RELIGI: Apakah Agama Berbeda Memiliki Tuhan Berbeda dan Kitab Suci Berbeda?

APAKAH AGAMA BERBEDA MEMILIKI TUHAN BERBEDA DAN KITAB SUCI BERBEDA? [1]

(C) 2008 ― EE ONE S | Thunder Rider

Jika yang dimaksud adalah agama samawi atau agama wahyu murni, maka jawabnya "tidak"! Kecuali agama buatan atau karangan manusia, sudah pasti berbeda.

Sejak keberadaan manusia di Bumi ini, Bumi tak pernah berganti dengan Bumi lain, Langit tetap sama, bukan langit yang lain. Kenapa? Karena Tuhannya sama, Tuhan yang satu, yang tunggal, Yang Maha Esa. Tuhannya tak pernah berganti dengan Tuhan lain. Kita semua hidup di Bumi yang sama, di langit yang sama, di dunia yang sama, di alam yg sama, di semesta yang sama, dan semua berasal dari sepasang manusia yang sama, Adam dan Hawa, dan sudah pasti berasal dari satu Tuhan tunggal yang sama. Lalu kenapa kita berbeda pendapat, berselisih dan bersengketa?

Jikapun ada banyak para tuhan berbeda, maka ada satu Tuhan dari segala tuhan, Sang Tuhan Bapa atau The God Father, Maha Tuhan atau All God. Istilah ini tak berarti bahwa Tuhan Bapa ini beranak dan melahirkan semua tuhan lain. Tapi untuk menunjukkan dominasi. Dialah Maha Raja, Raja dari segala raja, Maha Penguasa, Penguasa dari segala penguasa, Maha Empunya. Dengan adanya Tuhan dari segala tuhan, maka gugurlah ketuhanan para tuhan lain tersebut. Jadi hanya ada satu Tuhan tunggal, Tuhan Yang Maha Esa, dan Dia bisa memanifestasikan keberadaan dirinya dalam wujud apa saja atau melalui keberadaan sesuatu yang lain yang apa saja.

Karena hanya ada satu Tuhan tunggal sama, semua agama wahyu atau agama samawi berasal dari Dia, dan begitu pula semua kitab suci agama wahyu semua berasal dari firman-Nya, karena semua nabi dan rasul agama wahyu diutus oleh Dia. Tak ada Tuhan yang lain!

. . .

APAKAH AGAMA BERBEDA MEMILIKI TUHAN BERBEDA DAN KITAB SUCI BERBEDA? [2]

(C) 2008 ― EE ONE S | Thunder Rider

Jika kita berpegang pada pemaham ini, maka sejak Ibrahim (Abraham), Musa (Moses), Daud (David), Isa (Jesus), hingga Muhammad (Mohammed), semua mengikuti satu panduan Tuhan yang satu. Agama Muhammad adalah agama Isa. Agama Isa adalah agama Daud. Agama Daud adalah agama Musa. dan Agama Musa adalah agama Ibrahim. Jadi sejak dulu hingga sekarang, hanya ada satu agama, meski rasul dan kitab sucinya berbeda. Ini berbeda hanya dalam arti zamannya. Tapi arah dan tujuannya tetap sama, karena Tuhannya sama, tidak pernah berganti.

Apakah para rasul dengan kitab suci berbeda mengajarkan hal berbeda atau membawa manusia kepada jalan berbeda dengan cara berbeda? Tidak!!! Semua rasul dan kitab suci agama apa pun mengajarkan inti dan pokok ajaran sama, yakni membawa manusia kepada jalan kebaikan untuk kepentingan hidup manusia itu sendiri, agar hidupnya sejahtera di dunia, dan menempuh jalan sama untuk pulang kembali dengan selamat ke surga, suatu status, keadaan dan suasana seperti yang dialami asal moyang semua manusia, Adam dan Hawa.

Meski zaman diwahyukan dan ayat-ayat berbagai kitab suci berbeda sesuai dengan zamannya, tapi inti, pokok dan tujuan dasar dan utama kandungan kitab suci itu sama. Yakni panduan kehidupan manusia di dunia untuk menuju akhirat.

Lalu kenapa muncul perbedaan dan perpecahan dalam agama? Itu adalah karena ulah manusia sendiri! Manusialah yang menganiaya dirinya sendiri. Manusia membuat penafsiran sendiri yang berbeda satu terhadap yang lain tentang kandungan kitab suci. Bahkan mereka menafsirkan kandungan kitab suci yang disesuaikan dengan hawa nafsunya, untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya. Manusia telah melakukan campurtangan dalam penyalinan naskah asli kitab suci, sehingga kitab itu tercemar dan tidak lagi suci. Manusialah yang membuat berbagai aliran pemahaman berbeda. Manusialah yang telah mengiris agama jadi irisan, sekte, paham atau jalan pemikiran berbeda, mazhab, manhaj, dan seterusnya. Perbedaan dan perpecahan ini membuat manusia saling umpat antara sesamanya. Alangkah buruk dan jahatnya manusia.

Maha Sucilah Tuhan dengan segala firman-Nya dari segala sesuatu yang dipersekutukan dengan Dia dan dari segala ulah campurtangan manusia . . .

. . .

APAKAH AGAMA BERBEDA MEMILIKI TUHAN BERBEDA DAN KITAB SUCI BERBEDA? [3]

(C) 2008 ― EE ONE S | Thunder Rider

Marilah kita renungkan bersama, adakah semua agama berbeda, sejak Ibrahim sampai Muhammad, mengajarkan permusuhan sedemikian? Tidak! Lalu alangkah dungunya kita bila kita terus-menerus menganiaya diri kita sendiri sedemikian.

