerasa dibegoin bgt! tp kok masih banyak aja yg beli ya?!

Ya kadang untuk gengsi & penampilan aja, biar kelihatan mampu beli tapi secara fungsi kurang diperhatikan

makanya jualan limbah itu marak bro, soale untungnya bagus n cukup menjanjikan.
tapi, seperti semua bisnis dengan untung yg besar, resikonya jg besar. jualan limbah itu gak gampang. selain bermodal besar (relatif gampang, bisa utang, kredit, pinjem), yang susah itu kejeliannya memilih barang.

-harga limbah lebih mahal, soale brg yg dijual itu kondisinya uda pasti bagus. masak rusak dibeli? ya gak laku kan? (kecuali ketipu==>resiko besar).
-jual brg limbah jg lama, karena permintaan orang macam2, milih2 dulu lah dll lah, mo jual 1 set, lakunya sebagian. kecapean nungguin pembeli, dijual sebagian, eh ada yg mo beli 1 set. cape dee. karena "investnya lama", jualnya susah, maka untungnya jg hrs banyak.

-jual motor bodong susah kalo minta mahal2. supaya gampang, harganya dibanting, tp kondisi brg ya apa adanya, yang nempel di motor ya itu yg dibeli. lain kalo kita beli limbah, kan bisa pilih2, minta velg gsx400 dari motor itu, arm dari yang itu, socknya dari yang itu. kalo beli motor, semua udah jadi satu, gak bisa dibongkar pasang seenaknya.
-lagian motor built up, makanya harga murah, soale spare part nya susah. paling2 isinya kanibalan semua. thunder 250 aja partnya agak susah kok, apalagi yang aneh2 hihihi.
jarang ada orang mau beli motor yg jelas2 sparepartnya langka, kalo bukan orang yg suka utak atik atau hobiis yg mentalnya emang udah siap untuk dibanting2 kiri kanan untuk sibuk mikirin motornya yang keren banget, tapi gak bisa dipake dalam waktu lama cuman gara2 spare part terbatas.

he..he.. presepsi seh beda2 ya bro wendy?! kalo dari sudut pandang konsumen kayak sy, pedagang kdng keterlaluan euy pasang harga?! untungnya bs ampir 75% kali ya?! pgn jg jual limbah... btw thundie bro wendy mantep euy?! kasih toko yg rekomen dong bro buat beli limbah?

wah ane gak main limbah sama sekali bro, paling limbah rumah tangga doang, bukan limbah moge hihii. cuma sering2 telp n tanya2 penjual limbah, n temen2 yg ngerti limbah, ane bisa narik kesimpulan kayak gitu.
coba deh ente konfirmasiin ke bro boetho, dia jual limbah. bro ubbay jg kadang ada. bro fajar jg kyknya jual kali. ane krg pasti.

ya emang kalo liat suatu hal jgn dari 1 sudut pandang aja bro, ane cuman cerita aja, bukan maksud menggurui (sorry kalo kesan begitu). ane mencoba memahami kenapa limbah yang notabene barang bekas alias sampah kok dijual? dan harganya mahal banget?

ternyata stl selidik2, ane baru ngerti kalo limbah moge itu kan bukan sampah, mutunya jauh melebihi sebagian besar part2 variasi lokal yang ane beli n pake di motor ane (berkiblat ke mutu limbah moge, mutu brg variasi lokal terus menerus dibenahi). jadi bukan cuma untuk gengsi (walaupun kalo pasang limbah emang gengsinya naik karena harga n penampilannya yg sangat menarik), tapi fungsinya jg sangat diperhatikan. makanya banyak orang berani bayar mahal buat beli limbah. ane kalo duitnya ada juga pengen kok pasang limbah hehehe gak bakalan deh ngelirik brg lokal. kecuali kalo mutunya emang sip banget.
tp ya karena mampunya cuman beli lokal sekarang, yah dibeli aja dulu, sambil berharap moga2 brg yg ane beli kualitasnya ga jelek2 amit...

peace...

om mimin...kalo swingarm bwt EN125 yg cocok atw gak bnyak ngerubah pke limbah moge apa? bs dpt dimana brngny?

Limbah moge...
Boleh juga tuch...

Iye maksutnyah apa tuh???


@ Boetho : pha kabar bro??long time no c euyyy

gak da mksd x....ngejar postingan aja...

masa c??

OOT : Poel kapan ngumpul neh?? rabu ini yak di posko ciganjoer okehhh....

neh petanya

ada yg tau alamat tempat jual limbah moge?

t0mj3ry wrote:

ada yg tau alamat tempat jual limbah moge?

Coba datang ke alamat ini Bro:
Obelix Extreme Motorcycle di Jl. Raya Condet,
No. 5A, Jakarta Timur.

Dikebon kacang jg ada bro?!