Subyek: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen! 28.03.09 17:11
EVALUASI DIRI ANDA
KONSUMTIV VS PRODUKTIV
(C) 2006—2009 — EE ONE S | Thunder Rider
Ketika anda bangun shubuh dan berdo'a, anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda tengah melakukan hal konsumtiv
Ketika anda berkemas di pagi hari, menggosok gigi, mandi, berpakaian, bersisir, dan bercermin diri . . . anda adalah melakukan hal yang . . . konsumtiv untuk kepentingan diri anda
Ketika kemudian anda duduk minum teh, susu, atau kopi, makan roti atau sarapan pagi, memirsa TV, atau membaca koran . . . anda lagi lagi melakukan hal yang . . . konsumtiv bagi kebutuhan anda
. . .
Ketika setelah itu anda pergi untuk bekerja mencari uang atau berbelanja, atau mungkin untuk sekolah, kuliah, atau belajar, dan berkendara . . . mengisi bahanbakar untuk kendaraan anda . . . bahkan mungkin ke bengkel untuk membereskan kendaraan anda . . . . . . anda kembali konsumtiv bagai suatu keharusan
Ketika anda berinternet menerima dan mengirim e-mail dan atau membaca dan membalas posan pesan di forum web dan pesan anda kirim hanya sekedar membalas dan say hello dan bila itu dilakukan pada jam kantor dan menggunakan fasilitas kantor maka anda telah melakukan hal konsumtiv
Ketika anda pergi untuk menemui seseorang untuk membereskan suatu urusan . . . anda boleh jadi konsumtiv
Ketika anda beristirahat di siang hari. minum dan makan siang . . . anda benar-benar konsumtiv
Ketika siang hari anda menghadap Tuhan dan berdoa'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda tengah mengulangi hal konsumtiv
. . .
Ketika anda kembali berinternet menerima dan mengirim e-mail dan atau membaca dan membalas posan pesan di forum web dan pesan anda kirim hanya sekedar membalas dan say hello dan bila itu dilakukan pada jam kantor dan menggunakan fasilitas kantor maka anda kembali telah mengulangi hal konsumtiv
Ketika petang hari anda menghadap Tuhan dan berdoa'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda kembali tengah mengulangi hal konsumtiv
. . .
Ketika anda pulang di petang hari mandi, minum, dan membaca atau menonton TV . . . anda mengulangi hal konsumtiv
Ketika anda minum dan makan malam . . . berdo'a . . . . . . dan kemudian tidur . . . maka sehari ini anda lengkaplah konsumtiv
Ketika anda bangun tengah malam dan berdo'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda telah menuntaskan hal konsumtiv sehari penuh
. . .
Jika demikian . . . maka anda memang konsumtiv . . . sangatlah konsumtiv bahkan betul-betul dan benar-benar sangat dan sangat konsumtiv sekali dan seorang konsumen sejati bagi diri sendiri
. . .
Lalu . . . kapan anda produktiv? Kapan anda berhenti memenuhi tuntutan, keperluan, kebutuhan, dan keharusan diri anda sendiri? Kapan anda berbuat sesuatu untuk orang lain? Untuk keluarga, tetangga, karib-kerabat, komunitas . . . masyarakat, . . . negara? Kapan?
Kapan anda memberikan dayaguna diri anda untuk mereka yang membutuhkan? Kapan anda memberikan sesuatu dari diri anda? Kapan anda berhenti meminta?
. . .
Apa yang telah anda sumbangkan atau berikan? Seberapa besar kontribusi anda? Apa yang anda produksi? Apakah anda menditribusikannya untuk banyak orang? Bernilai dan berartikah itu bagi kebanyakan orang?
Apakah hari ini anda telah melakukan hal efektiv untuk perusahaan anda dimana anda bekerja? Apakah hari ini anda telah memberikan pengetahuan baru kepada orang lain tentang sesuatu yang berguna? Apakah hari anda telah mengiformasikan kepada banyak orang tentang suatu hal bermanfaat?
Atau barangkali apakah hari ini ada telah berbuat suatu kebaikan untuk orangtua, anak, istri, atau keluarga anda, atau bahkan kerabat dan mungkin masyarakat?
Mungkinkah hari ini anda telah melakukan sesuatu yang telah diperintahlan Tuhan agar dilaksanakan demi kebaikan manusia di dunia dan akhirat?