Secara faktual, kita semua hidup dalam perbedaan, bahkan tiap diri kita adalah berbeda, tiap diri adalah unik! Kenapa? Itu ayat atau tanda bahwa Maha Pencipta kita adalah Maha Unik, Maha Tunggal, Maha Esa. Ciptaan-Nya saja unik, apalagi Maha Penciptanya. Jadi perbedaan diantara kita adalah karena manifestasi keberadaan Tuhan. Sungguh perbedaan adalah rahmat yang patut kita syukuri. Cobalah kita bayangkan, seandainya tak ada tangga nada dan warna pelangi, alangkah monotonnya dunia ini. Tuhan memberikan ragam, aneka, dan nuansa di dunia ini, dan itulah yang membuat dunia ini indah.

Jadi marilah kita hargai dan hormati perpedaan pendapat diantara kita, sebagai pengakuan atas eksitensi orang lain, yang juga memiliki hak sama dalam berpendapat seperti kita. Jangan cari perbedaannya, tapi temukanlah kesamaan atau keserupaannya, dan itu akan membawa kita dalam suatu kebersamaan, suatu perpaduan yang harmonis yang penuh dengan nuansa yang indah, yang akan membawa kita kepada suatu kesadaran bahwa kita semua adalah makhluq Tuhan yang sama, yang tunggal, Tuhan Yang Maha Esa, dan kita semua, akan kembali kepada Dia, untuk selamanya.

. . .

Sekian, demikian ulasan saya, semoga tulisan ini bermanfaat utk semua, sbg bekal dasar utk jadi lebih bijaksana; tak ada manusia sempurna, sehingga tak ada seorg pun pernah luput dr kekeliruan, kesalahan, dan kealpaan; begitu pula penulis; apalagi topik diatas bukan bidang studi dan dlm lingkup profesi penulis; dan dgn rendah hati mohon maaf dan harap maklum bila ada salah kata dan atau salah ketik. Hanya Alläh, Tuhan Maha-Berilmu dan Maha-Benar. Semoga kita semua dilimpahi ilmu bermanfaat dan senantiasa dibimbing-Nya ke jalan yg benar dan tetap berada dlm kebenaran. Ämïn.

. . .

Sekali lagi, semoga tulisan singkat ini bisa dicerna dan berguna . . .

__________________________________________________

(C) 2008 ― EE ONE S | Thunder Rider

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.

apa yang disajikan om iwan adalah sangat menaarik dalam meredam perpecahan...akantetapi penting juga ditegaskan mengenai TUHAN YANG MAHA ESA?...mengakui eksistensi dan pendapat orang terhadap agama?...jangan sampai pernyataan dalam tulisan tersebut disalah artikan"bahwa agama adalah sama", karena makna agama adalah sama...pastinya terkait dengan aqidah...mohon penjelasannya om iwan???Tulisannya top habiis daacchhh....filsafat agama emang berat ya om iwan... Meneketehe....

Berbicara mengenai perspektif atau sudut pandang berbeda, saya jadi teringat dengan ungkapan tentang dua orang yang melihat gajah dari sisi yang berbeda, orang yang pertama melihat gajah tersebut dari depan sehingga dia akan mengatakan bahwa gajah belalainya panjang dan kupingnya lebar, namun orang yang kedua melihat gajah tersebut dari belakang sehingga dia hanya melihat ekor dan dua kaki belakng yang besar dari sang gajah, ke dua orang tersebut bisa berselisih paham tentang apa yang paling menonjol dari sang gajah tersebut padahal keduanya melihat binatang yang sama, namun masalahnya adalah dari sisi mana mereka melihat. Itulah yang saya sebut sebagai problematik dari perspektif.

Sebut saja contoh kecil, rata-rata orang eropa tidak suka mencium bau buah duren, tapi coba jika anda sebagai orang Indonesia ditawari duren, apalagi duren montong, wah pasti anda akan berbutan untuk menyantapnya, karena disamping buahnya harum rasanya juga enak, itu menurut perspektif anda sebagai orang Indonesia, tidak demikian halnya bagi orang barat. Nah hal inilah yang kadang-kadang dapat menjadi problem horizontal di antara makhluk sosial yaitu sesama manusia. Tak jarang masalah perbedaan perspektif dapat menimbulkan pertikaian yang serius di antara kita manusia, karena perbedaan perspektif akan mengarah kepada perbedaan pendapat dan prinsip tiap-tiap orang. Masalahnya adalah jarang sekali orang yang mau mengalah terhadap pendapat orang lain, kecenderungan manusia adalah berargumen untuk membenarkan pendapatnya sebisa-bisanya. Hanya orang yang memiliki sifat rendah hati dan suka damai sajalah yang bersedia mengalah selama problematik perspektif tersebut hanyalah masalah yang tidak terlalu bersifat prinsipil.

Memang ada beberapa perbedaan perspektif yang harus diselesaikan dengan suatu standard baku seperti perbedaan yang terkait dengan masalah benar atau salah, baik atau buruk, hal ini biasanya akan mengacu kepada hukum, undang-undang, prosedur dll. Misalnya perbuatan membunuh tidak bisa hanya dilihat dari segi perpektif, tapi juga harus dari segi hukum. Halnya juga berkenaan dengan kebenaran prinsipil seperti misalnya tentang dogma atau doktrin agama. Perbedaan perspektif berkenaan dengan dogma agama atau kepercayaan memang harus bermuara pada konsep dasar fundamental yaitu kitab suci dari masing-masing agama yang bersangkutan. Tetapi jika perbedaan perpektif hanyalah hal-hal yang menyangkut selera lebih baik menggunakan dasar kasih, rendah hati, suka damai, dan mengalah ketimbang ngotot untuk selalu memenangkan dan membenarkan pendapat pribadi, padahal pendapat orang belum tentu salah...dari:http://rotogu.blogspot.com

Menurut sy sih tidak sama, knp? Bisa dilihat di kitab suci nya masing-masing.

