SOSOK: Bro Iwan KOSTER 0115 Sebagaimana Saya Kenal

ANTARA SI KAYA DAN SI MISKIN

(C) 2007-2010 - KOSTER 0115 Thunder Rider | EE ONE S




Sejak kanak-kanak saya bercita-cita menjadi orang kaya.
Kaya dalam baik harta maupun ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

Memang dan tentu lebih baik kaya daripada miskin, baik dalam harta maupun dalam ilmu.

bersyukurlah kalau kita memiliki keduanya, menjadi hartawan dan sekaligus ilmuwan.

Kalau mungkin, upayakan agar jangan hanya kaya harta saja atau hanya kaya ilmu saja, karena hartawan cenderung memperkerjakan ilmuwan, dan ilmuwan cenderung memanfaatkan hartawan.

Jika kita kaya dalam harta dan ilmu, maka, biasanya dengan sendirinya, kita juga akan kaya dengan daya (power), kekuasaan dan atau jabatan, dan dengan sendirinya juga mencakup wewenang atau otoritas, dan itu adalah dasar dari suatu pemerintahan.

Fakta menunjukkan bahwa triad: harta, ilmu, dan daya, menguasai dunia.

Diriwayatkan dalam satu hadiyts shahih bahwa, Muhammad, rasulu-'allaahi shalla`allaahu 'alay—hi wa sallama, pernah bersabda:

`al yadu `al 'ulyaa khayrunm mina `al yadi `alns sufla

sang tangan yang diatas lebih-baik daripada sang tangan yang dibawah.
[memberi adalah lebih-baik daripada menerima atau meminta atau memohon]
[to give is better than to take or to ask or to beg]

Hadiyst ini, disamping berbagai ayat Al Qur`aan, menjadi landasan zakat, infaq, dan shadaqah, dan juga kewirausahaan bisnis muslim, karena meletakkan konsep bahwa menafqahi dan memberi uang adalah lebih baik daripada dinafqahi dan menerima uang.

Hadiyts ini pula yang telah memotivasi saya untuk bekerja sebagai profesional dan pengusaha ketimbang jadi pegawai, karena mengandung konsep bahwa meladeni atau melayani atau memberikan layanan (service) adalah lebih baik daripada diladeni atau dilayani, seperti kerja peladen komputer (computer server) atau peladen jala (web server).

Sesungguhnya kita semua adalah pelayan (servant), peladen (server), hamba, 'abdun atau pengabdi (dedicator), dan Allah adalah majikan, rabbun atau pengasuh (cherysher), dan pekerjaan melayani secara tulus dan ikhlas fiy sabiyli `allaahi atau didalam jalan Allaah adalah suatu 'ibadatun, ibadah atau pengabdian (dedication) kepada Maha Pencipta.

Jika hadiyts ini diterapkan secara global, maka di dunia ini akan lebih banyak para dermawan ketimbang para pengemis.

Dalam satu athar [setingkat dibawah hadiyts, dengan para sahabat sebagai sumber], diriwayatkan bahwa, sayyidi—naa ’Ali, karrama `allaahu wajha—hu pernah berkata:

`al ’ilmu khayrunm mina `al maali;
`al ’ilmu yahrusu—ka,
wa `anta tahrusu `al maala;
wa `al ’ilmu haakimun,
wa `al maalu mahkuwmun ’alay—hi;
wa `al maalu tanqushu—hu `aln nafaqatu,
wa `al ’ilmu yazkuw bi `al `infaaqi.

sang ilmu lebih-baik daripada sang harta;
sang ilmu menjaga—mu,
dan [sedangkan] kamu menjaga sang harta;
dan sang ilmu sebagai-hakim [yang menetapkan kebijakan],
dan sang harta sebagai-terhukum [yang ditetapkan oleh kebijakan] atas—nya;
dan sang harta mengurangi—dia sang nafqah [pembelanjaan],
dan [sedangkan] sang ilmu dia-berbiak dengan sang infaq.

Kesimpulannya:

Harta, makin diberikan makin berkurang,
sedangkan ilmu, makin diberikan makin bertambah.

Intinya, kaya ilmu lebih baik daripada kaya harta. Dengan harta kita bisa membeli ilmu, namun harta bisa habis atau hilang. Sedangkan dengan ilmu kita bisa mencari harta, dan senantiasa terus bertambah dan berkembang.

Nah, jika anda kaya, maka anda wajib menunaikan zakat, infaq, dan shadaqah, alias memberikan kekayaan anda kepada orang miskin dan orang lain yang membutuhkannya (faqir, fuqara). Tapi jika anda miskin, maka justeru anda adalah pihak yang wajib diberi.

Dan yang paling tidak menyenangkan jadi orang miskin adalah, bahwa umumnya atau kebanyakan orang miskin dikuasai dan diperintah oleh orang kaya.

Jadi ... silahkan pilih ...

Tapi ingat! Jika anda jadi hartawan, maka jadilah hartawan yang dermawan, dan jika anda jadi ilmuwan, maka jadilah juga ilmuwan yang dermawan.

Diriwayatkan dalam satu hadiyts qudsiy, bahwa `Allaah 'azza wa jalla, subhaana—hu wa ta'aala, Allaah perkasa dan digjaya, tersanjunglah—Dia dan ditinggikan, pernah berfirman:

Yaa baniy `Aadama, tanfaquw, `anfaq tum

Hai para-anak Adam, kalian-berinfaqlah, Aku-niscaya-menafqahi—kalian.

Sesungguhnya Allaah Maha Kaya lagi Maha Pemberi.
Dan Sesungguhnya pula Allaah Maha Berilmu lagi Maha Bijaksana.

...

rabb—i zid—niy ‘ilmaan

Tuhan—ku Kau-tambahilah—aku ilmu

Allaahu mma fa’—niy
bi maa ‘allamta—niy
wa ‘allim—niy maa yanfa’u—niy
wa r`zuq—niy ‘ilmaan yanfa’u—niy

Oh Alläh Kau-manfa’atilah—aku
dengan apa-saja-yang Kau-telah-mengajari—ku
dan Kau-ajarilah—aku apa-saja-yang dia-memanfa’ati—ku
dan Kau-rezeqiilah—aku ilmu yang dia-memanfa’ati—ku

...

Semoga bermanfaat ...