Entahlah . . . hanya Tuhan dan anda yang tahu persis.
. . .
Ok! You've done it someday, . . . sometimes. You may be do something better for others.
Tapi pernahkan anda menghitung berapa besar persentansi antara konsumsi dan produksi anda? Lebih besar produksi daripada konsumsi atau sebaliknya? Jika kita mau jujur, barangkali kebanyakan kita adalah lebih banyak konsumtiv daripada produktiv. Atau barangkali cukup seimbang?
Let's count!
Jika lebih besar konsumsi, you loss. Jika seimbang, it just a break even point. Jika lebih banyak produksi, you get profit and benefit.
The choice is yours!
Jika keadaan anda hari ini lebih baik daripada kemarin, maka anda adalah orang yang maju dan beruntung. Tapi jika keadaan anda hari ini serupa dengan kemarin, maka anda adalah orang yang mundur dan merugi. Dan jika keadaan anda hari ini lebih buruk daripada kemarin, maka anda adalah orang yang jatuh bankrut.
Demi sang waktu yang sedang berlalu . . . sesungguhnya sang manusia adalah dalam kerugian, kecuali mereka yang berpegang teguh pada satu kebenaran, dengan penuh kepercayaan dan keyakinan dan berbuat kebaikan dan kebajikan bagi sesama, saling menasihati dalam kesabaran, dan saling menasihati dalam kebenaran.
Sekecil apa pun kebaikan yang anda bisa berikan dari diri anda dengan tulus dan ikhlas, ia akan menjadi andil yang sangat bermanfaat kelak. Jika anda memberikan satu kebaikan pada orang lain, maka sebenarnya anda sedang menanamkan sepuluh benih kebaikan untuk diri anda sendiri. Tapi sayang . . . kebanyakan orang tak menyadari . . .
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
om ndute5758 Moderator KOSTER
Poin Brogader : 7440 Total Posan : 10946 Sejak : 21.12.07 Domisili : Cilacap KorWil : Cilacap: NusaKambangan | DENSUS-27 NRA : 0333 Jabatan : KetHan | KaWil Thunder :
125
Julukan : EN125 Sikon : mmmmm ... enikah Hobi : touring Slogan : see my profile at www.ndute5758.co.nr
Subyek: Re: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen! 29.03.09 23:01
Thunder Rider wrote:
EVALUASI DIRI ANDA
KONSUMTIV VS PRODUKTIV
Spoiler:
(C) 2006—2009 — EE ONE S | Thunder Rider
Ketika anda bangun shubuh dan berdo'a, anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda tengah melakukan hal konsumtiv
Ketika anda berkemas di pagi hari, menggosok gigi, mandi, berpakaian, bersisir, dan bercermin diri . . . anda adalah melakukan hal yang . . . konsumtiv untuk kepentingan diri anda
Ketika kemudian anda duduk minum teh, susu, atau kopi, makan roti atau sarapan pagi, memirsa TV, atau membaca koran . . . anda lagi lagi melakukan hal yang . . . konsumtiv bagi kebutuhan anda
. . .
Ketika setelah itu anda pergi untuk bekerja mencari uang atau berbelanja, atau mungkin untuk sekolah, kuliah, atau belajar, dan berkendara . . . mengisi bahanbakar untuk kendaraan anda . . . bahkan mungkin ke bengkel untuk membereskan kendaraan anda . . . . . . anda kembali konsumtiv bagai suatu keharusan
Ketika anda berinternet menerima dan mengirim e-mail dan atau membaca dan membalas posan pesan di forum web dan pesan anda kirim hanya sekedar membalas dan say hello dan bila itu dilakukan pada jam kantor dan menggunakan fasilitas kantor maka anda telah melakukan hal konsumtiv
Ketika anda pergi untuk menemui seseorang untuk membereskan suatu urusan . . . anda boleh jadi konsumtiv
Ketika anda beristirahat di siang hari. minum dan makan siang . . . anda benar-benar konsumtiv
Ketika siang hari anda menghadap Tuhan dan berdoa'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda tengah mengulangi hal konsumtiv
. . .
