"Anjing-Anjing" Yahudi DikerahkanOleh : Redaksi 20 Jan 2009 - 3:39 am Oleh Adian Husaini
doggy doggy Israel yg siap melahap mayat anak anak palestinaMungkin
kita memang sudah kehabisan kata-kata untuk melukiskan kebiadaban kaum
Yahudi Israel. Hari demi hari, mereka bukan menghentikan invasi dan
kebiadabannya di Jalur Gaza, tetapi bahkan semakin bertambah brutal.
Kaum Yahudi itu tidak peduli bahwa yang menjadi korban serangan mereka
adalah ribuan wanita dan anak-anak. Raungan dan jerit tangis anak-anak
Palestina yang tercabik-cabik tubuhnya oleh peluru dan rudal Israel tak
meluluhkan hati kaum Zionis ini untuk menghentikan kebiadabannya.
Bahkan, apa yang kemudian terjadi sungguh di luar bayangan manusia.
Kaum Zionis itu bukan hanya membunuhi anak-anak, tetapi juga melepaskan
doggy-doggy mereka untuk melahap tubuh jenazah anak-anak Palestina.
Mengutip berita di situs Islamonline.com
,
(16/1/2009), masih memampang sebuah berita yang menceritakan ketakjuban
Dokter Kayed Abu Aukal menyaksikan kondisi tubuh seorang anak Palestina
berumur 4 tahun.
Diceritkan, bahwa Shahd, anak itu, terkena bom Zionis-Yahudi ketika
sedang bermain di belakang rumahnya di kamp pengungsi Jabalita. Orang
tua Shahd yang mencoba mengambil jenazah anaknya, justru ditembaki
tentara Zionis. Selama lima hari jasad Shahd tidak terurus dan tergelak
di tanah. Akhirnya, tentara-tentara Zionis melepaskan beberapa ekor
doggy yang langsung mengoyak jasad Shahd yang sudah tak bernyawa.
"Kami sudah melihat pemandangan yang sangat memilukan selama 18 hari
ini. Kami mengambil tubuh anak-anak yang terbakar atau terpisah-pisah,
tapi kami belum pernah melihat hal yang seperti ini," kata dr. Aukal.
Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan
doggy-doggy tentara Israel, saudara laki-laki Shahd bernama Matar dan
sepupunya bernama Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd, tapi
keduanya juga ditembaki tentara-tentara Zionis hingga gugur syahid.
Tetangga keluarga Shahd, Omran Zayda mengungkapkan, tentara-tentara Zionis Israel itu sengaja melakukan kekejaman itu.
"Mereka (pasukan Zionis) mencegah keluarga Shahd yang ingin mengambil
jenazahnya, dan mereka tahu doggy-doggy itu akan memakan jenazah
Shahd," ujar Zayda.
"Tentara-tentara Israel itu bukan hanya membunuh anak-anak kami, mereka
juga dengan sengaja melakukan cara-cara yang kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Kalian tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang
dilakukan doggy-doggy itu terhadap tubuh Shahd," tukas Zayda sambil
menahan cucuran air matanya.
Sejumlah warga Palestina mengungkapkan, banyak warga mereka yang
mengalami hal yang sama dengan Shahd. Di Jabaliya, tentara-tentara
Israel menembaki keluarga Abd Rabu yang sedang memakamkan anggota
keluarga yang menjadi korban serangan Israel. Tembakan membuat
orang-orang yang ingin memakamkan berlarian mencari perlindungan
Bukan cuma menembaki, tentara-tentara Zionis kemudian melepaskan
beberapa ekor doggy ke arah jenazah-jenazah yang belum sempat
dimakamkan. "Apa yang terjadi kemudian sangat mengerikan dan tidak bisa
dibayangkan," kata Saad Abd Rabu.
"Anak-anak lelaki kami meninggal di depan mata kami dan kami
dihalang-halangi untuk menguburkan jenazahnya. Lalu tentara-tentara
Israel itu melepaskan beberapa ekor doggy ke dekat jenazah itu,
seakan-akan kekejaman yang sudah mereka lakukan pada kami belum cukup,"
tutur Abd Rabu tak kuasa menahan tangisnya.
Begitulah cerita tentang kebiadaban Zionis-Israel. Tentu saja
kebiadaban semacam ini sudah tersiar ke seluruh penjuru dunia. PBB
sudah mengecam kebiadaban Israel. Umat manusia yang waras dan masih
mempunyai hati nurani pun pasti tersengat hatinya menyaksikan
kebiadaban Israel, yang tiap hari membantai penduduk Gaza. Dalih Israel
bahwa serangannya untuk mempertahankan diri tidak dapat diterima akal
sehat. Dewan HAM PBB memutuskan bahwa Israel telah melakukan
pelanggaran HAM massal terhadap warga Palestina.