Analogi:

si A dan si B sama2 mengenal orang yang bernama C. tetapi si A bilang si C kulitnya putih sedangkan si B bilang kulitnya hitam. So apakah sama si C menurut si A dan si C menurut si B?

Asta la Vista wrote:: Berbicara mengenai perspektif atau sudut pandang berbeda, saya jadi teringat dengan ungkapan tentang dua orang yang melihat gajah dari sisi yang berbeda, orang yang pertama melihat gajah tersebut dari depan sehingga dia akan mengatakan bahwa gajah belalainya panjang dan kupingnya lebar, namun orang yang kedua melihat gajah tersebut dari belakang sehingga dia hanya melihat ekor dan dua kaki belakng yang besar dari sang gajah, ke dua orang tersebut bisa berselisih paham tentang apa yang paling menonjol dari sang gajah tersebut padahal keduanya melihat binatang yang sama, namun masalahnya adalah dari sisi mana mereka melihat. Itulah yang saya sebut sebagai problematik dari perspektif.

Perspektif dikarenakan tidak mengetahui info secara lengkap mengenai bentuk gajah.

dengan segala kerendahan hati saya meminta kepada moderator,
untuk meng-close topik ini karena ini bicara masalah 'akidah yang akhirx
nanti bisa berkembang tidak menguntungkan bagi kita karena disini sudah
melibatkan lebih dr satu agama (beberapa agama yg diakui menurut hukum dinegara indonesia)

saya mengerti maksud tujuan pak e-1
akan tetapi ini masalah yang cukup sensitif,
bicara agama harus dilandaskan pada kitab (Al-quran & hadiz menurut kita agama islam, kalau yang lain?)

saya tidak ada maksud apa-apa,
akan tetapi ini lebih menjaga keutuhan kita..
terima kasih..

demi keutuhan..
Bendera Indonesia

:koster:

ROBIN 151 wrote:: dengan segala kerendahan hati saya meminta kepada moderator,
untuk meng-close topik ini karena ini bicara masalah 'akidah yang akhirx
nanti bisa berkembang tidak menguntungkan bagi kita karena disini sudah
melibatkan lebih dr satu agama (beberapa agama yg diakui menurut hukum dinegara indonesia)

saya mengerti maksud tujuan pak e-1
akan tetapi ini masalah yang cukup sensitif,
bicara agama harus dilandaskan pada kitab (Al-quran & hadiz menurut kita agama islam, kalau yang lain?)

saya tidak ada maksud apa-apa,
akan tetapi ini lebih menjaga keutuhan kita..
terima kasih..

demi keutuhan..
:koster:

Bro Robin

, dgn tdk mengurangi hormat sy dan jalinan persaudaran diantara kita, dan tanpa maksud mengabaikan himbauan dr pemerhati forum yg setia, izinkan sy memoderasi forum ini sebaik mungkin, dan dgn izin Allah, Tuhan Maha Kuasa, semoga tak terjadi sesuatu pun sbgmn yg anda cemaskan atau khawatirkan.

lama amat yach...

Kebetulan yg membuka topik ini adalah sy yg juga berlaku sebagai moderator forum ini, dan dengan demikian sy akan bertanggungjawab mengawasi dan memoderasi penuh forum ini agar jangan sampai terjadi konflik dan perseteruan diantara anggota forum berbeda agama dan bahkan yg seagama tp berbeda paham atau pendapat.

Cayooo...Semangat!

Jika sampai terjadi terjadi unsur SARA, pendiskreditan atau pelecehan suatu agama, kepercayaan, keimanan, atau keyaqinan, sdh pasti akan sy netralisir atau bila terlalu ekstrim akan sy buang ke tempat sampah sblm ada angota forum yg meminta utk dihapus, dan bila perlu sy sebagai administrator akan lbh dulu menutup topik ini tanpa diminta.

. . .

Topik ini sengaja sy buka utk melatih kita menjadi dewasa dan bijaksana, utk belajar dan menjadi lbh bisa menghadapi fakta atau kenyataan di lapangan bahwa kita hidup berdampingan dlm begitu banyak perbedaan, tp kita bisa rukun, damai, dan hadir bersama dlm rasa persaudaraan.

Maksud dan tujuan topik ini adalah pembelajaran dan pencerahan serta pengembangan diri di bidang spiritual yg terbuka utk agama dan kepercayaan apa saja. Bukan utk saling menunding dan melecehkan krn perbedaan paham atau pendapat. Silahkan berdikusi dgn baik, sopan dan terarah disini. Utk yg cuma mau berdebat kusir silahkan lakukan di forum lain atau milis yg memang menyediakannya utk itu. Bukan disini!!!

Topik ini dan kasus perbedaan didalamnya tdk jauh berbeda dgn kasus perbedaan paham dan pendapat dlm organisasi komunitas spdmotor spt KOSTER dan komunitas atau klub lainnya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa dlm kenyataannya antara bbrp komunitas spdmotor tertentu sebenarnya ada masalah yg dipelihara bak api dalam sekam . . .

. . . tp kebanyakan diantara kita seolah-olah atau berpura-pura tidak tahu Pura pura gak tau

. Alangkah naifnya. Lalu bgmn mungkin kita menggalang kesatuan dan persatuan antara sesama komunitas?

. . .

Ada 2 cara penyelesaian Piss Mann!

masalah perbedaan pandangan atau pendapat.

Cayooo...Semangat!

