KESEHATAN: ROKOK: Rokok dan Kesehatan

KEPENTINGAN PEMERINTAH ATAS ROKOK

Pemerintah mengeluarkan larangan bahkan undang-undang dilarang merokok di tempat umum dan perusahaan rokok harus mencantumkan label: "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impontensi dan gangguan kehamilan dan janin". Kenapa nggak tegas melarang merokok dimana saja, melarang impor rokok, dan menutup habis semua perusahaan rokok? Tentu saja tidak bisa dan tidak mungkin, karena akan menimbulkan pengangguran jutaan buruh rokok, petani tembakau dan petani cengkeh yang nota-bene menurut mereka adalah rakyat kecil, pinter dan miskin.

Apakah menurut anda mereka peduli dengan kesehatan para perokok? Atau apakah menurut anda mereka peduli dengan kehidupan misikin para buruh pabrik rokok dan petani cengkeh? Saya kira tidak! Mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri dan peduli dengan para pengusaha besar rokok dan para pemilik ladang cengkeh dan tembakau! Jika semua pabrik rokok ditutup, maka berarti pemerintah tak bisa lagi memungut pajak dan cukai rokok! Kasarnya mereka tak bisa lagi dapat duit dari para pengusaha besar rokok dan para petani berdasi!

Lengkapnya baca yang berikut ini ...



PUNGLI, KORUPSI, & UPETI

Sudah cukup lama beberapa waktu lalu, berbagai suratkabar dan TV pagi memberitakan bahwa menurut hasil survey dilakukan UI (Universitas Indonesia) bekerjasama dengan Bank Dunia (The World Bank), diperoleh bahwa DitJen Bea-Cukai telah melakukan PungLi (Pungutan Liar) sekitar 7 triliun alias 7 ribu milyar Rupiah.

Nilai Rupiah angka ini, triliun (1 triliun = 1 tera = 13 angka) atau ribu milyar (1 milyar = 1 giga = 11 angka) [ Indonesia dalam istilah angka berkiblat pada US atau AS (United States / Amerika Serikat), bukan pada UK / GB / CW (United Kingdoms, Great Britain, Common Wealth, Britania Raya. Negara Persemakmuran, Inggris)], sangatlah besar, dan cukup untuk menanggulangi masalah pendidikan dan kesehatan, atau untuk pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Saya belum sempat melihat hasil survey atau mengikutinya lebih jauh. Tapi menurut perkiraan kasar saya selaku pelaku bisnis lapangan, angka ini lebih-kurang terdistribusi sbb:

• 40%: biaya pelicin ekspor-impor barang ilegal atau terlarang.
  
  
• 30%: biaya penyelesaian spesifikasi isi kemasan (container) yang tak sesuai dokumen.
  
  
• 20%: biaya percepatan pengurusan dokumen (seminggu s/d sebulan jadi 1 s/d 3 hari).
  
  
• 10%: biaya urusan kepabean, menyangkut perpajakan, dan lain-lain.

Di negara ini, sepengetahuan saya, di lapangan, dalam prakteknya, hampir tak ada masalah "ilegal" (melawan hukum, peraturan, undang-undang negara) yang tak bisa diselesaikan dengan "do it" alias "duit" atau "uang".

Anda bisa bikin bisnis apa saja di negara ini asalkan anda punya cukup uang, bahkan bisnis ilegal seperti: perjudian, pelacuran, narkoba, dll. Bohong besar kalau tidak bisa!!! Kenapa?! Karena "sebagian besar" [ saya tidak katakan "semua" ] aparat penegak hukum dan pihak gembar-gembor dapat disogok atau disuap alias disumpal dengan duit sebagai uang tutup mulut dan tutup mata dan duduk saja.

Sebagian besar [ tidak semua ] para pejabat pemerintah kita adalah plin-plan (plintat-plintut) alias bermuka-dua. Mereka menganut paham dualisme: "tidak boleh, tapi boleh asal . . .". Disekolah kita belajar bahwa ini adalah azas atau prinsip paradoksis: "dimakan bapak mati, tak dimakan ibu mati", atau kata peribahasa: "ibarat memakan buah si malakama".

Jangankan untuk bisnis ilegal, untuk bisnis legal saja mereka melakukan dualitas. Karena selalu saja ada kepentingan yang bersinggungan atau lugasnya: benturan kepentingan atau pertentangan kepentingan (conflict of interest). Masalahnya adalah bagaimana melegalisasi benturan kepentingan ini.

Ambilah contoh sederhana, nggak usah masalah narkoba yang ilegal, tapi masalah miras (minuman keras) dan rokok yang dinyatakan legal atau semi-legal: "tidak boleh menjual miras, tapi boleh menjual miras dengan izin khusus (dengan duit tentunya)".

