KEGIATAN KEROHANIAN KOSTER - MAJLIS TA'LIM KOPDAR BARENG
Brogader KOSTER sekalian, ada baiknya kita menggalakkan kegiatan rutin bidang kerohanian KOSTER, dgn cara menyelenggarakan majlis ta'lim bulanan [sebulan sekali] atau dwi-mingguan [2 minggu sekali] sebagai pengisi acara KOPDAR BARENG, agar KOPDAR kita lbh bermakna dan bermanfaat.
Ini sangat perlu diadakan utk mengimbangi hal duniawi dgn hal spiritual, mengimbangi masalah teknik dan tetek-bengek modifikasi moto di lapangan, kegiatan rolling dan touring, dan sekaligus utk menghapus kejenuhan dan memupus kebosanan dgn siraman rohani yg menyejukkkan hati dan jiwa. Dan yg jelas sangat berfaedah buat pribadi dan keluarga.
Pd kesempatan ini, himbauan kegiatan ini mungkin bisa dilemparkan ke para KOSTERIANZ yg muslim, agar bisa memprakasai kegiatan ini. Kpd KOSTERIANZ yg non-muslim pun silahkan utk berpartisipasi.
Dgn berpijak pd persaudaraan, kekeluargaan dan kebersamaan, dihimbau agar acara ini terbuka utk umum, dan juga utk yg berbeda agama. Jadi silahkan mengajak keluarga, anak-istri, saudara, hadai-tolan, bersama, bahkan anggota komunitas tetangga.
Utk kegiatan kerohanian Islam, bagi yg non-muslim, ini tak berarti menjadi Islam, tp ini adalah peluang sangat baik dlm lingkungan dan sikon kekeluargaan utk mengenal Islam lbh jauh tanpa hrs lbh dulu menjadi pemeluk Islam. Dan tak ada maksud utk mempengaruhi, krn Islam menjunjungi tinggi perbedaan. Bahkan majlis ta'lim ini terbuka utk non-muslim bila ingin membahas masalah lintas agama, tanpa menjadikannya sbg ajang debat kusir tak berkeputusan. Krn kita disini berlandaskan pd azas toleransi dan saling menghormati.
Utk tempat dan waktu, silahkan diurun-rembuk. Bisa di salah satu KORWIL mana saja, mungkin di rumah salah satu KOSTERIANZ yg bersedia ketempatan, di aula masjid, atau aula umum lain yg bisa dipinjam utk itu tanpa kena biaya, atau dgn biaya minim. Utk kosumsi sekedarnya kita tanggung bersama.
Majlis ta'lim artinya tempat|wadah dan waktu|kesempatan utk saling-belajar. dr bhs Arab, ma=tempat-waktu, jalisu=duduk, ta=saling, 'allama=mengajar, 'alimu=mengetahui. Jadi istilah ini bisa dipakai secara umum, tepat dan cocok utk kegiatan tsb diatas. Dlm belajar kita tak mengenal usia, tempat dan waktu, melainkan seumur hidup. Dan pd dasarnya tak ada org pientar dan org buodoh di dunia ini, yg ada hanyalah org yg mau tahu | mau belajar dan org yg tak mau tahu | tak mau belajar. Itu saja!
Majlis ta'lim ini akan dibagi atas bbrp kategori atau topik, spt halnya forum ini. Utk kerohanian Islam, ada sesi utk pencerahan dan penjelasan ilmiah (scientific clearification and explanation) menggunakan presentasi audio-visual komputer multimedia. Ada sesi utk belajar hal yg mendasar ttg apa itu Islam? Ada sesi utk belajar membaca (tahziyah, tilawah, qira`ah) dan mengartikan (tarjamah) ayat Al-Qur'an. Ada sesi utk pendalaman dan peningkatan ilmu, islam, iman dan taqwa, dlsb. Dan pd waktu sholat akan dilaksanakan sholat berjama'ah. Silahkan diurun-rembuk sesuai tempat, waktu, kebutuhan dan keperluan.
Utk ini ada baiknya bila masing-masing KORWIL atau POS KOPDAR menyediakan minimum 1 (satu) org sbg komunikator dan koordinator bidang kerohanian, agar rencana baik ini bisa dibahas bersama dan ditentukan, dibuat jadwal (schedule) utk setahun, kapan segera bisa dimulai dan dimana.
Utk tiap pertemuan agar wakil bidang kerohanian yg membuat membuat satu ulasan, kesimpulan, atau catatan, utk disampaikan di forum dan milis KOSTER, shg yg tak bisa hadir, krn berhalangan atau krn tempat-waktu tak memungkinkan dpt mengikuti perkembangan.
Utk narasumber pengajian muslim, sy bisa mengontak bbrp ustadz | guru, muballigh, dan da'i yg cukup kompeten. Utk sementara mungkin sy sendiri bisa memberikan pengantar atau pendahuluan, dan rumah sy boleh ketempatan. Bagi bro lain yg memilik kontak narasumber berbobot dan atau wadah yg layak dan mamadai silahkan mengajukan.
Saran dan sumbangan, baik moril maupun materil, sangat diharapkan, dan terimakasih sebelumnya.