Pertama adalah dengan cara menemukan titik temu kompromistik atau win-win solution. Artinya menemukan titik-titik kesamaan atau keserupaan dalam perbedaan. Ini adalah cara terbaik dan paling bijaksana dan bisa diterima banyak orang. Ibaratnya, jangankan suami-istri, bahkan saudara kembar identik saja bisa berbeda, apalagi orang yang lain samasekali. Rambut boleh sama hitam, tapi pendapat bisa berbeda-beda. Pythagoras berfilsafat, bahwa bilangan satu melambangkan pendapat, karena ada satu kepala berarti ada satu pendapat. Lalu bilangan dua melambangkan pertentangan, karena ada dua kepala, sehingga ada dua pendapat berbeda. Kemudian bilangan tiga adalah lambang perkawinan, yaitu hasil kompromistik dua pendapat tadi yang membuahkan satu hasil kesepakatan yang diterima dua pihak.

mmhhhh...mikir...

Kedua adalah dengan cara meredam masalah, menutupinya, atau menenggelamkannya. Cara ini bak memelihara api dalam sekam. Suatu ketika akan meledak, karena masalahnya tetap ada dan tak pernah selesai.

lama amat yach...

Nah, cara yang terbaik dan bijaksana adalah cara pertama. Cara kedua boleh dipakai hanya untuk sementara waktu, sementara titik temu belum bisa dicapai. Tapi harus segera dituntaskan, sebelum masalahnya meledak.

Mantappp Bro!

Segala sesuatu pasti ada titik temunya. Bahkan garis sejajar bisa bertemu di satu titik sama di alam nyata, karena secara faktual di alam nyata tak ada garis lurus sempurna. Demikian juga dalam keimanan dan agama, kemana pun kita pergi, kita semua akan kembali kepada satu Tuhan yang sama, Tuhan Yang Maha Esa. Dan jangan pernah lupa bahwa semboyan negara kita adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. dan Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama Panca Sila dasar dan falsafah negara kita.

Semoga bisa diterima dan dipahami . . . Thanks bro!

terimakasih atas pengertian dan kerjasama yg baik dr semua anggota forum ini . . .

'AQIIDAH

fenco wrote:: ... jangan sampai pernyataan dalam tulisan tersebut disalah artikan "bahwa agama adalah sama", karena makna agama adalah sama...pastinya terkait dengan aqidah...mohon penjelasannya om iwan???Tulisannya top habiis daacchhh....filsafat agama emang berat ya om iwan...

ROBIN 151 wrote:: . . . ini bicara masalah 'akidah yang akhir
nanti bisa berkembang tidak menguntungkan bagi kita karena disini sudah
melibatkan lebih dr satu agama (beberapa agama yg diakui menurut hukum dinegara indonesia) . . .

Sblm kita beranjak lbh jauh, disini perlu kita menggarisbawahi definisi ttg 'aqidah spt disebut-sebut diatas. Ini perlu dan penting, krn bisa menimbulkan perbedaan pemahaman berkepanjangan lantaran hanya satu kata tak dipahami dgn baik.

Apa sebenarnya yq dimaksud 'aqidah itu?

Istilah 'aqidah berasal dari kata dlm bhs Arab, 'aqiydatun [jamaa': 'aqaa`id].

Dlm bhs Indonesia, huruf "q" kerap digantikan oleh huruf "k", shg ditulis "akidah". Ini contoh asal kata "akta" atau "akte", yg berasal dari kata "akad", yg kata asalnya adalah 'aqadun atau 'aqdun, yg artinya ikatan (bound) atau keterikatan. Dari sini asal istilah akta notaris, dan juga akad nikah, asalnya 'aqdun niqatin yg artinya ikatan pernikahan, atau disebut juga 'aqdu `alz zawji yg artinya ikatan pasangan.

Fi'il atau bentuk kt-kerja (verb) nya adalah: ya'qidu - 'aqada, artinya dia mengikat atau membuat simpul ikatan atau buhul tali. 'uqdatun [jamaa': 'uqad], atau `aqdun [jamaa': 'uquwd] artinya simpul ikatan atau buhul tali. Shg konteks tertentu, 'aqdun berarti juga akad atau akta, atau ikatan persetujuan atau perjanjian atau ikatan kontrak, atau surat persetujuan kontrak. 'aqiyd artinya yg berikat atau melakukan ikatan. ma'quwd artinya yg diikat atau dibuat simpul. 'uqdun, 'iqdun [jamaa': 'uquwd] berati sesuatu yg diikat pd leher atau kalung. Adapun mu'aqqad artinya yg dieratkan, dikuatkan, dikokohkan, atau diteguhkan. Sunnat mu'aqqad artinya sunah yg diperkuat atau menguatkan.

Dlm konteks keimanan dan keyaqinan, 'aqiydah atau 'aqiydatun [jamaa': 'aqaa`id], selain artinya ikatan atau keterikatan, berarti juga sesuatu yg sdh terikat atau tertanam di qalbu atau hati. Karena itu i'tiqaadun memiliki arti maksud hati atau niat. Sedangkan mu'taqid] artinya yg beritiqad atau berniat. Jadi dlm konteks agama, istilah 'aqiydah digunakan sbg kata lain utk menyatakan keimanan dan keyakinan.

Semoga bisa dipahami dan berguna . . .

OBYEKTIV BUKAN SUBYEKTIV — ABSOLUT BUKAN RELATIV

dhienz wrote:: Menurut sy sih tidak sama, knp? Bisa dilihat di kitab suci nya masing-masing.

Analogi: si A dan si B sama2 mengenal orang yang bernama C.
tetapi si A bilang si C kulitnya putih sedangkan si B bilang kulitnya hitam.
So apakah sama si C menurut si A dan si C menurut si B?