Presiden Majelis Umum PBB, Miguel d'Escoto Brockmann, di Markas PBB
(14/1/2009) menyatakan, PBB bertanggung jawab terhadap kejadian di
Timur Tengah. Karena PBB-lah (melalui resolusi 181 tahun 1947) yang
memberi jalan terbentuknya negara Israel, dengan mengusir penduduk
Palestina.
"Warga Palestina telah diperlakukan tidak manusiawi beberapa dekade
terakhir, dan [agresi Israel] akan membuatnya menjadi lebih buruk,"
ujarnya. Dunia sebenarnya sudah lama tahu tabiat kaum Zionis ini.
Seperti biasa, Israel tidak mempedulikan semua bentuk kecaman, seruan,
kutukan, atau resolusi PBB. Bahkan, PM Israel Ehut Olmert berkata
dengan ketus pada PBB, "Pikirkan urusanmu sendiri." (Republika,
15/1/2009).
Sejak merampas tanah Palestina dan mendirikan negara Yahudi, 14 Mei
1948, kaum Zionis Israel ini tak henti-hentinya menebar teror dan
kekejaman. Pada 10 November 1975, Majelis Umum PBB mengeluarkan
Resolusi 3379 (xxx) yang menyatakan: "Zionisme adalah sebentuk rasisme
dan diskriminasi rasial." Tahun 1955, Indonesia memelopori Konferensi
Asia-Afrika, yang salah satu jiwa pokoknya jiwa anti-Zionisme. Mantan
Menlu RI, Roeslan Abdulgani, menulis, dalam konferensi tersebut
Zionisme dikatakan sebagai "the last chapter in the book of old
colonialism, and the one of the blackest and darkest chapter in human
history". Menurut Roeslan, "Zionisme boleh dikatakan sebagai
kolonialisme yang paling jahat dalam jaman modern sekarang ini."
Dr. Israel Shahak, cendekiawan Yahudi, dalam bukunya, Jewish History,
Jewish Religion (1994) menulis: "In my view, Israel as a Jewish state
constitutes a danger not only to itself and its inhabitants, but to all
Jew and to all other peoples and states in the Middle East and beyond."
Jadi, menurut Shahak, keberadaan negara Israel yang sangat rasialis
memang merupakan ancaman bagi perdamaian dunia.
Siapa "Teroris" Siapa 'Militan'? Apa yang dilakukan Zionis Yahudi saat ini di Gaza tampaknya merupakan
realisasi dari politik pasca Perang Dingin yang dirancang oleh kelompok
tertentu untuk memburu kaum militan Islam. Samuel P. Huntington, dalam
bukunya Who Are We (2004) sudah menulis: "The rhetoric of America's
ideological war with militant communism has been transferred to its
religious and cultural war with militant Islam."
Jadi, menurut Huntington, pasca 11 September 2001, AS telah memutuskan
untuk melakukan perang budaya dan perang agama dengan Islam "militan".
Nah, karena Hamas dikategorikan sebagai Islam "militan", maka mereka
harus ditumpas. Juga, siapa pun yang melindungi Hamas dan bersama
Hamas, seperti wanita dan anak-anak Palestina, seolah juga halal
dibunuh. Jika perlu jenazah anak-anak itu dijadikan umpan bagi
doggy-doggy Yahudi-Israel. Inilah yang juga terjadi di Afghanistan.
Taliban, dengan alasan termasuk kategori 'militan' maka harus dibasmi
dari muka bumi. Anehnya, masih ada saja media massa yang juga mengumbar
sebutan 'militan' untuk Hamas dan tidak menggunakannya untuk Ehud
Olmert dan George W. Bush yang jelas-jelas bertanggung jawab atas
pembunuhan massal warga Afhgansiatan dan Palestina.
Perburuan terhadap Hamas pun sudah berlangsung lama. Karena tidak
berhasil melumpuhkan Hamas, maka Israel dengan dukungan AS makin kalap
saja. Apalagi setelah Bush mendapat hadiah lemparan sepatu dari
wartawan Irak, al-Zaidi. Pada 22 Maret 2005, Syekh Ahmad Yassin,
pemimpin Hamas, tewas dirudal oleh helikopter Israel. Hanya untuk
membunuh seorang kakek yang lumpuh sekujur tubuhnya, Israel harus
menggunakan senjata pemusnah massal semacam itu. Sebulan kemudian,
Sabtu, 17 April 2005, giliran Abdul Azis Rantisi, pemimpin Hamas juga
dihabisi Israel dengan cara serupa.