Utk Bro Rully sbg KETUM dan Bro Ushfuk sbg KETAN dimohon deep understanding dan dukungannya.
Bro E'ep, Bro Heru, Bro Gerry, Bro Dimas, Bro Nazar, Bro Odim, Bro Rendy, dan bro lainnya, tak mungkin sy sebut satu per satu semuanya disini, silahkan ditindaklanjuti utk direalisasikan dlm waktu dekat.
Semoga bermanfaat ...
Bro Jay Donatur KOSTER
Poin Brogader : 9705 Total Posan : 12680 Sejak : 09.08.07 Domisili : Jakarta - Bogor KorWil : JAXEL NRA : 0125 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
man dalla 'ala khoirin falahu mitslu ajri faa'ilihi (al-hadith) "Barangsiapa yang mengawali menunjukkan pada sebuah kebaikkan, maka dia akan mendapatkan akumulasi pahala orang2 yang mengamalkan kebaikan itu setelahnya"
harry_cldg LETDA KOSTER
Poin Brogader : 5948 Total Posan : 426 Sejak : 20.02.08 Domisili : ciledug KorWil : koster jaxel NRA : 202 Jabatan : Ang. Forum Thunder :
125
Julukan : 125 Sikon : single bro Hobi : makan/minum, tidur & bekerja Slogan : jangan pernah menyerah
kegagalan adalah kemenangan yang tertunda jadi belajarlah dari kegagalan
Setuju banget bro, untuk acara kerohanian di Koster, dan Alhamdulillah di Korwil Leuwiliang telah berjalan Kopdar Kerohanian yang diadakan tiap malam Sabtu minggu pertama setiap bulan bergilir di rumah broghader korwil leuwiliang, dan diisi dengan kultum oleh setiap broghader, ceramah, dan tanya jawab masalah keagamaan, tata cara ibadah baik fardhu maupun sunat dll. saya mengutip Surat Alimran ayat 104 " hendaklah ada sebagian umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran dan merekalah orang- orang yang beruntung" "Fastabiqul khoirot" berlomba-lamba dalam kebaikan.
Rgds
Koster 179 Najmul Komar
Heru Jenderal KOSTER
Poin Brogader : 6411 Total Posan : 3127 Sejak : 13.11.06 Domisili : Bogor KorWil : Bogor NRA : 0069 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
Setuju banget bro, untuk acara kerohanian di Koster, dan Alhamdulillah di Korwil Leuwiliang telah berjalan Kopdar Kerohanian yang diadakan tiap malam Sabtu minggu pertama setiap bulan bergilir di rumah broghader korwil leuwiliang, dan diisi dengan kultum oleh setiap broghader, ceramah, dan tanya jawab masalah keagamaan, tata cara ibadah baik fardhu maupun sunat dll. saya mengutip Surat Alimran ayat 104 "hendaklah ada sebagian umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran dan merekalah orang- orang yang beruntung" "Fastabiqul khoirot" berlomba-lamba dalam kebaikan.
Rgds
Koster 179 Najmul Komar
Bro Komar, ... apa Qomar? Kalau menurut bhs Arab "najmu `al-qamari" [baca: najmul qomar], artinya adalah "bintang bulan", krn najmun = bintang (star) dan qamarun = bulan (moon).
Bro, kalau tempat dan waktu memungkinkan, ada baiknya sekali waktu KORWIL KOSTER lain diundang.
...
Bro, merujuk kpd ayat yg bro kutip diatas, sebaiknya agar mengutipnya langsung dr mushhaf elektronik Al-Qur`an, spt misalnya di http://www.alqurandigital.com, dlsb, agar ayatnya pas dan tarjamah atau artinya pun mengena sbgmn yg dikehendaki Allah. Krn terkadang manusia khilaf atau lupa.
Agar arti dan maksud ayat diatas sesuai dgn yg dikehendaki Allah, berikut sy kutipkan selengkapnya, dan sy berikan kupasan agar tdk salah kaprah dan tdk salah paham, krn sepengetahuan sy banyak sekali org, bahkan ustadz | guru atawa muballigh yg keliru menyampaikan apa yg dimaksud oleh ayat diatas, shg org awam memiliki pemahaman yg juga keliru, dan bahkan meleset atau melenceng jauh dr apa yg ingin dicapai oleh ayat tsb.
`A`udzuw bi llaahi mina `alsy-syaythaani `alr-rajiymi. Aku berlindung kepada Alläh dari sang-syaitan yang-dirajam.