Apa yg sy tlh kupas diatas adalah bukan dlm arti pandangan secara subyektiv, tp secara obyektiv atau berorientasi obyek (object oriented).

Artinya agama-agama dan kitab suci tiap agama bukan dilihat dr kerangka acuan atau bingkai acuan (reference frame, frame of reference) berbeda, krn org yg berada pd bingkai acuan berbeda, berada pd titk pijak (stand point) berbeda, shg memiliki titik pandang (view point, point of view) berbeda. Dgn kata lain, apa yg sy tlh bahas, bukan bersifat nisbi atau relativ, tp mutlak atau absolut.

Hukum alam atau hukum fisika menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah absolut, tetap dan seragam, dimana pun didlm semesta ini, dan dipandang dr bingkai acuan manapun, tetap tak berubah. Demikian pula, Tuhan yg sy bicarakan adalah absolut. Dia mutlak, konstan, tetap tak berubah, dlm pandangan agama atau keimanan mana pun. Jika Dia relativ dan variabel, maka Dia bukan Tuhan sejati, tapi Tuhan dlm imajinasi manusia, yakni Tuhan dlm persepsi manusia.

Begitu pula agama dan kitab suci, masing-masing adalah absolut, krn berasal dr Tuhan yg absolut. Manusialah yg membuat mrk relativ dlm pandangan dan benak manusia itu sendiri, padahal secara faktual atau dlm kenyataannya mrk absolut. Kitab suci bukan tercipta atau makhluwq (creature), dia bukan sesuatu yg diciptakan, tp adalah firman, sabda, kalam, atau kalimat Tuhan, Maha Pencipta atau Al Khaaliq (All Creator), shg krn itu dia absolut.

Jadi mulailah berhenti berpijak pd anggapan atau pandangan diri sendiri. Ini pangkal atau asal pertentangan atau perbedaan pendapat antar manusia, krn ego manusia itu sendiri. Marilah kita mengarahkan pikiran dan pandangan kita secara jernih dan murni keluar dr diri kita yg kerdil, mengarah kpd satu Tuhan Maha Besar dlm keberadaan mutlak atau eksistensi absolut yg tak dpt diganggugugat.

Krn itu, dlm Al Qur`an ada kalimat ayat berkias yg berbunyi:

fa `qtuluw `anfusa kum, dzaalikum khyarun lla kum 'inda baari`i kum. [Q 2:54]

Maka kalian-bunuhlah diri-diri kalian, yang-demikian-itu adalah lebih-baik bagi kalian dihadapan Pencetus [Tuhan] kalian [Q 2: 54]

Yang dimaksud diri disini adalah nafsun [jamaa': `anfusa]. Jadi artinya menundukkan ego kita. Hawa nafsu adalah musuh terbesar tiap manusia sepanjang masa. Hanya manusia yg dpt menaklukkan hawa nafunyalah yg bisa menemukan Tuhannya dlm arti Tuhan sejati atau Tuhan sesungguhnya, Tuhan yg mutlak, absolut. Bukan Tuhan dlm pandangan atau anggapan dirinya

. . .

Semoga bisa dicerna dan dipahami ma'nanya . . .

TUHAN — SANG SUPRABA

(C) 2008 — EE ONE S | Thunder Rider

Apapun kepercayan, keimanan, atau agama anda, pasti anda meyakini ada sesuatu Keberadaan Suprama (Supreme Existence), atau Supraba (Superb, Supreme Being), yang kita sebut sebagai Tuhan, Thian, Tao, Theos, God, Deity, Divinity, Dewa, Dewata, Hyang; kecuali jika anda penganut atheisme (paham tanpa-tuhan) [a = tanpa, theo = tuhan, dewa, isme = paham, aliran], atau penganut idolisme (paham berhala) [idol = idola, berhala].

Tuhan adalah pencipta (creator, khaaliqun), sedangkan alam dan seluruh isinya termasuk kita semua adalah yang tercipta (creatures, makhluwqun). Tuhan memiliki kekuasaan terbesar, otoritas atau kewenangan tertinggi atas seluruh alam (authority over all natures), sang jagatraya dan seluruh isinya (the universe and its overal contents), dan atas seluruh manusia (over all mankinds). Dia berkuasa penuh atas penciptaan dan pemusnahan (creation and annihilation, khalqun wa zahqun), atas kehidupan dan kematian (life and death, mahyun wa maamatun). Singkat kata, kuasa atas segala sesuatu (over all things, 'alaa kulli syay`in).

Dalam bahasa Indonesia dan melayu, kata 'tuhan' (god) berasal dari kata 'tuan' (lord), dan kata 'tuan' berasal dari kata 'tua' (old). Seperti kita ketahui, kata 'tua' membentuk kata-turunan, seperti: ketua (chief), tetua, mertua, orangtua, dan lainnya. Tapi pembentukan kata juga bisa terbentuk karena perubahan bunyi, dimana kata 'tua' membentuk kata-jadian, seperti: tuah, tuan, dan tuhan. Dari kata 'tuan', dibentuk kata: tuanku (her majesti), yang kemudian berubah menjadi teuku atau tengku, yang berarti orang yang dipertuankan. Hasil perkawinan kata 'tuan' dan 'perempuan' menghasilkan kata 'puan', sebutan tuan untuk perempuan; dimana kata 'perempuan' dibentuk dari kata 'empu' atau 'mpu', yang memperoleh imbuhan. Demikian pula, dari kata 'tuah', dibentuk kata-turunan: petuah.