Pasca terbunuhnya Syekh Ahmad Yassin, Menteri Pertahanan Israel Saul
Mofaz berkata: "Akan kami bunuh semua pemimpin Hamas Palestina". Mofaz
tidak menggubris seluruh protes terhadap aksi biadab Israel.
Menurutnya, jika ada reaksi terhadap itu, maka itu hanya bersifat
sementara dan akan segera dilupakan. Ketika itu, Gedung Putih pun hanya
menyesalkan terbunuhnya Syekh Yassin. "We are deeply troubled by this
morning's actions in Gaza," kata Condoleeza Rice, yang waktu itu masih
menjabat penasehat keamanan Gedung Putih. Namun, ia juga menekankan,
bahwa Hamas adalah teroris dunia dan Yassin adalah pemimpinnya.
Katanya: "Let's remember that Hamas is a terrorist organization and
that Sheikh Yassin himself has been heavily involved in terrorism."
Sikap AS yang terus menjadi bodyguard dan cukong Israel semacam inilah
yang telah memicu kenekadan pemimpin Israel untuk terus membunuh para
pemimpin Hamas dan membunuhi penduduk Israel. Pasca terbunuhnya
Rantisi, Israel juga menyatakan, bahwa mereka telah membunuh seorang
"mastermind of terrorism", dan terus menyatakan akan terus membunuh
pemimpin militan Palestina. "Israel... today struck a mastermind of
terrorism, with blood on his hands," kata Juru Bicara Kementeian Luar
Negeri Israel, Jonathan Peled. "Jika otoritas Palestina tidak
memberangus terorisme, maka Israel akan melanjutkan tindakan itu
sendiri," sambungnya.
Siapa yang "teroris" sebenarnya? Hamas adalah pemenang sah pemilu di
Gaza. Tapi, AS tidak mau mengakuinya. Hamas berjuang karena negaranya
dijajah dan dirampas. Hanya karena meluncurkan roket-roket yang
mencedarai beberapa gelintir warga Yahudi, maka Hamas dicap sebagai
"teroris". Sementara tentara AS dan Israel yang telah membantai ribuan
warga sipil Afghanistan dan Palestina diberi kedudukan terhormat
sebagai "pemberantas" teroris. Karena mereka kuasa, dunia pun tidak
berdaya. Bahkan, negara-negara Islam yang bergelimang kekayaan pun tak
berdaya. Pemimpin-pemimpin Arab terus sibuk menggelar rapat dan
merumuskan "Resolusi", sementara di depan mata mereka warga Palestina
dijadikan santapan peluru dan doggy Yahudi.
Logika Kekuatan!Jika para pemimpin dunia Islam masih percaya pada "logika kertas", maka
Yahudi justru hanya percaya kepada logika kekuatan. Pada 29 April 2003,
saat peringatan Holocaust, Ariel Sharon berpidato: "The murder of six
million Jews has demonstrated that the Jewish people can only achieve
security through strength." Dengan mengenakan peci khas Yahudi (kipa)
Sharon menegaskan, bahwa hanya kekuatan (strength) yang dapat
menyelamatkan bangsa Yahudi. Karena itu, ia tidak terlalu percaya pada
penggunaan cara-cara yang dinilainya menunjukkan kelemahan, seperti
diplomasi, perundingan, dan sejenisnya.
Logika kekuatan ini memang banyak dianut oleh para tokoh Zionis. Salah
satunya, Vladimir Jabotinsky. Gideon Shimony, penulis buku The Zionist
Ideology (1995) menyebut Jabotinsky seorang Zioinis yang brilian,
orator ulung, yang tumbuh di komunitas Yahudi Rusia. Teori-teorinya
banyak diaplikasikan dalam gerakan Zionisme, terutama dalam penggunaan
kekuatan dan segala cara yang memungkinkan untuk mewujudkan impian
Zionis, termasuk penggunaan kekerasan. Ralph Schoenman, dalam bukunya
The Hidden Agenda of Zionism, juga banyak mengungkap pemikiran
Jabotinsky dalam mewujudkan impian Zionis. Bahkan, kaum Zionis tidak
tabu untuk bekerjasama dengan Nazi Jerman, kaum pembantai Yahudi
sendiri. Fakta-fakta kerjasama Nazi Jerman dengan gerakan Zionis untuk
menggiring orang Yahudi ke Palestina juga diungkap sejawaran Inggris,
Faris Glubb, melalui bukunya, Zionist Relations with Nazi Germany
(1979).