Ketika anda kembali berinternet menerima dan mengirim e-mail dan atau membaca dan membalas posan pesan di forum web dan pesan anda kirim hanya sekedar membalas dan say hello dan bila itu dilakukan pada jam kantor dan menggunakan fasilitas kantor maka anda kembali telah mengulangi hal konsumtiv
Ketika petang hari anda menghadap Tuhan dan berdoa'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda kembali tengah mengulangi hal konsumtiv
. . .
Ketika anda pulang di petang hari mandi, minum, dan membaca atau menonton TV . . . anda mengulangi hal konsumtiv
Ketika anda minum dan makan malam . . . berdo'a . . . . . . dan kemudian tidur . . . maka sehari ini anda lengkaplah konsumtiv
Ketika anda bangun tengah malam dan berdo'a anda memohon dan meminta kepada Tuhan, maka anda telah menuntaskan hal konsumtiv sehari penuh
. . .
Jika demikian . . . maka anda memang konsumtiv . . . sangatlah konsumtiv bahkan betul-betul dan benar-benar sangat dan sangat konsumtiv sekali dan seorang konsumen sejati bagi diri sendiri
. . .
Lalu . . . kapan anda produktiv? Kapan anda berhenti memenuhi tuntutan, keperluan, kebutuhan, dan keharusan diri anda sendiri? Kapan anda berbuat sesuatu untuk orang lain? Untuk keluarga, tetangga, karib-kerabat, komunitas . . . masyarakat, . . . negara? Kapan?
Kapan anda memberikan dayaguna diri anda untuk mereka yang membutuhkan? Kapan anda memberikan sesuatu dari diri anda? Kapan anda berhenti meminta?
. . .
Apa yang telah anda sumbangkan atau berikan? Seberapa besar kontribusi anda? Apa yang anda produksi? Apakah anda menditribusikannya untuk banyak orang? Bernilai dan berartikah itu bagi kebanyakan orang?
Apakah hari ini anda telah melakukan hal efektiv untuk perusahaan anda dimana anda bekerja? Apakah hari ini anda telah memberikan pengetahuan baru kepada orang lain tentang sesuatu yang berguna? Apakah hari anda telah mengiformasikan kepada banyak orang tentang suatu hal bermanfaat?
Atau barangkali apakah hari ini ada telah berbuat suatu kebaikan untuk orangtua, anak, istri, atau keluarga anda, atau bahkan kerabat dan mungkin masyarakat?
Mungkinkah hari ini anda telah melakukan sesuatu yang telah diperintahlan Tuhan agar dilaksanakan demi kebaikan manusia di dunia dan akhirat?
Entahlah . . . hanya Tuhan dan anda yang tahu persis.
. . .
Ok! You've done it someday, . . . sometimes. You may be do something better for others.
Tapi pernahkan anda menghitung berapa besar persentansi antara konsumsi dan produksi anda? Lebih besar produksi daripada konsumsi atau sebaliknya? Jika kita mau jujur, barangkali kebanyakan kita adalah lebih banyak konsumtiv daripada produktiv. Atau barangkali cukup seimbang?
Let's count!
Jika lebih besar konsumsi, you loss. Jika seimbang, it just a break even point. Jika lebih banyak produksi, you get profit and benefit.
The choice is yours!
Jika keadaan anda hari ini lebih baik daripada kemarin, maka anda adalah orang yang maju dan beruntung. Tapi jika keadaan anda hari ini serupa dengan kemarin, maka anda adalah orang yang mundur dan merugi. Dan jika keadaan anda hari ini lebih buruk daripada kemarin, maka anda adalah orang yang jatuh bankrut.
Demi sang waktu yang sedang berlalu . . . sesungguhnya sang manusia adalah dalam kerugian, kecuali mereka yang berpegang teguh pada satu kebenaran, dengan penuh kepercayaan dan keyakinan dan berbuat kebaikan dan kebajikan bagi sesama, saling menasihati dalam kesabaran, dan saling menasihati dalam kebenaran.
Sekecil apa pun kebaikan yang anda bisa berikan dari diri anda dengan tulus dan ikhlas, ia akan menjadi andil yang sangat bermanfaat kelak. Jika anda memberikan satu kebaikan pada orang lain, maka sebenarnya anda sedang menanamkan sepuluh benih kebaikan untuk diri anda sendiri. Tapi sayang . . . kebanyakan orang tak menyadari . . .