Kejadian kata serupa terjadi pada kata 'supraba' (superb, supreme being) dan 'prabu'. Sebutan mana digunakan untuk menggantikan kata 'maharaja', yang berarti raja agung, atau 'raja diraja', yang berarti: raja yang dirajakan oleh para raja lain, atau raja dari segala raja (king of kings; malik al mulki, malikul mulki).

Marilah kita lihat, kata 'tuhan' itu tak banyak berubah bunyi dari bahasa ke bahasa. Kita mulai dari bahasa Latin: 'deus' atau 'divus', berasal dari kata 'theos' dan 'zeus' di Yunani.

Yunani: theos, zeus (ms)
Romawi: jove, ju (sm)
Sansekerta: deva (sm), devi (sf); devata (sm)
Latin: deus, divus (sm), dea, diva (sf); deitas, divinitas (sm)
Spanyol: dios (sm), diosa (sf); deidad, divinidad (sm)
Perancis: dieu (sm), deesse (sf), dieux (p); deite, divinite (sm)
Inggris: god (sm), goddes (sf); deity, divinity (sm)
Belanda: god (sm), godin (sf);
Jerman: gott (sm), gottin (sf); vergottern, vergottlichen (sm)
Rusia: bor (sm)
Jepang: tao, kami (sm)
China: thian (sm)
Melayu: tuhan (sm, sf).
Melayu-Sanskrit = dewa (sm), dewi (sf); dewata (sm)
Arab: ilaahun (sm), ilaahati (sf), aalihaatan (p)

catatan:
pronoun: s = singular, tunggal, sendiri; p = plural, jamak, banyak
gender: m = masculine, jantan; f = feminine, betina

. . .

TUHAN-BAPAK — GOD-FATHER

(C) 2008 — EE ONE S | Thunder Rider

Adapun monotheisme (paham satu-tuhan) [mono = satu, esa, tunggal, single], tritheisme (paham tiga-tuhan) [tri = tiga, triple], dan politheisme (paham banyak-tuhan) [poly = banyak, rangkap, multiple], meski berbeda, tapi secara mendasar sama, yaitu percaya tentang adanya Tuhan atau Dewa. Bedanya, jika monotheisme memiliki satu tuhan tunggal: Tuhan Yang MahaEsa, maka tritheisme memiliki tiga tuhan, dan politheisme memiliki lebih daripada tiga atau beberapa tuhan.

Namun di perbedaan ini masih ada satu titik singgung, yaitu bahwa, meski tritheisme memiliki tiga tuhan, dan politheisme memiliki banyak tuhan, atau para dewa, tapi tetap ada satu tuhan dari segala tuhan, dewa dari segala dewa, supradewa, supergod, yang disebut Maha-Bapak, Maha-Paderi, All-Father, yakni, Dewa-Bapak atau God-Father, yang oleh orang Viking disebut Odin-Pader, dan di Romawi disebut Jove-Piter atau Jupiter, dan di Yunani disebut Zeus-Pater, di Hindustani disebut Julius-Pitar yang dalam bahasa Sansekerta disebut Hyang-Batara atau Dewata (Divinity) yang berarti Dewa-Ketua atau Dewa-Kepala (Deity-Chief), dan bani Ibrahim (children of Abraham) atau orang Ibrani (Hebrew), bani Israil (children of Israel), dan bani Yehuda | Yudah atau Yahudi (Jew) menyebutnya Jehopah, Jehovah, Yahowah, Yehuwa, Yahveh, Yahweh, atau Yahwe.

Yunani: zeus-pater (m)
Romawi: jove-piter, ju-piter (m)
Sansekerta: julius-pitar (m); devata
Latin: deus-pater (m); deus-mater (f); deus-caput = deitas, divinitas
Spanyol: dios-padre, padrino (m); dios-madre, madrina (f); dios-cabeza = deidad, divinidad
Perancis: dieu-pater, dieu-pere, parrain (m); dieu-mater, dieu-merre, marraine (f); dieu-tete = deite, divinite
Inggris: god-father (m); god-mother (f); god-head = deity, divinity
Belanda: god-vader, god-pater, god-peet, peet (m); god-moeder, pete-moei (f); god-heid, goddelijk-heid
Jerman: gott-vater, gott-pate (m); gott-mutter, gott-patin (f); gott-heit, gottlich-keit
Melayu: tuhan-bapak (m), tuhan-ibu (f); tuhan-kepala. tuhan-ketua.
Melayu-Sanskrit = dewata

catatan:
bisa ditulis tanpa tanda strip, yang digunakan hanya untuk menunjukkan kata pembentuk.

Maha-Bapak atau All-Father, dalam agama samawi dimanifestasikan dengan nabi Ibrahim (prophet Abraham) yang merupakan bapak dari semua nabi.

. . .

ALLAH — TUHAN DARI SEGALA TUHAN

(C) 2008 — EE ONE S | Thunder Rider

Pada dasarnya, monotheisme, tritheisme, dan politheisme bisa sepakat, bahwa hanya ada satu Supremasi Tunggal, yang menjadi Raja dari segala raja, Sang-Raja, MahaRaja, King of kings, The-King, AllKing, yaitu Dewa dari segala dewa, Sang-Dewa, MahaDewa; atau Tuhan dari segala tuhan, Sang-Tuhan, MahaTuhan; atau God of gods, TheGod, MostGod, AllGod; atau Ilaahu al-aalihatiyn, Al-Ilaah, Allaah.

Jika seandainya semua dewa memiliki kekuatan dan wewenang sama, niscaya hancur-lebur seluruh jagatraya, karena tak ada yang kalah dan tak ada yang menang. Jadi, logikanya, mesti ada satu Supremasi Tunggal diatas segala kuasa yang lain. Jadi dalam Trinitas atau Trimurti, satu diantaranya adalah Supraba.

