Mengapa Club dan Mengapa Komunitas?

Mengapa Club dan Mengapa Komunitas?

(by Jojo, AK HVC 001)


Dikotomi club dan komunitas sebenarnya terbentuk ketika Honda Tiger
Mailing List (HTML) lahir 3 tahun yang lalu. Karena ketika itu sudah
banyak club tiger yang sudah ada di Jakarta dan mereka tidak ingin ada
club tiger lagi yang baru muncul. Jika ada embrio club tiger baru
diharapkan bergabung dengan club yang sudah ada saja. Karena tak ingin
bergabung dengan club yang sudah ada, HTML yang lahir dari milis
honda-tiger kemudian mencari bentuk sendiri, memilih tidak menjadi club
namun sebuah paguyuban yang cair, inklusif, egaliter namun universal.


Konsep ini ternyata justru membuat HTML lain dari yang lain, dan
menarik minat banyak orang untuk bergabung. Bukan hanya karena tidak
ada keharusan untuk kopdar setiap minggu, tidak ada pengojlokan anggota
baru, tidak ada gap senioritas, tidak ada otoritarian ketua dan
pengurus, namun juga karena media komunikasi internet yang dimilikinya
mendorong informasi cepat meluas ditambah lagi anggotanya sebagian
besar adalah para profesional muda yang memiliki jaringan pergaulan
yang luas. HTML kini menjadi Komunitas Tiger terbesar di Indonesia yang
disegani dan menjadi panutan.


Beberapa waktu kemudian setelah HTML berkembang, muncul Honda
Riders on Internet (HORNET) yang kelahirannya juga dibidani oleh HTML.
HORNET jg memilih bentuk komunitas atau paguyuban yang diramu sendiri
sesuai dengan karakteristik motornya yang tidak hanya satu type (tapi
tetap satu merek). Budaya Hornet dan HTML serupa meski tak sama. Hornet
kini juga menjadi komunitas besar berskala nasional.

Setelah Hornet, rekan rekan dari milis megapro yang baru terbentuk
ketika itu juga kopdar dan ingin membentuk sebuah organisasi. Awalnya
juga ingin mengikuti ”trend” untuk membentuk sebuah perkumpulan
berlabel komunitas. Setelah brainstorming dengan para pengurus HTML di
Parkit ketika itu, rekan rekan Megapro diingatkan untuk tidak sekadar
ikut trend, karena masing masing kumpulan memiliki sejarah dan latar
belakang yang berbeda. Apalagi ketika itu belum ada Club Megapro di
Jakarta.


Jadi kenapa harus menjadi komunitas ? Kenapa tidak menjadi club
namun hal hal negatif yang selama ini melekat di budaya club dibuang
dan diganti menjadi budaya baru yang lebih baik? Karena soal budaya
club yang selama ini dianggap terlalu ketat dan terlalu eksklusif
sebenarnya bisa dibentuk sesuai dengan keinginan dan kesepakatan para
anggota. Bisa saja namanya club tapi budayanya egaliter dan inklusif,
hubungan antar pengurus dan anggota cair tidak ada gap senioritas,
tidak ada pengojlokan dan mapras yang sudah tidak jamannya lagi. Hal
ini diamini oleh para pendiri HMPC sehingga akhirnya Megapro pun
menjadi Honda Megapro Club namun dengan budayanya sendiri yang khas,
cair namun tetap solid. Tidak ada otoritarianisme melainkan egaliter,
Tidak eksklusit tapi inklusif, Tidak regional tapi universal. Kini HMPC
memiliki banyak chapter di seluruh Indonesia. Beberapa club megapro di
daerah yang telah terbentuk lebih awal bahkan menamakan dirinya sebagai
Chapter HMPC daerah. Salute !


Lain lagi cerita Karisma Fans Club (KaFC), yang kelahirannya
dibidani langsung oleh Wahana. KaFC memilih bentuk club dan membentuk
jaringan tidak melalui milis tapi langsung melalui turing turing keluar
kota hingga akhirnya club local Jakarta ini menjadi pelopor berdirinya
Honda Karisma Club Indonesia (HKCI). KaFC jelas lahir bukan dari milis,
karena milisnya justru muncul belakangan dan akhirnya mendeklarasikan
diri sebagai Karisma Honda Cyber Communicy (KHCC).