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
waduh...binun juga neh... setau saya yg namanya bedoa dan ibadah itu bukan sifat/perilaku komsumtiv, sebab itu adalah kewajiban manusia utk menyembah sang pencipta da lumrah jika manusia berdoa agar selalu diberikan yg terbaik dari-Nya...
makan dan minum pun (menurut saya) bukan perilaku komsumtiv sepanjang itu dilakukan utk pemenuhan kebutuhan hidup dan penunjang kegiatan sehari-hari (dalam batas yg wajar dan normal)... apalagi jika pemenuhan kebutuhan pangan itu dibeli oleh uang hasil kerja diri sendiri yg notabene namanya hasil kerja adalah untuk pemenuhan kebutuhan manusia...
bekerja (apapun bentuknya) sejatinya adalah perbuatan yg produktif... asalkan itu betul2 definisi bekerja... bukan cuma sekedar datang untuk absen....
maaf klo ada yg salah....ini karena pengetahuan saya yg mash sempit...
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27467 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
setau saya yg namanya bedoa dan ibadah itu bukan sifat/perilaku komsumtiv, sebab itu adalah kewajiban manusia utk menyembah sang pencipta dan lumrah jika manusia berdoa agar selalu diberikan yg terbaik dari-Nya...
. . .
DALAM ISLAM TAK ADA PERINTAH UNTUK MENYEMBAH ALLAH
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
Tak ada satu ayat pun dalam Al Qur`an atau Al Kitab yang memerintahkan atau mewajibkan manusia untuk menyembah Sang Pencipta atau Maha Pencipta, Al Khaaliq (All Creator), Allah SWT, Tuhan YME. Jika ada kata sembah dalam terjemah Al Qur`an itu terjemahan kadaluwarsa (obsolete) peninggalan zaman Hindu. Pada awal penyebaran Islam di Indonesia para wali meminjam berbagai istilah Hindustani untuk memperkenalkan Islam agar lebih mudah diterima masyarakat Hindu pada masa itu. Misalnya lafazh "diynun" diidentikkan dengan "agama", dan "shalaatun" diidentikkan dengan "sembahyang" [sembah Sang Hyang]. Padahal ma'na atau arti dalam bahasa Arab bukan itu.
Kata kerja menyembah dalam terjemah Al Qur`an adalah terjemahan dari lafazah "ya'budu" artinya beribadah atau mengabdi atau berdedikasi (to dedicate). 'ibadatun" artinya pengabdian atau dedikasi (dedication), dan "'abdun" artinya abdi, pengabdi atau dedikator (dedicator). Kalimah "yaa `ayuu haa `aln naasu, `u'budu rabba kummu, `alladziy khalaqa kum," artinya "wahai yang-mana dia sang jenis-manusia, kalian abdilah [beribadahlah kepada] [Tuhan] Pengasuh kalian, Dia-yang Dia-telah-menciptakan kalian." Kalimat "iyyaa ka na'budu," artinya "hanya-kepada Engkau lah kami-mengabdi [beribadah, berdedikasi]." Tidak kepada yang lain. Tindakan sujud dalam sholat adalah simbol pengabdian penuh dan penyerahan diri secara utuh, bukan berarti menyembah, disamping memiliki fungsi pengaliran oksigen ke otak untuk kesehatan kehidupan manusia.
Jadi Allah memerintahkan manusia untuk mengabdi hanya kepada Dia, bukan menyembah Dia, dan bukan kepada Syaithan. Dia melarang secara tegas, "laa ta'buduw alsysyaythan," "janganlah kalian mengabdi-kepada si syaythan (all-of-you dedicate-to the satan not)." Dan tak boleh ada pertentangan kepentingan (conflict of intrest) dalam pengabdian ini. Dalam Islam, hubungan antara Allah dan manusia bukanlah sebagai hubungan antara Al Khaaliqu dan makhluwqun, atau antara Maha Pencipta dan ciptaan (All Creator and creature), tapi hubungan antara "rabbun" atau pengasuh (cherisher) dan "'abdun", atau antara tuan (lord, master) dan hamba atau budak (slave). Bak Allah adalah majikan dan kita adalah pelayan, atau bak Allah adalah juragan dan kita adalah karyawan (employer and employee relationship). Artinya kita hidup dan bekerja semata hanya untuk Allah SWT, bukan untuk yang lain, dan karena itu tak boleh ada pertentangan kepentingan, yang membuat kita bekerja untuk pihak lain, dengan kata lain harus melakukan dedikasi penuh. Karena itu syirik atau memperserikat Allah, atau mengadakan kompetitor bagi Dia, adalah dosa terbesar manusia.