Sesuatu yang tunggal itu unik, alias tak ada yang menyamai ataupun menyerupai. Karena keberadaanNya tunggal, jadi sebutanNya juga harus unik: MahaDewa, MahaTuhan, MostGod, AllGod, atau Allaah. Menyimpang dari aturan tata-bahasa yang berlaku semestinya: Sang-Dewa, Sang-Tuhan, The-God, Most-God, All-God, atau Al-Ilaah.

Karena Dia Suprema, sebutannya juga harus selalu menggunakan derajat superlativ. Agar sebutannya tak ada kesetaraannya, tanda garis-penghubung atau spasi antara kata-sandang derajat superlativ: sang, the, atau al dan kata-benda, harus dibuang atau ditiadakan, sedemikian sehingga ditulis menjadi satu kesatuan tunggal dan menjadi unik: SangDewa, SangTuhan, TheGod, MostGod, AllGod, atau AlIlaah, yang kemudian dibakukan menggunakan kata: MahaDewa, MahaTuhan, MostGod, AllGod, atau Allaah. Dengan demikian, jadi, jika namanya saja unik, maka yang empunya nama tentulah unik.

. . .
__________________________________________________

(C) 2008 — EE ONE S | Thunder Rider

HAKI (Hak Atas Kepemilikan Intelektual) karya tulis intelektual ini dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia, dan juga oleh konvensi dan provisi internasional atas karya intelektual di tiap negara di seluruh dunia.

Tak sebagian pun dr tulisan, dokumen atau pagina jala ini boleh disalin, digandakan dan atau diperbanyak: diduplikasi, direplika, direproduksi, ditransmisi, ditranskripsi, ditranslasi kedlm bentuk bahasa apapun atau disimpan dlm satu sistem retrieval apapun; dlm bentuk apapun atau dlm cara apapun, mencakup tp tak terbatas pd cara optik, elektromagnetik, elektronik, elektromekanik, atau lainnya; utk maksud dan tujuan komersial; tanpa pemberitahuan dan perkenanan tertulis terlebih dulu dr pemilik hak atas karya intelektual ini.

Untuk non-komersial, penggunaan sebagai rujukan atau referensi, secara keseluruhan atau sebagian, harap cantumkan sumber informasi ini sebagai acuan.

forum ini bagus sebagai ilmu bagi kita semua...akan tetapi perlu adanya filter dan penjelasan yang mendalam...agar setiap bro-bro yang baca mempunyai kesimpulan yang bisa menyatakan ini yang MUANTTAAAP...forum ini bisa menjadi penambah ketebalan iman (akidah)-bisa juga membingungkan, bisa juga lari dari akidah...oleh karenanya...penting kiranya filterisasi agar forum ini menjadi ILMU yang bermanfaat dalam berakidah yang benar....???

masa gara2 forum ini Aqidah kita berubah...jgn sampe dong ah

King of king , Lord of Lord, The Almighty...
stuju ..unik, saking uniknya tidak ada otak manusia yang dapat memikirkan kedasyatan-Nya..ya tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia...tidak bisa masuk logika...
rasakan dan nikmati saja kebaikanNya

fenco wrote:: forum ini bagus sebagai ilmu bagi kita semua...
akan tetapi perlu adanya filter dan penjelasan yang mendalam...
agar setiap bro-bro yang baca mempunyai kesimpulan yang bisa menyatakan ini yang MUANTTAAAP...
forum ini bisa menjadi penambah ketebalan iman (akidah)-bisa juga membingungkan,
bisa juga lari dari akidah...oleh karenanya...
penting kiranya filterisasi agar forum ini menjadi ILMU yang bermanfaat dalam berakidah yang benar....???

buyung wrote:: masa gara2 forum ini Aqidah kita berubah...jgn sampe dong ah

TAK ADA SEORANG PUN DAPAT MENGUBAH KEIMANAN ORANG LAIN

mmhhhh...mikir...

Perlu kita pahami dan sadari bahwa, tak seorang pun dapat mengubah org lain. Jangankan manusia biasa, bahkan nabi dan rasul pun tak dpt membuat seorg beriman atau mengubah keimanan seseorg. Tugas nabi (prophet) hanyalah sbg pembawa berita masa datang (naba`a, prophecy) dan tugas rasul (apostle, messenger) adalah sbg pempos atau penyampai pesan, atau kurir (courier). Perihal org mau mendengar dan menerima apa yg disampaikan itu lain perkara dan bukan urusan nabi atau rasul. Selesai menyampai tugas nabi dan rasul selesai. Apakah seseorg akan beriman atau tidak, itu urusan Tuhan!

Jadi apalagi topik ini, sdh tentu tak akan bisa Meneketehe....

mengoyahkan dan mengubah keimanan siapa pun. Topik ini hanyalah sarana pengetahuan dan ilmu ttg ketuhanan, agar kita lbh bisa memahami keberadaan Sang Maha Pencipta segalanya, dan kepada siapa kita semua akan kembali kelak.

Semoga bisa dipahami . . .

fenco wrote:: forum ini bagus sebagai ilmu bagi kita semua...
akan tetapi perlu adanya filter dan penjelasan yang mendalam...
agar setiap bro-bro yang baca mempunyai kesimpulan yang bisa menyatakan ini yang MUANTTAAAP...
forum ini bisa menjadi penambah ketebalan iman (akidah)-bisa juga membingungkan,
bisa juga lari dari akidah...oleh karenanya...
penting kiranya filterisasi agar forum ini menjadi ILMU yang bermanfaat dalam berakidah yang benar....???

buyung wrote:: masa gara2 forum ini Aqidah kita berubah...jgn sampe dong ah

KEIMANAN

Mengenai perihal keimanan (faith, belief) tak ada seorg manusia pun, bahkan para nabï dan rasül sekali pun, dpt mempengaruhi keimanan ssorg, apa lagi cuma penulis, dan penulis tak pernah berupaya utk mempengaruhi keimanan ssorg, krn penulis tahu bahwa itu tak mungkin (impossible), sia-sia atau percuma. Dan tak tak seorg pun dpt mengubah keadaan diri seorg lain, kecuali org itu sendiri mau melakukannya.