`Als-salaamu ’alay–kum wa rahmatu–`allaahi wa barakaatu–huu. Sang-salam atas–kalian dan rahmat–Alläh dan berkat–Nya.
wa l takun mmin kum `ummatun yyad’uwna `ilaa `al-khayri, wa ya’muruwna bi `al-ma’ruwfi wa yanhawna ’ani `al-munkari; wa `uwlaaa`ika humu `al-muflihuwna. [Q `áli ’Imrani 3:104]
Dan hendaklah ia-ada diantara–kalian suatu-umat (sekelompok orang) yang mereka-menyeru (menghimbau, mengajak) kepada sang-kebaikan, dan mereka-memerintahkan terhadap sang-kearifan (pengenalan, recognition) [pengertian, understanding; pemahaman, comprehension; pengetahuan, knowledge; ’ilmiýah, keilmuan; kecerdasan, inteligence; keterpelajaran, intellectuality] dan mereka-melarang akan|dari sang-keinkaran (pembangkangan, penolakan, rejection) [jahilliÿah, kebodohan, stupidity]; dan mereka-itu, mereka adalah sang-para-peruntung. [Q 3:104]
Berikut adalah ulasan ttg ayat diatas, merujuk kpd dan bersandarkan pd ilmu-ilmu tarjamah dan tafsir Al-Qur`an dan tata-bahasa Arabik Al-Qur`an.
`AMRI MA’RUWFI WA NAHI MUNKAARI COMMAND TO RECOGNITION AND PROHIBITION TO REJECTION
Perintah yang benar dari `amri ma’ruwfi wa nahi munkaari adalah tidak terbalik!!! Dan harus diartikan secara apa adanya dalam pengertian luas. Artinya ma’ruwf (kearifan, pengenalan, recognition), pengajaran, pembelajaran, pelatihan, pendidikan, penyuluhan, penjelasan, pencerahan (teaching, learning, training, education, information, explanation, clearification) harus didahulukan. Jika banyak orang sudah menjadi ’ariyf (orang yang-mengenal, pengenal, regocnizer), mengerti, memahami, mengetahui, maka banyak orang tak mau melakukan munkar (penginkaran, penolakan, rejection). Jangankan disuruh beli atau membayar, diberikan secara gratis saja tak mau menerima.
Jika kita tinjau dari ilmu ekonomi, dalam siasat pemasaran (marketing strategy), maka jika permintaan (demand) kita potong (cut) atau kita tekan, maka dalam pasar kenyal (elastic market) secara otomatis penyediaan (supply) akan turun, dan sebaliknya. Dengan kata lain, supply ada karena ada demand, dan supply meningkat dengan meningkatnya demand. Sebaiknya, jika demand tak ada atau menurun, maka pasar menjadi lesu, dan dengan sendirinya supply pun merosot (drop).
Thus penawaran narkotika, perjudian, dan pelacuran adalah karena angka permintaan tinggi. Menghancurkan dan memusnahkan sumber narkotika, perjudian, dan pelacuran bukanlah cara, metoda, taktik dan strategi yang benar berdasarkan pada Al-Qur`än. Krn hanya bersifat sementara, sia-sia dan bahkan mustahil membasmi akarnya, karena Iblis bercokol disana, tapi musti sebaliknya. Artinya memberikan pengenalan, pengertian, pemahaman, pengetahuan kepada orang akan bahaya kemaksiatan. Lalu jika orang sudah mengenal, mengerti, memahami, mengetahui, maka deman dengan sendirinya turun. Lalu pedagang mana yang mau berjualan kalau sepi atau tak ada pembeli??? Secara teoritis, akhirnya supply akan menurun dan pasar akan tutup sendiri!!! Jadi, jika kita sudah berhasil menerapkan kearifan, maka memerangi kemunkaran hanya tinggal satu langkah kecil saja lagi. Dan hebatnya, tak ada aksi kekerasan dan pengrusakan atau pun korban dalam strategi ini. Kenapa??? Karena inilah cara yang diperintahkan Alläh.
Jadi kunci rahasia pembasmian kemaksiatan adalah: dari dalam keluar (inside-out), bukan dari luar kedalam (outside-in); dan harus dimulai dari pengenalan diri sendiri (own-self recognition) dan baru kemudian ke lingkungan (environment), dan siapa saja yang mengenal diri sendiri (recognize own-self), niscaya ia akan segera mengenal Tuhan-nya, pengasuh dan pemelihara-nya. Dan hanya inilah satu-satunya jalan menuju ma’riyfatu`allaahi (pengenalan Alläh, recognition of Alläh).
Bagaimana meletakkan skala prioritas (priority) sebenarnya sudah dijelaskan oleh banyak sekali ayat-ayat Al-Qur`an, hanya saja manusia tak pernah mau mengerti dan memahami, sehingga tak mengetahui.
Dalam ayat diatas, Q 3:104 [dan berbagai ayat lainnya, spt Q 31:17, 22:41, 9:71, 29:45], dalam Al-Qur`än, frasa memerintahkan terhadap sang-kearifan selalu diletakkan mendahului frasa melarang terhadap sang-keinkaran, tak pernah terbalik. Artinya perintah kearifan lebih prior atau utama, daripada larangan keinkaran, bukan sebaliknya. Dan menyeru (menghimbau, mengajak) kepada sang-kebaikan diletakkan paling depan, karena orang baik adalah lebih utama daripada orang pandai, bukan sebaliknya.
Hal ini menjelaskan mengapa pembasmian kemunkaran atau kejahatan tak pernah tuntas bilamana ia diletakkan sebagai prioritas, karena para-orang yang ditugaskan sebagai aparat penegak hukum itu sendiri belum memiliki kearifan alias masih dalam jahilliÿah dan moralnya belum baik.
