Aman Berkendara - Menyambut Musim Hujan

Musim hujan tahun ini diperkirakan terlambat datang. Toh begitunya, beberapa kali guyuran air dari langit sudah membasahi beberapa wilayah. Meski belum total hujan, tetap diingatkan jangan terlalu ngotot berkendara saat hujan menghadang.

Jangan samakan kondisi jalan saat disiram hujan dengan keadaan kering. Tentunya ada yang mesti disiapkan dalam menyambut musim hujan. Sederhana banget. Kalau diabaikan bisa terpeleset. Terpeleset konsentrasi, fokus dan handling.

MESTI DIKERINGKAN

Komponen luar yang langsung bersentuhan dengan anatomi tubuh kudu dilap. Usahakan sampai kering. Ini buat motor yang sudah terlanjur basah. Wah, kayak lagu dangdut aja.

Bagian yang mesti dilap pijakan perseneleng dan rem belakang. Risiko besar dibiarkan basah. Apalagi, pakai sepatu kulit dengan hak tinggi. Pas mau pindah gigi atau ngerem dipastikan mudah tergelincir. Termasuk juga jok harus dilap. Jangan sampai pas ngerem mendadak badan ikut ngegelosor ke depan.

Berikut grip gas, handel rem, dan handel kopling harus dikeringkan dari basah. Licin deh meski pakai sarung tangan. “Intinya hindari yang menggangu handling,” bilang Anggono Iriawan, Chief Instructur Safety Riding, PT Astra Honda Motor (AHM).

NYALAKAN LAMPU
Hujan lebat pastinya pandangan sangat terbatas. Termasuk pengelihatan pengguna jalan lain dari arah berlawanan. Supaya aman nyalakan lampu. Bukan cuma berfungsi bikin pandangan rada jelas buat pengendara itu sendiri, tapi juga sebagai tanda buat pengendara lain.

JANGAN PAKAI JAKET JEANS

Stop dulu kebiasaan pakai jaket yang mudah menyerap air saat musim hujan tiba. Misal, bahan jeans, katun, atau kodorai. Kena guyur air langit bobot jaket bakal jadi berat. Otomatis, handling ikut terganggu. Kalau sudah begitu, refleks jauh berkurang.

Siapkan jaket yang punya bahan enggak menyerap air dari luar. Jaket parasut paling sederhana. Yang penting enggak mengubah berat. Sebaiknya tambahkan pelindung dada. Jaket parasut tidak cukup mampu menahan terpaan angin. Jaket jangan juga kebesaran. “Supaya enggak mengganggu gerakan tangan,” bilang Anggono lagi yang berkali-kali kursus safety riding di Honda Motor Company, Jepang.

JAGA JARAK PENGEREMAN

Jarak pengereman di jalan yang basah mesti lebih mundur. Lantaran koefisien gesekan ban dan aspal makin kecil akibat genangan air. Cara pengereman macam aspal kering dijamin motor sampeyan nyelonong. Apalagi, ngebrake mendadak. Gedubrak.

Compound ban yang sudah mengeras atau ban mulai rada botak wajib diganti. Usahakan kecepatan turun bertahap sebelum masuk tikungan.

Jas Hujan


Jas hujan beragam jenisnya. Ada yang model baju dan celana, dan ada
pula yang model terusan. Jas hujan model baju dan celana ini, amat baik
digunakan bagi pengendara sepeda motor. Sebab, ia akan menjadi sangat
praktis digunakan saat berkendaraan di musim hujan, sebagaimana halnya
berkendaraan di musim panas (tidak hujan). Sedangkan jas hujan
model terusan, walaupun mampu menampung kapasitas yang lebih besar
(biasanya tas yang dibawa pengendara akan terhindar dari hujan), namun
acapkali jas hujan model ini kurang aman dan kurang praktis saat
berkendara. Pasalnya, jas model ini dirasakan amat mengganggu. Baik
bagi pengendara, maupun bagi orang lain. Mengganggu bagi
pengendaranya, karena model ini sangat tidak praktis. Pengendara sering
kali mengalami masalah jika angin yang berhembus kencang. Selain itu,
model ini juga dapat mengurangi pandangan pengendara sepeda motor
terhadap kendaraan lain yang ada di samping dan belakangnya. Pernah
terjadi satu kasus di Bandung beberapa waktu lalu. Seorang pengendara
sepeda motor berupaya melintasi derasnya hujan dengan menggunakan jas
model terusan ini. Ketika berupaya untuk melewati pengendara yang ada
di depannya (saat itu angin bertiup kencang), pengendara yang akan
dilewati oleh pengendara ini jatuh akibat tersangkut jas hujan yang
melayang-layang menerpa pengendara tersebut. Sementara, pengendara yang satu ini tidak bisa berbuat apa-apa selain meneruskan perjalanan tanpa mau memedulikan pengendara yang terjatuh akibat ulahnya ini. Peristiwa di atas menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua. Yakni,
perlunya berhati-hati menggunakan jas hujan model terusan. Namun, bukan
berarti jas hujan model baju dan celana juga tanpa masalah. Persoalan
yang sering menimpa pengendara sepeda motor model jas dan celana ini
adalah barang bawaan (tas) juga turut basah. Jika tas dipaksakan masuk
ke dalam jas hujan, dapat membuat pergerakan badan kurang seimbang.
Karena jas model ini akan menjadi sangat sempit. Persoalan lainnya,
adalah sepatu juga akan basah. Sebab, jas hujan model baju dan celana
tidak mampu menutup sepatu pengendara motor. Untuk mengantisipasi
masalah ini, pengendara sepeda motor biasanya menyediakan sandal. Jika
tidak membawa sandal, maka pengendara berupaya mencari tas plastik
(kresek) untuk menutup sepatunya agar tidak basah atau tersiram air
hujan.