`inna `allaaha laa yughayyiru maa bi qawmin, hattaa yughayyiruw maa bi `anfusi–him. [Q 13:11]

Sesungguhnya Alläh tak Dia-mengubah apa-saja-yang ada-pada suatu-kaum (kelompok), sampai mereka-akan-mengubah apa-saja-yang ada-pada diri-diri–mereka-sendiri.

dzaalika bi `anna `allaaha lam yaku mughayyiraan nni’matan `an’ama–haa ‘alaa qawmin, hattaa yughayyiruw maa bi `anfusi–him. [Q 8:53]

Itu karena bahwasanya Alläh tak-pernah Dia-adalah sebagai-pengubah suatu-kenikmatan [yang] Dia-telah-menganugerahkan–nya atas suatu-kaum (kelompok), sampai mereka-akan-mengubah apa-saja-yang ada-pada diri-diri–mereka-sendiri.

Tugas para nabï dan rasül pun hanyalah sbg muballigh (penyampai, conveyor) yg menyampaikan berita, pesan, informasi, dan mengkomunikasikannya, tak lbh drpd itu. Urusan beriman atau tdk, itu hak Alläh Maha-Kuasa, dan tak sorg manusia pun memiliki hak prerogativ utk mengimankan atau mengubah keimanan org lain, bahkan utk dpt mempengaruhi keimanan org lain sedikit pun juga.

Berikut adalah penegasan dan penjelasan Alläh ttg hal tsb didlm Al-Qur`än.

wa law syaa`a rabbu–ka, la `aamana man fiy `al-`ardhi kullu hum jamiy‘aan. `a fa `anta tukrihu `aln-naasa hattaa yakuwnuw muw`miniyna. [Q 10:99]

Dan kalau Dia-tlh-mengkehendaki, [Tuhan] Pengasuh–mu, sungguh | tentu dia-tlh-beriman siapa-sj-yg di sang-Bumi tiap-tiap mrk seluruhnya. Apakah mk kamu-hendak-memaksakan sang-jenis-manusia shg tlh-adalah-mrk para-peiman?

`a fa lam yay`asi `alladziyna `aamanuw, `in llaw yasyaa`u `allaahu, la hadaa `aln-naasa jamiy‘aan. [Q 13:31]

Apakah mk tak-pernah dia-mengerti para-org-yg mrk-tlh-beriman, jika seandainya Dia-mengkehendaki, Alläh, sungguh Dia-tlh-memandu sang-jenis-manusia seluruhnya [shg semua manusia beriman].

wa law syaa`a `allaahu, la ja‘ala–kum `ummatan wwahidatan, wwa laakin˚, yudhillu man yyasyaa`u wa yuhdiy man yyasyaa`u; wa la tus`aluwna ‘am-maa kuntum ta‘maluwna. [Q 16:93]

Dan kalau Dia-tlh-mengkehendaki, Alläh, sungguh | tentu Dia-tlh-menjadikan–kalian suatu-umat yg-satu, dan tp-niscaya, Dia-menyesatkan siapa-sj-yg Dia-kehendaki dan Dia-memandu siapa-sj-yg Dia-kehendaki; dan sungguh kalian-kelak-akan-ditanyai [dimintai pertanggungjawaban] ttg-apa-sj-yg tlh-adalah-kalian kalian-amalkan | perbuat.

. . .

Semoga bisa dicerna dan dipahami . . .

comos5 wrote:: King of king , Lord of Lord, The Almighty...
stuju ..unik, saking uniknya tidak ada otak manusia yang dapat memikirkan kedasyatan-Nya..
ya tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia...tidak bisa masuk logika...
rasakan dan nikmati saja kebaikanNya

TUHAN MEMBERI QALBU DAN AQAL KEPADA MANUSIA UNTUK MENJANGKAU DIA

Tdk betul Meneketehe....

bahwa keberadaan Tuhan tak dpt dipikirkan dan dicapai oleh aqal manusia. Justeru Tuhan memberikan qalbu dan aqal kepada manusia agar manusia bisa memahami keberadaan-Nya secara manthiyq | logik.

Cayooo...Semangat!

Ketahuilah bahwa Islam bukan dogma, tp logika. Tak ada Tuhan dan tak ada agama bagi org yg tak beraqal. Tak ada beban dan kewajiban hukum bagi org yg blm sampai (baligh) aqalnya atau org gila.

mmhhhh...mikir...

Memang secara total mungkin aqal manusia tak dpt menggapainya secara penuh. Utk itu manusia diperintahkan utk tafakur alias berpikir berulang kali (think repeatedly) ttg penciptaan sekalian langit dan bumi, sang semesta, jagatraya, alam semesta atau alam raya. Krn dr situlah manusia akan menyadari kebesaran Tuhan Maha Pencipta segala sesuatu.

Cayooo...Semangat!

Silahkan ikuti terus topik ini, `insyaa`allaah kita akan sampai kepada pembahasan logika ttg keberadaan Tuhan.

. . .

» PENTING: Apakah Anda Bekerja di Perusahaan Memiliki CSR?
» RELIGI: INFO: PonSel Al Kitab
» RELIGI: 2012 Qiamat?