Jadi kesimpulanya, skala prioritas yg dikehendaki Allah dgn redaksional ayat Q 3:104 adalah sbb.
menyeru, menghimbau, atau mengajak kepada kebaikan (goodness) [top priority]
memerintahkan, atau menyuruh terhadap pengenalan | kearifan (recognition) [high peiority]
melarang, atau mencegah akan pembangkangan | keinkaran (rejection) [low periority]
Ingat, tidak dan jangan pernah dibalik!!!
Jadi baik lbh dulu. Org baik akan mau belajar shg menjadi pandai. Dgn demikian, org baik dan pandai tak akan mau melakukan kemaksiatan yg menjerumuskan dirinya kdlm kejahatan dan kebodohan.
Demikian ulasan saya, semoga tulisan ini bermanfaat untuk semua, sebagai bekal dasar untuk jadi lebih bijaksana; tak ada manusia sempurna, sehingga tak ada seorang pun pernah luput dari kekeliruan, kesalahan, dan kealpaan; begitu pula saya; apalagi topik diatas bukan bidang studi dan dalam lingkup profesi saya; dan dengan rendah hati mohon maaf dan harap maklum bila ada salah kata dan atau salah ketik. Hanya Alläh, Tuhan Maha-Berilmu dan Maha-Benar. Semoga kita semua dilimpahi ilmu bermanfaat dan senantiasa dibimbingNya ke jalan yang benar dan tetap berada dalam kebenaran. Amiin.
shaddaaqa `allaahu`al-’azhiymu, wa `allaahu `a’lamu bi`alsh- shawaabi, Maha-Benarlah Alläh Maha-Agung, dan Alläh Dia-lebih-mengetahui dengan tepat.
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27464 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
`AMRI MA’RUWFI WA NAHI MUNKAARI COMMAND TO RECOGNITION AND PROHIBITION TO REJECTION
Sbg pelengkap uraian dlm pos diatas, berikut adalah kutipan bbrp ayat lain Al-Qur`an yg mengandung kalimah spt diatas. Perhatikan bahwa kedudukan anak-kalimat atau frasa (phrase) tak pernah tertukar atau terbalik!! Itu hukum baku skala prioritas dlm redaksional ayat-ayat Al-Qur`an.
Ayat yang mengandung lafazhshalawaat [segala shalaat] yang juga mengadung kalimah `amri ma’ruwfi wa nahi munkari, ada 4 ayat [Q 31:17 22:41 9:71 29:45].
yaa bunay–ya `aqimi `alsh-shalawaata, wa `umur bi `al-ma’ruwfi wa `inha ’ani `al-munkari, wa `ishbir ’alaa maa `ashaaba–ka. `inna dzaalika min ’azmi–`al-`umuwri. [Q 31:17].
Wahai anak–ku kamu-dirikanlah sang-shalät (pensejahteraan-diri, self-prosperity) dan kamu-perintahkanlah [orang] kepada sang-kearifan (pengenalan, recognition) dan kamu-laranglah terhadap sang-keinkaran (penolakan, rejection), dan kamu-bersabarlah atas apa-saja-yang dia-telah-memusibahi-(menimpai)–mu. Sesungguhnya [yang demikian] itu adalah sebagian-dari suatu-ketetapan–perintah. [Q 31:17].
`aqaamuw `alsh-shalawaata wa `aatuw `alz-zakawaata, wa `amruw bi `al-ma’ruwfi wa nahaw ’ani `al-munkari. [Q 22:41]
Kalian-dirikanlah sang-shalät (pensejahteraan-diri, self-prosperity) dan kalian-tunaikanlah sang-zakat (pembersihan-harta, wealth-cleaning), kalian-perintahkanlah [orang] kepada sang-kearifan (pengenalan, recognition) dan kalian-laranglah terhadap sang-keinkaran (penolakan, rejection). [Q 22:41].
ya`muruwna bi `al-ma’ruwfi wa yanhawna ’ani `al-munkari, wa yuqiymuwna `alsh-shalawaata wa yu`wtuwna `alz-zakawaata. [Q 9:71].
Mereka-memerintahkan kepada sang-kearifan (pengenalan, recognition) dan mereka-melarang terhadap sang-keinkaran (penolakan, rejection), dan mereka-mendirikan sang-shalät (pensejahteraan-diri, self-prosperity) dan merek-menunaikanlah sang-zakat (pembersihan-harta, wealth-cleaning). [Q 9:71].
`utlu maa `uwhiya `ilay–ka mina `al-kitaabi, wa `aqimi `alsh-shalawaata. `inna `alsh-shalawaata tanhaa ’ani `al-fahsyaa`i wa `al-munkari. wa la dzikru `allaahi `akbaru. wa `allaahu ya’lamu maa tashna’uwna. [Q 29:45].
Kamu-bacalah apa-saja-yang dia-telah-diwahyukan kepada–mu dari `al-kitäb dan kamu-dirikanlah sang-shalät (pensejahteraan-diri, self-prosperity). Sesungguhnya sang-shalät dia-mencegah terhadap sang-kekejian dan sang-keinkaran (penolakan, rejection). Dan sungguh mengingat Alläh adalah lebih-besar [utama, penting dari apa pun juga]. Dan Alläh Maha-Mengetahui apa-saja-yang kalian-laksanakan [kerjakan, perbuat, lakukan]. [Q 29:45].