Dan Allah memerintahkan manusia untuk berdo'a atau menyeru kepada Dia, untuk memohon bantuan atau pertolongan maaf dan pengampunan bila keliru atau bersalah. Dan Allah juga memerintahkan manusia untuk "mendirikan" atau "menegakkan" shalat. Lafazh "shalaatun" bentuk jamaknya "shalaawaatun", bukan berarti menyembah Tuhan. Melainkan, jika intransitiv, maka berarti bersejahtera-diri atau mensejahterakan-diri sendiri, dan jika transitiv maka berarti mensejahterakan-diri orang lain. Mengucap shalawat artinya mengucap tabik sejahtera kepada seseorang. Jadi perintah `aqiymuw `alshshalaawaat" artinya "kalian-tegakkanlah kesejahteraan" diantara manusia di Bumi ini [establish the prosperity among people, and peace in the word. Dengan demikian seruan sholat adalah seruan ke arah perdamaian, damai di hati sendiri sendiri dan damai di Bumi. Dan kesejahteraan atau perdamaian di Bumi ini hanya bisa terwujud bila antara manusia saling kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi, sehingga tak ada pertikaian tak ada peperangan, dan inilah perwujudan penerapan sifat Allah, `Alr Rahmaanu `Alr Rahiymu, Maha Pengasih Maha Penyayang. Gerakan dalam sholat adalah sebagai isyarat atau indikator kepada orang lain bahwa agar yang melakukannya jangan diganggu karena tengah melakukan pertemuan dan komunikasi dengan Allah, disamping bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27467 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen! 30.03.09 10:01
Laskar Nusakambangan wrote:
setau saya yg namanya bedoa dan ibadah itu bukan sifat/perilaku komsumtiv, sebab itu adalah kewajiban manusia utk menyembah sang pencipta dan lumrah jika manusia berdoa agar selalu diberikan yg terbaik dari-Nya...
. . .
ANALOGI KONSUMSI DAN PRODUKSI
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
Jika kita tinjau dari sisi bahasa, dan lebih pas lagi dari sisi transaksi bisnis dan manajemen keuangan, maka dari sisi pandang si pemberi, misalnya bank, konsumsi berarti pemberian atau pengeluaran (expense), atau kredit, dan produksi berarti penerimaan atau pemasukan (revenue), atau debit. Sebaliknya dari sisi pandang si penerima, konsumsi berarti penerimaan atau pemasukkan atau kredit, dan produksi berarti pemberian atau pengeluaran atau debit.
Hubungan Allah SWT, Tuhan YME, dengan manusia bagaikan hubungan bisnis, dan memang Dia menerapkan konsep transaksi bisnis ini dengan manusia. Dia Maha Kaya, Al Ghaaniyu, dan Maha Pemberi atau Maha Pengasih, `Alr Rahmanu . Dia memberi kita Bumi, air, udara, hidup, makanan dan minuman, tempat bernaung, penghasilan, dlsb. Tapi pemberian tesebut tidak gratis, melainkan bak Dia memberikan kredit atau piutang atau pemberian dana atau daanun. Dia Maha Auditor, Al Haasibu, kecuali apa yang Dia nyatakan sebagai "bi ghayri hisaabin" atau "tanpa audit". Yang lainnya akan dibukukan, diperhitungkan, dan diaudit. Dia memberikan pilihan laba dan rugi bagi manusia, ada para pelaba atau muwflihuwna, dan ada para perugi atau khaasiruwna.
Karena tak semua itu gratis, Allah akan mengambil debit dari manusia, karena tiap manusia harus membayar tiap hutang atau melakukan pelunasan dana pinjaman atau diynun, dan tak akan pernah ada manusia bisa melunasi hutang piutang kepada Allah, kecuali dengan cara mengabdi sepenuhnya kepada Dia melalui penyerahan-diri seutuhnya, dan itulah yang disebut sebagai "diynu `al `Islami" atau "pembalasan dengan-cara penyerahan-diri". Jadi "yawmu `ald diyni" artinya "hari pembalasan atau pelunasan". `Islam artinya penyerahan-diri (surrender), ketundukan atau kepatuhan (submission) dan musliymun berarti peserah-diri (surrenderer).