Jas Sepatu

Hujan sering dirasa menjengkelkan oleh pengendara sepeda motor. Apalagi, jika saat itu si pengendara sepeda motor tengah dikejar waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Memaksakan kehendak menembus derasnya hujan, terkadang bisa merugikan pula bagi pengendaranya. Karena, pakaian si pengendara motor (khususnya sepatu) menjadi basah. Jika ingin berjumpa dengan relasi, maka sepatu yang basah, jelas dirasa tidak enak. Oleh karena
itu, pelindung sepatu (entah pakai kresek atau sepatu dicopot),
merupakan langkah tepat mengatasinya. Namun demikian, hal ini pun juga
tidak mengenakkan. Pelindung sepatu atau jas sepatu, saat ini
memang belum begitu popular di kalangan pengendara sepeda motor. Ini
bisa dimaklumi, karena memang belum memasyarakat. Bahkan, mungkin nama itu akan terasa sangat asing di telinga. Tetapi,
keberadaannya sangat penting bagi pengendara sepeda motor, agar saat
melintasi jalan raya yang licin atau hujan sekalipun, sepatu tetap
kering. Saat ini sudah cukup banyak orang yang memproduksi dan menjual
jas sepatu. Salah satunya Adhiwira. Menurut pria yang juga bekerja sebagai staf pusat dokumentasi foto (pusdok) di Harian Umum Republika
ini, pelindung sepatu (Adhiwira lebih senang menyebutnya jas sepatu),
sangat penting bagi mereka yang sering bekerja di lapangan, utamanya
saat musim hujan. ''Dengan jas sepatu ini, maka pengendara sepeda motor
tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa, tanpa khawatir sepatunya
basah,'' jelasnya. Dengan bahan yang terbuat dari water proof,
maka jas sepatu ini tidak akan tembus air. Sebab, bahannya memang anti
air. Ada beberapa model jas sepatu yang biasa dibuat oleh Adhiwira. Dua
di antaranya, model resleting dan model perekat. ''Jika model
resleting, memang sering kemasukan air, karena airnya masuk dari
resleting,'' ujarnya. Untuk jas sepatu ini, Adhiwira bisa menjualnya
dengan harga bervariasi. Mulai dari haga Rp 30.000 hingga Rp 70.000 per
set. Tergantung jenis dan bahan dasarnya.

Sumber: M-Plus dan Republika

buat nambahin aja, kalo yg jalan jauh pas ada ujan terutama klo pas tikungan jangan sampe si-Ban nginjek garis putih pembatas, karena licin Bro salah2 bisa kehilangan kendali n ngegubrak....

thanks Q infonya bro............


tambahan....air ujan itu kadar asamnya tinggi bo...
hati-hati ada bagian-bagian yang terserang karat....
amannya sih dimandiin lagi pake air bersih ......

:brapo koster:

That's right bro

salam koster

yupz

salam koster

salam koster

that's right brother....aya aya wae....please dong ah....
yah mendingan berteduh dulu aja, solale lagi nggak ada BOX GIVI nya nih..he..he..
jadi kemana2 bawa tas anti air....he..he..

klo ga ada jalan lain buat beteduh n kepaksa ujan-ujanan ya ga ada salahnya hati-hati...

walawpun ujan jangan pake sandal jepit bro!! jalanan basah tapakan sandal jepit jadi lichin!!

mending pake sepatu bot or sarung sepatu, ga basah tapi tetp septi!!

jangan pake jas ujan yang ponco, mending pake yang two piece!!! dikaw bukan batman lagian percuma juga ga bisa terbang...


kaca helm sebaiknya yang bening, agar pandangan tetp fokus.