Dari 4 ayat tsb diatas, kita bisa menyusun skala prioritas sbb.
membaca ayat-ayat Al-Qur`an lbh prior drpd mendirikan sholat, krn tanpa bisa membaca ayat-ayat Al-Qur`an org tak mungkin bisa mendirikan sholat.
mendirikan sholat lbh prior drpd menunaikan zakat dan menyeru org kpd kebaikan dan menyuruh org kpd pengenalan dan melarang org dari pembangkangan, krn org yg akan berbuat thdp org lain tsb dirinya sendiri hrs lbh dulu sejahtera dan hrs lbh dulu baik, pandai, dan berkemampuan; dan salat satu guna mendirikan sholat adalah mencegah org dr perbuatan keji dan inkar.
menunaikan zakat adalah prioritas berikutnya. Krn hanya org sejahtera yg mampu berzakat.
mengingat Allah adalah lbh besar atau utama, bukan berarti cukup dzikir saja dan tak perlu sholat, krn dzikir adalah bagian drpd sholat, dan salah satu guna dr sholat justeru adalah utk mengingat Allah.
Demikian, semoga bisa dipahami dan bermafaat ...
Heru Jenderal KOSTER
Poin Brogader : 6411 Total Posan : 3127 Sejak : 13.11.06 Domisili : Bogor KorWil : Bogor NRA : 0069 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
`AMRI MA’RUWFI WA NAHI MUNKAARI COMMAND TO RECOGNITION AND PROHIBITION TO REJECTION
IKHTISAR
Nah bro sekalian, intisari dr dua pos kajian ayat-ayat Al-Qur`an diatas adalah, kita belajar bahwa, ayat-ayat Al-Qur`an redaksional kalimat, anak-kalimat, dan lafazh (kata, word) penyusunnya disusun dan ditata sedemikian rupa berdasarkan pd PRIORITAS, mana yg lbh prior atau utama, mana yg lbh penting, atau mana yg harus didahulukan, atau mana yg lbh dulu.
Ingat, jangan pernah dibalik. Krn redaksional tatanan sedemikian adalah hukum, aturan, dan ketetapan Allah. Kenapa Allah berkalimat sedemikian, bukan sebaliknya, ternyata ada alasan logis dan tautan sebab-akibat.
Anda tak akan pernah bisa mengajak org lain utk menjadi baik sblm diri anda sendiri lbh dulu menjadi baik. Anda tak akan pernah bisa memberi org lain ilmu sblm anda pandai. Anda tak akan pernah bisa memberi org lain harta sblm anda kaya. Jadi mulailah dr diri sendiri ...
Semoga berguna ...
Bro Jay Donatur KOSTER
Poin Brogader : 9705 Total Posan : 12680 Sejak : 09.08.07 Domisili : Jakarta - Bogor KorWil : JAXEL NRA : 0125 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
wah ini kopdar kerohanian secara on-line dari Pak E-1...mantabb lah Pak.... insya Allah kita akan bertahap semampu kita melakukan amar ma'ruf nahyi munkar
gerry_garsono Administrator KOSTER
Poin Brogader : 8054 Total Posan : 7747 Sejak : 07.12.06 Domisili : Parung. Bogor KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0039 Jabatan : WaKetUm Thunder :
125
Julukan : Thunder Bear Sikon : in relationship Hobi : touring, rolling, adventurer, sports Slogan : Percayalah dengan diri sendiri
Ayoo all brogader Koster mari kita wujudkan niat / ide ini bersama2 supaya brogader koster juga punya otak yang BERIPTEK dan hati yang BERIMTAK... Koster Depok siap untuk mengadakan acara kerohanian All Korwil Koster.....
Bravo Koster !
Bro Jay Donatur KOSTER
Poin Brogader : 9705 Total Posan : 12680 Sejak : 09.08.07 Domisili : Jakarta - Bogor KorWil : JAXEL NRA : 0125 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
He Bro Nazar, Bro Gerry, dan Bro lainnya ... kita nggak boleh ngumpetin informasi yg benar dr publik ... dan bahkan hrs membuka dan menyampaikannya alias mempublikasi secara apa adanya, tdk dikurangi dan tdk ditambahi, sesuai spt aslinya; dan ini adalah konsep informasi dan replikasi pesan angkani (digital messages), tak boleh ada degredasi kualitas atau penurunan mutu krn prose multiplikasi atau perbanyakan, hrs ada antisipasi dan tindakan preventiv bila terjadi error dlm transepsi informasi.