Warung-warung remang-remang di pinggir jalan nggak boleh jual miras, tapi hotel berbintang dan hypermarket boleh. Kenapa? karena warung-warung remang-remang nggak bisa bayar pajak atau cukai (nggak bisa ngasih upeti kepada para pejabat dan aparat), tapi hotel mewah dan pasar swalayan bisa!!! Mereka selalu berdalih bahwa miras di warung pinggir jalan adalah salah satu sumber kriminalitas, tapi mereka melegalisasi pengusaha kaya untuk menjual barang terlarang, karena itu sumber uang untuk kocek mereka.

Pemerintah mengeluarkan larangan bahkan undang-undang dilarang merokok di tempat umum dan perusahaan rokok harus mencantumkan label: "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impontensi dan gangguan kehamilan dan janin". Kenapa nggak tegas melarang merokok dimana saja, melarang impor rokok, dan menutup habis semua perusahaan rokok? Tentu saja tidak bisa dan tidak mungkin, karena akan menimbulkan pengangguran jutaan buruh rokok, petani tembakau dan petani cengkeh yang nota-bene menurut mereka adalah rakyat kecil, pinter dan miskin.

Apakah menurut anda mereka peduli dengan kesehatan para perokok? Atau apakah menurut anda mereka peduli dengan kehidupan misikin para buruh pabrik rokok dan petani cengkeh? Saya kira tidak! Mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri dan peduli dengan para pengusaha besar rokok dan para pemilik ladang cengkeh dan tembakau! Jika semua pabrik rokok ditutup, maka berarti pemerintah tak bisa lagi memungut pajak dan cukai rokok! Kasarnya mereka tak bisa lagi dapat duit dari para pengusaha besar rokok dan para petani berdasi!


Saya sebagai perokok berat sangat geram sekali dengan peraturan dilarang merokok ditempat umum yang dikeluarkan pemerintah kita ini. Bukan tidak menghargai mereka yang bukan perokok. Tapi para perokok di negeri ini telah diperlakukan sebagai warganegara kelas dua atau bahkan kelas kambing. Padahal mereka adalah pembayar pajak terbesar, karena bukan pengusaha rokok yang membayar pajak, tapi para perokok ketika mereka membeli rokok tiap batangnya.

Negara lain pun melakukan peraturan sama, tapi mereka memperlakukan para perokok dengan layak. Tidak seperti di negeri ini. Bayangkan, kalau anda pergi ke sky-wrapper (gedung pencakar-langit) di kota-kota besar di Indonesia, anda akan melihat para perokok ngumpet duduk jongkok merokok di anak tangga. Saya tak habis pikir, saya membayar mahal untuk kereta api ber-AC kelas eksekutiv atau bisnis, tapi saya harus merokok berdiri di depan WC atau di antar gerbong. Semua penerbangan pun sekarang memberlakukan bebas asap rokok dalam tiap pesawat.

Di bandara Soekarno-Hatta, di ruang-tunggu, nggak boleh merokok. Di bandara Juanda Surabaya, di ruang-tunggu, para perokok di sediakan tempat yang dilengkapi penyedot asap, tapi saya bilang seperti kandang kambing. Di bandara Sepingan Balikpapan, di sediakan kamar merokok yang juga dilengkapi penyedot asap, tapi saya bilang lebih mirip gudang. Sangat tak layak buat manusia. Tapi ketika saya berada di bandara negara tetangga kita, Malaysia, saya bisa naik ke lantai atas dan disana disediakan beberapa anjungan luas, besar, berAC, indah dan mewah, sangat nyaman atau "comfortable", dimana para perokok tidak merasa di"anak-tiri"kan, disisihkan, atau dianggap warganegara kelas kambing.

Negara kita dengan tegas secara tertulis melarang "perjudian". Tapi tahukah anda bahwa para bandar judi di negara ini membentuk konsorsium yang tiap bulannya mengirim "upeti" kepada semua pejabat, aparat, dan unsur lain yang dianggap bisa menghalangi bisnis mereka, termasuk amplop untuk para wartawan? Kalau anda seorang "hacker" yang bisa membobol sistem sekuritas komputer konsorsium ini, anda akan melihat dalam database daftar para penerima upeti ini: DEPHANKAM, POLRI, KODAM, KODIM, KORAMIL, POLDA, POLSEK, POLRES, Kejaksaan, ORPOL, ORMAS, HANSIP, PREMAN (Free Man), LSM, Wartawan, sampai Lurah, Ketua RW, dan ketua RT, dan masih banyak lagi, bahkan ada dana untuk Masjid dan Pesantrian. Dana tersebut disampaikan melalui OKNUM yang menjadi "contact person". Tak ada kuitansi, tak ada tanda-terima, tak ada transfer bank, tapi transaksi itu ada dan nyata!

Tahukah anda bahwa transaksi finansial terbesar di negara ini adalah upeti bisnis judi, narkoba, dan pelacuran? Nilainya jauh diatas nilai pungli dan korupsi semua pejabat dan aparat pemerintah!!! Kenapa tak diberitakan demikian? Karena ada uang tutup mulut!!! Selesai!

. . .

TES CACING

Test: empat ekor cacing di tempatkan dalam empat buah botol.