Sebagian Zionis juga bisa mencari legitimasi penggunaan kekerasan pada
sejarah nenek moyang mereka sebagaimana tertulis dalam Bibel:
"Bersoraklah, sebab Tuhan telah menyerahkan kota ini kepadamu. Dan kota
itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi Tuhan untuk
dimusnahkan." (Yosua, 6:16-17). Hanya seorang pelacur dan seisi
rumahnya yang diselamatkan. (Yosua 6:17). "Mereka menumpas dengan mata
pedang segala sesuatu yang dalam kota itu, baik laki-laki maupun
perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, kuda, dan
keledai." (Yosua, 6:21).
Melihat track record perilaku kaum Zionis selama ini, sebenarnya,
pembantaian ribuan warga Palestina di Gaza saat ini memang tidak aneh.
Dalam sejarah, Zionis-Yahudi memang dikenal haus darah. Mereka belum
puas mencaplok wilayah Palestina, membunuh dan mengusir jutaan
penduduknya. Kini, kaum Zionis mengerahkan doggy-doggy buas untuk
memakan jenazah anak-anak Palestina!
Kata-kata apalagi yang bisa kita gunakan untuk melukiskan kebiadaban
Zionis Yahudi ini? Manusia yang masih memiliki hati nurani pasti akan
tersentuh dengan kebiadaban tersebut.
Karena itu, kita benar-benar terbelalak dan sangat terheran-heran, di
Indonesia ini, ada beberapa gelintir manusia yang masih menaruh simpati
kepada Israel dan terus mencerca Hamas. Bisa dimaklumi jika
ungkapan-ungkapan simpati kepada Israel itu datangnya dari Presiden
Goerge W. Bush yang memang sama saja dengan kaum Zionis. Sebagai bagian
dari Kristen fundamentalis AS, Bush sepertinya percaya bahwa tanah
Palestina memang hak mutlak bangsa Yahudi. Bangsa lain dilarang tinggal
di situ. Dalam Kitab Kejadian 12:3: "Aku akan memberkati orang-orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau,
dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Esther Kaplan, dalam bukunya, With God on Their Side, (2004) memaparkan
banyak contoh bagaimana kaum Kristen fundamentalis (disebutnya "The
Zionist Christians") sangat mendukung aksi pendudukan Israel atas
Pelestina. Jerry Falwell, tokoh Kristen fundamentalis AS, misalnya,
tahun 1980 menulis buku "Listen America!" yang menjelaskan keharusan
kaum Yahudi kembali ke tanah mereka, sebagai salah satu pertanda
kedatangan Kristus yang kedua. Karena itu, kaum fundamentalis AS
memberikan dukungan yang sangat kuat bagi pendudukan Israel atas
Palestina. Tahun 2002, saat Presiden Bush menyerukan penarikan
tank-tank Israel dari Tepi Barat, Falwell menghimpun 100.000 email
untuk memprotes ucapan Presiden Bush.
Sejak awal, gerakan Zionis memang sudah menggunakan klaim-klaim
keagamaan Yahudi untuk merampas wilayah Palestina. Aksi ini kemudian
dilegitimasi oleh PBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 181 tahun
1947. Hingga kini, klaim keagamaan itu tetap digunakan oleh kaum Yahudi
dan kaum Kristen untuk menduduki wilayah Palestina.
Dalam Kitab Talmud disebutkan:
"Orang-orang asing (bukan Yahudi) tak lebih dari
seekor doggy, sedangkan Hari Lebaran bangsa Yahudi tidak diperuntukkan
bagi orang asing atau doggy. Bagi bangsa Yahudi diperkenankan memberi
makan pada doggy, tetapi dilarang memberikan makanan daging kepada
orang asing. Bahkan lebih baik memberi makan doggy, karena doggy
lebih utama dari para goyim. (non-Yahudi. Pen)" (Lihat, buku Talmud dan
Ambisi Yahudi, karya Zhafrul Islam Khan (judul asli: Talmud Tariikhuhu
wa Ta'alimuhu, diterjemahkan oleh Musthafa Mahdamy, 1985).
Adakah logika Talmud ini yang dipakai oleh serdadu-serdadu Yahudi dalam
melepaskan doggy-doggy mereka untuk mengoyak-koyak tubuh bocah-bocah
Palestina yang tidak berdaya?. Wallahu A'lam. [Depok, 19 Muharram 1430
H/16 Januari 2009/hidayatullah.com ]