Ttg kasus diatas sdh lama sy kupas, krn kebanyakan ustadz, muballigh, dan da'i sering "menjenerik" atau "menjeneralisasi" perintah dan larangan diatas dan mengaitkannya dgn istilah "taqwa", bahwa garisbesar (outline)nya adalah "melaksanakan tiap perintah dan menjauhi tiap larangan Allah". Memang betul! Tp tdk menggigit!. Krn Allah menyatakannya secara "spesifik": Apa yg diperintahkan dan apa yg dilarang". Sedangkan utk istilah taqwa itu sendiri padahal ada kata pengganti yg identik, yakni "pemeliharaan-diri" (self-maintenance), dimana bertaqwa thdp Allah, artinya "memelihara-diri" (maintain-ownself) thdp Allah, dgn melaksanakan tiap perintah dan menjauhi tiap larangan Nya.
Lafazh "ma'ruwfun" (baca: ma'ruuf; pengenalan, recognition) atau "'aruwf" (baca: aruuf; arif, kenal, recognize) sering dibaurkan dgn lafazh "khayrun" (baca: khoir; baik, atau lbh baik; good, or better). Padalah ma'nanya sangat jauh berbeda.
Jika lafazh 'khayr" kaitannya adalah dgn berbuat baik agar menjadi lbh baik atau bajik, mk lafazh "'aruwf" kaitannya adalah dgn mengenali sesuatu yg baru secara lbh mendalam shg memahami, mengerti, dan mengetahui (comprehend, understand, and know), dimana konteksnya adalah menyuruh org belajar agar menjadi pandai dan berpengetahuan, memiliki wawasan pemandangan luas, dan krn itu kata "arif" (recognize) sering dikaitkan dgn kata "bijaksana" (wise).
Jadi intinya, menjadi baik dan berbuat baik atau melakukan kebaikan saja tdk atau msh blm cukup. Tp juga hrs dilengkapi dgn pengetahuan dan kepandaian. Jadi dlm konteks diatas, kalimat tsb mengandung perintah tersirat utk belajar, mendirikan majlis ta'lim, dan bahkan sekolah atau lembaga pendidikan dan pengajaran.
Perlu dicatat, bahwa dlm bhs Arab, kata yg mengandung arti "baik", bajik, bagus, elok, dst (good, well, fine, nice, etc) ada banyak, antara lain, selain khayrun, adalah thayibun, hasanun, abrarun, shalihun, dst. Dlm konteks ini lafazh khayrun digunakan dlm derajat perbadingan (degree of comparison: adjective - nominative - superlative): baik, lbh baik, dan paling baik atau terbaik (good, better, and best).
Perlu ditekankan kembali bahwa, misi dan tugas utama diutusnya Muhammad saw sebagai rasül (apostle, messengger) dengan Al-Qur`än adalah untuk membebaskan manusia dari jahilliÿah, membawa umat manusia "mina `alzh-zhulumaati `ilaa `aln-nuwri" (dari sang-kegelapan kepada sang-cahaya, from the-darkness into the-light), dari kebodohan kepada kecerdasan (from stupidity into intellectuality), dengan melaksanakan "`amr ma’ruwfi wa nahi munkaari" (perintah kepada kearifan | pengenalan dan larangan kepada penginkaran | penolakan, command to recognition and prohibiton to rejection).
wassalaam ...
Terakhir diubah oleh Thunder Rider tanggal 01.04.08 12:44, total 1 kali diubah
Bro Jay Donatur KOSTER
Poin Brogader : 9705 Total Posan : 12680 Sejak : 09.08.07 Domisili : Jakarta - Bogor KorWil : JAXEL NRA : 0125 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
He Bro Nazar, Bro Gerry, dan Bro lainnya ... kita nggak boleh ngumpetin informasi yg benar dr publik ... dan bahkan hrs membuka dan menyampaikannya alias mempublikasi secara apa adanya, tdk dikurangi dan tdk ditambahi, sesuai spt aslinya; dan ini adalah konsep informasi dan replikasi pesan angkani (digital messages), tak boleh ada degredasi kualitas atau penurunan mutu krn prose multiplikasi atau perbanyakan, hrs ada antisipasi dan tindakan preventiv bila terjadi error dlm transepsi informasi.
Ttg kasus diatas sdh lama sy kupas, krn kebanyakan ustadz, muballigh, dan da'i sering "menjenerik" atau "menjeneralisasi" perintah dan larangan diatas dan mengaitkannya dgn istilah "taqwa", bahwa garisbesar (outline)nya adalah "melaksanakan tiap perintah dan menjauhi tiap larangan Allah". Memang betul! Tp tdk menggigit!. Krn Allah menyatakannya secara "spesifik": Apa yg diperintahkan dan apa yg dilarang". Sedangkan utk istilah taqwa itu sendiri padahal ada kata pengganti yg identik, yakni "pemeliharaan-diri" (self-maintenance), dimana bertaqwa thdp Allah, artinya "memelihara-diri" (maintain-ownself) thdp Allah, dgn melaksanakan tiap perintah dan menjauhi tiap larangan Nya.
Lafazh "ma'ruwfun" (baca: ma'ruuf; pengenalan, recognition) atau "'aruwf" (baca: aruuf; arif, kenal, recognize) sering dibaurkan dgn lafazh "khayrun" (baca: khoir; baik, atau lbh baik; good, or better). Padalah ma'nanya sangat jauh berbeda.