• cacing 1 dalam botol berisi larutan alkohol.
  
• cacing 2 dalam botol berisi larutan nikotin.
  
• cacing 3 dalam botol berisi larutan sperma.
  
• cacing 4 dalam botol berisi air tanah.

Satu hari kemudian:

• cacing 1 dalam botol berisi larutan alkohol: mati kebelingar.
  
• cacing 2 dalam botol berisi larutan nikotin: juga mati konyol.
  
• cacing 3 dalam botol berisi larutan sperma: lebih-lebih mati modar.
  
• cacing 4 dalam botol berisi air tanah: hidup sehat dan kuat.

Sebagian orang menyimpulkan bahwa:

Minuman keras, rokok, dan hubungan sex, terutama bila berlebihan akan membahayakan kesehatan, dan bisa berakibat fatal yang berakhir dengan kematian. Sedangkan air biasa menunjang kesehatan dan memberikan kehidupan.

Tapi sebagian orang lain lagi beranggapan bahwa kesimpulan praktis dari percobaan ini adalah:

Selama seseorang banyak minum minuman keras, banyak merokok, dan banyak melakukan hubungan sex, dijamin tak akan cacingan!!!


. . .

ROKOK, KOPI, DAN IMUNITAS TUBUH

Sebagian orang, bahkan fakta menunjukkan bahwa, para dokter dan ahli kesehatan, adalah perokok berantai berat (heavy chain smoker) alias sambung putung, 1 s/d 2 bungkus [10 s/d 20 batang] sehari, dimana racun rokok(nicotine) [C10H14N2] akan mempengaruhi kadar O2 dan H2O dalam tubuh. Hanya saja, kalau kebanyakan mereka, tak memimum air bening, tapi air tonik (tonic water) dan kopi murni (pure coffee).

Para perokok membutuhkan air tonik untuk memulihkan dehidrasi tinggi, dan alkaloid caffein [C8H10N4O2.H20] untuk mengimbangi dan menetralisir alkaloid nicotine [C10H14N2]!!! Sebab sekitar 20 miligram nikotin, bila diinjeksikan langsung kedalam darah tubuh orang normal, cukup untuk menjadi penyebab kematian! Tapi dengan oksigen [O2], nikotin ini, dibawah pengaruh reaksi tertentu, justeru bermanfaat, karena berubah jadi asam nikotinik (nicotinic acid) [C6H5NO2] atau niacine, faktor anti-pellarga dari vitamin B-complex, yang larut dalam air [H20].

Sebagian para perokok berat tak berpegang pada pernyataan bahwa merokok dapat menyebakan kanker dan kematian. Tapi menurut mereka orang itu sendirilah yang membunuh dirinya, karena ia tak tahu bagaimana menangani hidupnya, hidup lebih sehat tanpa obat, bahkan hidup lebih sehat dengan racun sekali pun!!!

Merokok, bahkan terhisap asap rokok, minum air tonik dan kopi murni berkebihan ini tak baik untuk kesehatan rata-rata kebanyakan orang dan bahkan bisa berbahaya, selain merangsang, karena merupakan "stimulant" (perangsang). Tapi tidak untuk sebagian orang yang biasa melakukannya, karena ia sudah menjadi kebutuhan, bukan berkelebihan dan "redundancy" (pemborosan), dan bagian normal dalam tubuh mereka, sebagai pengganti air bening.

Jadi merokok dan mengopi bukan ancaman bagian sebagian orang, karena anti-body imunitas tubuh mereka tak bereaksi negativ terhadap racun rokok (nicotine), air tonik dan racun kopi (caffein), karena ia bagian alami dari tubuh mereka, sehingga tak menyerang dan membahayakan, bahkan ikut membangun imunitas dan stamina tubuh.

. . .

PECANDU ROKOK

Seorang wanita pergi ke dokter ahli kejiwaan dengan mengeluhkan bahwa suaminya seorang perokok berat,dalam satu hari suaminya bisa menghabiskan 2 s/d 3 bungkus rokok.

Wanita: "Dok tolonglah saya bagaimana bisa menghilangkan kebiasaan buruk suami saya?"
Dokter: "Gampang nyoya, begini saja setiap suami anda mandi, anda ambil rokoknya satu persatu lalu colekkanlah di lubang anus anda."

Setelah pulang dari dokter si istri mempraktekkan apa yang dianjurkan sang dokter tersebut dan ternyata berhasil, suaminya sudah tidak lagi merokok.

Tapi satu bulan kemudian si istri kembali mendatangi dokter spesialis tersebut.

Dokter: "Bagaimana nyonya apa resep saya berhasil?"
Wanita: "Berhasil total dok. Tetapi sekarang saya ada masalah baru lagi!"

Dokter: "Masalah apalagi nyonya?"
Wanita: "Masalahnya sekarang setiap saya melihat rokok, tak tahan rasanya ingin segera mencolekkannya ke dalam lobang dubur saya."
Dokter, "@#$%#@!"

. . .