Untuk itulah manusia mengabdi kepada Allah, dan Allah atas pengabdiannya memberikan upah atau pahala atau kiflun (merit) dan ganjaran atau 'ajrun (reward). Sebaliknya bagi manusia yang tak melaksanakan pengabdian ini, adalah baginya dosa atau dzaanbun (sin) dan hukuman (punishment) dalam bentuk siksa atau `adzaabun (torment).
Karena Allah adalah Maha Pengasih Maha Penyayang, Dia hanya memberikan kompensasi setara atau hukuman setimpal bagi pendosa, sementara bagi pemahala dia melipatgandakan kompensasi 10 kali lipat daripada semestinya, bahkan dalam kasus tertentu 70 kali lipat hingga 700 kali lipat, sedemikian sehingga manusia bisa segera mendekati pemenuhan pelunasannya.
HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.
Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.
Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27467 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen! 30.03.09 10:08
Laskar Nusakambangan wrote:
waduh...binun juga neh... setau saya yg namanya bedoa dan ibadah itu bukan sifat/perilaku komsumtiv, sebab itu adalah kewajiban manusia utk menyembah sang pencipta dan lumrah jika manusia berdoa agar selalu diberikan yg terbaik dari-Nya...
makan dan minum pun (menurut saya) bukan perilaku komsumtiv sepanjang itu dilakukan utk pemenuhan kebutuhan hidup dan penunjang kegiatan sehari-hari (dalam batas yg wajar dan normal)... apalagi jika pemenuhan kebutuhan pangan itu dibeli oleh uang hasil kerja diri sendiri yg notabene namanya hasil kerja adalah untuk pemenuhan kebutuhan manusia...
PEMENUHAN KEBUTUHAN ADALAH KONSUMSI
Jika kita bicara menggunakan istilah "pemenuhan kebutuhan" (fullfilment of requirement), maka itu berarti sesuatu yang bersifat "konsumtiv", artinya dibutuhkan (required), diperlukan (needed), dikehendaki (wanted), diinginkan atau dimaui (willed).
Jadi, berdo'a, sholat, makan, minum, tidur, mandi, dlsb adalah tindakan atau perilaku konsumtiv manusia. Manusia membutuhkann semua itu untuk hidupnya. Sementara Allah SWT, Tuhan YME tak membutuhkan apa pun juga. Dia tak makan, tak minum, tak tidur, dst. Allah tak rugi sedikit pun bila tak ada manusia mendirikan sholat, melainkan manusia lah yang rugi.
. . .
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27467 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen! 30.03.09 10:18
Laskar Nusakambangan wrote:
... bekerja (apapun bentuknya) sejatinya adalah perbuatan yg produktif... asalkan itu betul2 definisi bekerja... bukan cuma sekedar datang untuk absen....
KERJA, KONSUMSI DAN PRODUKSI
Secara teknik, istilah kerja (work) berarti penerapan tenaga atau aplikasi energi.
Tapi dalam konteks antara pemekerja [yang memperkerjakan] dan terkerja [yang dipekerjakan], atau antara juragan dan karyawawan (between employer and employee) ada pengertian bahwa pemilik hasil kerja atau produk yang dihasikan melalui produksi adalah pihak yang mempekerjakan [bahkan ditegaskan oleh undang-undang], sementara yang dipekerjakan adalah sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan produksi produk tersebut.
Lain daripada itu ada motivasi berbeda dari yang mempekerjakan dan yang dipekerjakan. Bagi yang memperkerjakan adalah untuk menghasilkan sesuatu produk, artinya produktiv, sementara bagi yang dipekerjakan adalah sekedar pemenuhan kebutuhan memperoleh upah atau gaji, artinya konsumtiv.
Dalam konteks terbatas, memang dapat dikatakan bahwa karyawan berlaku produktiv bagi perusahaan. Tapi jika seorang karyawan hanya datang dan mengharapkan imbalan tapi malas atau hanya terpaksa melakukan pekerjaan, maka sesungguhnya dia konsumtiv.
. . .
Sponsored content
Subyek: Re: INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen!
INTROSPEKSI: Sekarang Anda Tahu Siapa Anda: Konsumen Atau Produsen!