Jika lafazh 'khayr" kaitannya adalah dgn berbuat baik agar menjadi lbh baik atau bajik, mk lafazh "'aruwf" kaitannya adalah dgn mengenali sesuatu yg baru secara lbh mendalam shg memahami, mengerti, dan mengetahui (comprehend, understand, and know), dimana konteksnya adalah menyuruh org belajar agar menjadi pandai dan berpengetahuan, memiliki wawasan pemandangan luas, dan krn itu kata "arif" (recognize) sering dikaitkan dgn kata "bijaksana" (wise).
Jadi intinya, menjadi baik dan berbuat baik atau melakukan kebaikan saja tdk atau msh blm cukup. Tp juga hrs dilengkapi dgn pengetahuan dan kepandaian. Jadi dlm konteks diatas, kalimat tsb mengandung perintah tersirat utk belajar, mendirikan majlis ta'lim, dan bahkan sekolah atau lembaga pendidikan dan pengajaran.
Perlu dicatat, bahwa dlm bhs Arab, kata yg mengandung arti "baik", bajik, bagus, elok, dst (good, well, fine, nice, etc) ada banyak, antara lain, selain khayrun, adalah thayibun, hasanun, abrarun, shalihun, dst. Dlm konteks ini lafazh khayrun digunakan dlm derajat perbadingan (degree of comparison: adjective - nominative - superlative): baik, lbh baik, dan paling baik atau terbaik (good, better, and best).
Perlu ditekankan kembali bahwa, misi dan tugas utama diutusnya Muhammad saw sebagai rasül (apostle, messengger) dengan Al-Qur`än adalah untuk membebaskan manusia dari jahilliÿah, membawa umat manusia "mina `alzh-zhulumaati `ilaa `aln-nuwri" (dari sang-kegelapan kepada sang-cahaya, from the-darkness into the-light), dari kebodohan kepada kecerdasan (from stupidity into intellectuality), dengan melaksanakan "`amr ma’ruwfi wa nahi munkaari" (perintah kepada kearifan | pengenalan dan larangan kepada penginkaran | penolakan, command to recognition and prohibiton to rejection).
wassalaam ...
betul skali...ilmu/syi'ar/ da'wah/tabligh mesti kita laksanakan dimanapun kita berada, setuju Pak E-1....lanjut Pak...
gerry_garsono Administrator KOSTER
Poin Brogader : 8054 Total Posan : 7747 Sejak : 07.12.06 Domisili : Parung. Bogor KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0039 Jabatan : WaKetUm Thunder :
125
Julukan : Thunder Bear Sikon : in relationship Hobi : touring, rolling, adventurer, sports Slogan : Percayalah dengan diri sendiri
MINA `ALZH-ZHULUMAATI `ILAA `ALN-NUWRI FROM THE-DARKNESS INTO THE-LIGHT
Perlu ditekankan kembali bahwa, misi dan tugas utama diutusnya Muhammad saw sebagai nabi dan rasül (prophet and apostle, informer and messengger) dengan Al-Qur`än (Sang-Kajian, The-Recital) adalah untuk membebaskan manusia dari jahilliÿah (kebodohan, stupidity), membawa umat manusia "mina `alzh-zhulumaati `ilaa `aln-nuwri" (dari sang-kegelapan kepada sang-cahaya, from the-darkness into the-light), dari kebodohan kepada kecerdasan (from stupidity into intellectuality), dengan melaksanakan "`amri ma’ruwfi wa nahi munkaari " (perintah kepada kearifan | pengenalan dan larangan kepada penginkaran | penolakan, command to recognition and prohibiton to rejection).
Dan tugas mulia ini belum selesai, karena ternyata masih banyak orang tinggal dalam kegelapan, kebodohan, penolakan, kemiskinan, kejahatan, dst. Dan ini menjadi tugas para pengikut dan para penerusnya, 'ulama, `ustadz, muballigh, da'i, kiya'i. Tapi bagaimana mungkin kalau mereka sendiri tak mengerti dan memahami??? Apakah misi Muhammad gagal??? Tidak!!! Dia telah meninggalkan Al-Qur`än (The-Recital) dan Als-Sunnah (The-Tradition) sebagai panduan dan rujukan (guidance and reference). Sekarang terserah manusia apakah mau mempelajari isinya dan menerapkan kandungannya serta berpegang kepadanya atau tidak!!!
Tapi kembali jadi pertanyaan, berapa persenkah orang yang mau belajar, mengerti dan memahami??? Jadi kembali terpulang bahwa kunci rahasia kedamaian hati dan kedamaian dunia ini terletak dalam diri setiap orang!!!
...
SATU KEKELIRUAN BESAR UMAT ISLAM DALAM BERJIHAD
Salah satu kebodohan kebanyakan orang yang mengaku sebagai pemeluk ajaran Muhammad saw adalah bahwa mereka hanya melihat kepada pengertian sempit `amri ma’ruwfi wa nahi munkaari (perintah kepada kearifan | pengenalan dan larangan kepada penginkaran | penolakan, command to recognition and prohibiton to rejection), dengan mengartikannya sebagai: "perintah kepada kebaikan dan larangan kepada keburukan (command to goodness and prohibition to badness), dan kemudian membalik frasa atau anak-kalimatnya menjadi: larangan kepada keburukan dan perintah kepada kebaikan (prohibition to badness and command to goodness).
Akibatnya mereka beramairamai melakukan demostrasi dan aksi destruktiv dan bahkan pengrusakkan massal terhadap obyek yang mereka anggap buruk dan sumber kemaksiatan, mencakup orang, barang, dan bangunan. Berapa banyak terjadi penyerangan, pengrusakan, bahkan pembakaran terhadap tempat hiburan malam, perjudian, dan pelacuran, bahkan tempat peribadatan non-Islam, oleh kelompok orang yang mengatasnamakan "Islam" tapi tak bertindak secara "islami." Apakah ini salah? Masalahnya adalah bahwa mereka tak mengerti!!! Dan pemimpin mereka, jelas tak mengerti!!! Inilah contoh nyata jahilliÿah (kebodohan, stupidity) di zaman modern!!!
Seribu satu kali pun kemaksiatan, keburukan, kejahatan dibasmi, ia akan tetap tumbuh dan berkembang, bahkan lebih hebat dan dahsyat!!! Karena Iblis (Devil) tak pernah mati, dan ia akan terus mencetak banyak syaitan (satan) baru yang lebih mampu dan tangguh dari golongan jin dan manusia (mina `al-jinnati wa `aln-naasi, from the-jin-kind and the-human-kind).
... perlu diulangai sbg penekannan kembali bahwa ...
PERINTAH ALLAH JANGAN PERNAH DIBALIK
Perintah yang benar dari `amri ma’ruwfi wa nahi munkaari adalah tidak terbalik!!! Dan harus diartikan secara apa adanya dalam pengertian luas. Artinya ma’ruwf (kearifan, pengenalan, recognition), pengajaran, pembelajaran, pelatihan, pendidikan, penyuluhan, penjelasan, pencerahan (teaching, learning, training, education, information, explanation, clearification) harus didahulukan. Jika banyak orang sudah menjadi ’ariyf (orang yang-mengenal, pengenal, regocnizer), mengerti, memahami, mengetahui, maka banyak orang tak mau melakukan munkar (penginkaran, penolakan, rejection). Jangankan disuruh beli atau membayar, diberikan secara gratis saja tak mau menerima.
Jika kita tinjau dari ilmu ekonomi, dalam siasat pemasaran (marketing strategy), maka jika permintaan (demand) kita potong (cut) atau kita tekan, maka dalam pasar kenyal (elastic market) secara otomatis penyediaan (supply) akan turun, dan sebaliknya. Dengan kata lain, supply ada karena ada demand, dan supply meningkat dengan meningkatnya demand. Sebaiknya, jika demand tak ada atau menurun, maka pasar menjadi lesu, dan dengan sendirinya supply pun merosot (drop).
Thus penawaran narkotika, perjudian, dan pelacuran adalah karena angka permintaan tinggi. Menghancurkan dan memusnahkan sumber narkotika, perjudian, dan pelacuran bukanlah cara, metoda, taktik dan strategi yang benar berdasarkan pada Al-Qur`än. Krn hanya bersifat sementara, sia-sia dan bahkan mustahil membasmi akarnya, karena Iblis bercokol disana, tapi musti sebaliknya. Artinya memberikan pengenalan, pengertian, pemahaman, pengetahuan kepada orang akan bahaya kemaksiatan. Lalu jika orang sudah mengenal, mengerti, memahami, mengetahui, maka deman dengan sendirinya turun. Lalu pedagang mana yang mau berjualan kalau sepi atau tak ada pembeli??? Secara teoritis, akhirnya supply akan menurun dan pasar akan tutup sendiri!!! Jadi, jika kita sudah berhasil menerapkan kearifan, maka memerangi kemunkaran hanya tinggal satu langkah kecil saja lagi. Dan hebatnya, tak ada aksi kekerasan dan pengrusakan atau pun korban dalam strategi ini. Kenapa??? Karena inilah cara yang diperintahkan Alläh.
... If you can, please don't make mistake! Jangan buat kekeliruan! Dan jika anda membuat kekeliruan, jangan ulangi dan pernah menginkarinya, krn menyanggah suatu kekeliruan tlh dilakukan berarti membuat kekeliruan baru!!!
Semoga berguna ...
Bro Jay Donatur KOSTER
Poin Brogader : 9705 Total Posan : 12680 Sejak : 09.08.07 Domisili : Jakarta - Bogor KorWil : JAXEL NRA : 0125 Jabatan : Ang. Resmi Thunder :
setuju Pak E-1, ma'ruf dianalogikan dengan "light" atau cahaya, sedangkan "munkar" dianalogikan dengan "darkness" atau kegelapan. Bila kemunkaran, kerusakan, kemaksiatan merajalela, ibarat kegelapan dimana2...dan the solution is to bring the light into the darkness, the more intensity of its brightness the more darkness will vanish... The darkness won't go if we fight the darkness with sword or fire, the darkness will vanish if the light comes. Jaa a-al'haqq wa dzahaqo' al-baathil = the truth has come and the evil deeds lost