Untung kebesaran hati dari para pendiri, pengurus dan anggota KaFC
membuat hubungan KaFC dan KHCC tetap akur. KaFC sempat menjadi anak
emas Wahana, karena hampir setiap event Wahana selalu mengajak serta
KaFC untuk menjadi leader dari team panitia club dan sebaliknya KaFC
hampir selalu disupport setiap memiliki kegiatan club.


Adiknya, Honda Supra X 125 Community (HSX) lahir setahun kemarin
menyusul keluarnya varian terbaru Honda ketika itu, Supra X 125. HSX
lahir dari milis Supra-X-125. Jalan yang dilalui mirip dengan HTML
karena sudah ada club Honda Supra Jakarta (HSJ) yang eksis lebih dulu,
bahkan sudah terbentuk Federasi Supra Indonesia (FSI) yang merupakan
kumpulan dari semua club Supra setanah air.

Sempat terjadi ketegangan ketika rekan rekan milis memilih untuk
tidak bergabung di HSJ dan membentuk komunitas sendiri yaitu HSX. Untuk
sifat brotherhood dari HSJ masih murni dan kuat sehingga bisikan
bisikan pihak ketiga untuk memusuhi HSX tak bertahan lama. Apalagi
Wahana sebagai main dealer ikut turun tangan menengahi persoalan.


Nah sekarang yang paling bontot, Honda Vario! Lantas kita mau ikut
kakak yang mana? Mau ikutan gaya HTML, gaya Hornet, HMPC, KaFC, atau
HSX ? Yang jelas masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan dan
jalan yang dilalui juga pasti akan berbeda karena perbedaan historikal,
perbedaan lingkungan dan budaya yang mengelilinginya. Jadi ambil yang
baik dari club dan komunitas lain yang lebih dulu lahir, buang yang
buruk.

Kalau saya seh, mau ikutan di koster aja bro, nyaman engga neko neko, santai tapi mempunyai bobot yang mumpuni...

salam koster :koster:

Kalo gue mah sekali KOSTER tetep KOSTER aja , Koster bukan lah komunitas thunder yg pertama , Insya allah menjadi yang terbaik dari yg ada....!
Mau Club/klub or Komunitas / Community nggak masalah yg penting mah... Brotherhood,thundership, solidarity, peace, familiar....!!
Aspek2 tersebut yg kudu dikedepankan...bukan Egoisme & Arrogansi yg di tonjolkan !!
Insya allah Dunia Bikers di Indonesia akan menambah semarak !!

BRAVO KOSTER !
BRAVO THUNDER !

Koster is the best!!!!
:orang pintar:

:koster:

:orang pintar:

Quote :

Yang jelas masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan dan
jalan yang dilalui juga pasti akan berbeda karena perbedaan historikal,
perbedaan lingkungan dan budaya yang mengelilinginya. Jadi ambil yang
baik dari club dan komunitas lain yang lebih dulu lahir, buang yang
buruk.

nah...kalimat terakhir ini aja deh yg musti mateng2 kita godok bersama....

....ya...

Koster Aing Kumaha Aing!!!

setau gue sih komunitas itu lebih enak drpada klub yg bersifat mengekang
jadi enakan ikutan komunitas drpd klub (ribet)

ah itu sih derita lo aj kli man,lihat dulu diri sendiri sebelum melihat orang lain.(lihat organisasi kita sebelum lihat organisasi orang)

042 wrote:

Quote :

Yang jelas masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan dan
jalan yang dilalui juga pasti akan berbeda karena perbedaan historikal,
perbedaan lingkungan dan budaya yang mengelilinginya. Jadi ambil yang
baik dari club dan komunitas lain yang lebih dulu lahir, buang yang
buruk.

nah...kalimat terakhir ini aja deh yg musti mateng2 kita godok bersama....

ambil yang baik2, buang yang buruk2
ini ga boleh diajarkan bro
bahaya, gimana generasi kedepan bisa bermorall
masa pulang pake sendal yang bagus padahal datang pake sendal buruk
kan bahaya tuh bro
hehhehehe.....just kidding

sip mantap lah
jadi ga sia2 dong para kosterian memperjuangkan brothershipnya

bravo koster

KOSTER aja ah... :kosterianz: