Bagaimana Menghadapi Masalah
Bagaimana Menghadapi Masalah
Setiap manusia, siapapun, apapun pekerjaannya, dimanapun dan kapanpun pasti akan menghadapi masalah.
Masalah demi masalah akan datang silih berganti selama kehidupannya masih berlangsung.
Ada beberapa masalah yang sudah dapat diketahui cara penyelesaiannya
dan dapat dengan mudah diselesaikan, namun tidak sedikit masalah yang
begitu rumit sehingga belum dapat diketahui cara penyelesaiannya. Pada
sisi lain, beberapa masalah memiliki dampak yang kecil terhadap
kehidupan seseorang atau organisasi namun tidak jarang suatu masalah
mengancam kelangsungan kehidupan seseorang atau organisasi.
Masalah yang rumit dan belum terselesaikan ini menjadi tekanan psikis
yang berat yang dapat berujung pada gangguan psikosomatis, seperti :
tidak dapat istirahat dan tidur, hipertensi, gastritis dll.
Begitu banyak masalah yang harus kita hadapi, seperti
: masalah pekerjaan, masalah rumah-tangga, masalah dalam bertetangga,
masalah dalam bernegara, secara bersamaan dan menuntut penyelesaiannya.
Bagaimanakah kita tetap bahagia (happy) di dalam begitu banyaknya
masalah tersebut.
Apa itu masalah?
Masalah adalah perbedaan antara apa-apa yang ada atau yang telah
terjadi dengan apa-apa yang menjadi harapan seseorang atau suatu
organisasi. Beberapa contoh :
- seseorang sedang berada di suatu tempat sementara ia berharap ia berada di tempat yang lain,
- perkiraan laba yang akan diperoleh pada akhir tahun sebesar Rp. 500.000.000,- lebih rendah dari laba yang ditargetkan,
- beberapa pegawai tidak masuk kerja sementara volume pekerjaan bertambah, dll.
Harapan atau keinginan manusia tidak selalu sama. Oleh karena itu,
suatu situasi dan kondisi bisa merupakan masalah bagi seseorang namun
bukan suatu masalah bagi orang yang lain. Jalan yang macet merupakan
masalah bagi pengendara mobil, karena pengendara tersebut berharap
dapat segera tiba pada tujuannya. Namun justru sebaliknya bagi pedagang
asongan, jalanan macet tersebut justru yang diharapkannya, sehingga
pedagang tersebut dapat menawarkan dagangannya. Seorang ayah/ibu pusing
memikirkan keadaan seorang anak-nya, tapi si anak senang-senang saja.
Perbedaan persepsi terhadap satu situasi dan kondisi ini merupakan
salah satu penyebab konflik antar dua atau lebih orang atau organisasi.
Satu pihak menilai situasi dan kondisi tersebut adalah masalah
sementara pihak yang lain menilai hal tersebut bukan suatu masalah.
Perbedaan persepsi ini-pun juga merupakan suatu masalah.
Sikap terhadap masalah.
Akar dari masalah adalah harapan atau keinginan, maka cara yang paling
mudah menghadapi masalah adalah segera melakukan penyesuaian harapan
kita dengan situasi dan kondisi yang ada. Tindakan penyesuaian harapan
yang terburu-buru ini sering kali tidak efektif, karena tidak jarang
harapan justru berasal dari keinginan atau tuntutan orang lain, seperti
keluarga, sahabat, atasan dll. Penyesuaian yang terburu-buru ini tidak
lebih dari upaya penyangkalan adanya suatu masalah.
Sikap lain terhadap masalah adalah penanganannya ditunda namun tanpa
batas waktu yang jelas, penundaan yang berlarut-larut. Tidak jarang
penundaan ini disertai harapan orang lain yang menyelesaikan masalah
kita tersebut atau bahkan masalah dapat terselesaikan dengan
berjalannya waktu. Penundaan ini sering kali disebabkan tingginya
resiko kegagalan pada penyelesaian suatu masalah yang rumit serta
dampak yang buruknya jika kegagalan tersebut terjadi.
Orang lain atau waktu tidaklah dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Penyangkalan adanya masalah dan penundaan penyelesaian
masalah yang berlarut-larut justru dapat menyebabkan masalah yang
semula sederhana berkembang menjadi semakin rumit dan menyebabkan
kerusakan yang lebih luas. Oleh karena itu, hadapi masalah, jangan
menghindar atau bahkan lari dari masalah.
Hidup bahagia dengan masalah
Penyelesaian suatu masalah merupakan salah satu bentuk prestasi, karena
itu masalah justru merupakan sarana dan titik awal suatu prestasi,
kesuksesan. Tidak akan ada prestasi/kesuksesan jika tidak ada masalah.
Orang yang hidup tanpa masalah justru orang yang tak memiliki prestasi,
dan karena itu hidupnya menjadi datar dan tak bernilai.
Inilah sebabnya banyak orang yang membuat masalah, baik yang
konstruktif, seperti : membuat usaha baru, melakukan arung jeram,
olahraga panjat tebing dll.
maupun destruktif, seperti : road race tidak resmi, membuat keonaran
dll. Sering kali masalah dibuat menjadi lebih rumit dan beresiko
tinggi, karena semakin rumit suatu masalah, semakin tinggi kenikmatan
suksesnya, jika dapat melewati maslaha yang rumit dan berbahaya
tersebut. Begitu juga dengan resiko kegagalan dan besarnya dampak dari
kegagalan tersebut.
Bagaimanakah caranya untuk tetap bahagia dengan berbagai masalah yang kita hadapi, lakukan beberapa hal berikut :
1. Refreshing
Begitu rumitnya suatu masalah sering kali menyebabkan kita
terus-menerus memikirkannya untuk mencari jawaban penyelesaian masalah
tersebut. Hal ini menyebabkan otak kita lelah dan menimbulkan
ketegangan. Ketegangan ini disebabkan karena peningkatan jumlah sisa
metabolisme sel otak akibat dari aktifitas berfikir tersebut.
Peningkatan sisa metabolisme ini menyebabkan otak kita tidak dapat
bekerja dengan baik. Oleh karena itu, stop berfikir, istirahat sejenak
dan relaks (refhreshing) ketika kita menghadapi masalah-masalah yang
rumit.
Bukankah ini menyebabkan kita kehilangan waktu.
Sebenarnya tidak, pada keadaan istirahat tersebut otak masih bekerja
secara tidak kita sadari. Tidak jarang ide suatu pemecahan timbul pada
saat kita tidak memikirkannya, seperti pada saat BAB.
Beberapa bentuk refreshing, sebagai berikut :
a. lakukan peregangan otot (stretching), kemudian bernapas dalam dan
panjang, lebih baik jika sambil â??berzikirâ?? atau membaca Al Qurâ??an
surat-surat pendek, dan yang lebih lengkap dengan melakukan sholat
sunat secara tenang (tumaâ??ninah).
b. lakukan hobby yang bukan berfikir, seperti : olah raga, musik, bernyanyi, berkebun, mancing dll.
c. lakukan hubungan suami-istri yang sehat.
Penyampaian kegundahan perasaan kepada suami/istri dapat mengurangi
ketegangan psikis. Selain itu, banyak penelitian yang membuktikan bahwa
orgasme dapat menurunkan iritabilitas (emosional) dan menimbulkan
perasaan sehat dan santai. (saran ini bagi yang sudah menikah, bagi
yang belum segera menikah) d. Ambil cuti dan rekreasi.
2. Merenung atau melamun (berfikir) di atas kertas Selain
ketidak-tahuan cara penyelesaian masalah, rumitnya penyelesaian suatu
masalah juga disebabkan adanya komponen di luar diri atau organisasi
(eksternal) yang justru sangat menentukan terhadap penyelesaian masalah
tersebut, sementara diri atau organisasi kita tidak memiliki kemampuan
atau kewenangan untuk mempengaruhi komponen eksternal tersebut. Kita
mengharap seseorang melakukan namun orang tersebut tidak melakukannya.
Kemudian kita bertanya-tanya dalam hati, mengapa ia tidak mau
melakukannya, padahal sudah diberitahu, apa mungkin dia tidak suka,
mengapa-mengapa dan mengapa â?¦. kita lalu masuk ke dalam lamunan dan
renungan.
Tidak cukup hanya merenung atau melamun di dalam otak saja, ambil
kertas dan segera tuliskan isi dari renungan dan lamunan tersebut di
atas beberapa helai kertas. Saya marah, tuliskan saya marah. Saya sedih
tuliskan saya sedih. Mengapa ia begitu, mengapa ia begitu. Saya akan
lakukan sesuatu tuliskan saya akan dan sebagainya, intinya ungkapkan
apa yang kita rasakan dan kita pikirkan tersebut. Tidak perlu khawatir
tentang tata bahasa, kesinambungan kata-kata atau kalimatnya
(brainstroming). Lakukan ini dimanapun dan kapanpun segera ketika kita
menjadi merenung atau melamun.
Penulisan isi renungan dan lamunan ini dapat menurunkan tingkat emosi
kita, dan juga dapat memudahkan kita untuk melakukan pengkajian kembali
perasaan dan pikiran serta mendiskusikan hal tersebut dengan orang
lain. Dengan demikian, maka harapan yang terbentuk kemudian akan lebih
realistis. Harapan yang sesuai dengan situasi, kondisi dan kemampuan
yang kita miliki, tidak rendah dan tidak melampaui batas yang mungkin
dicapai.
3. Akui keterbatasan diri
Kesediaan untuk mengakui keterbatasan diri akan memudahkan kita untuk
mencari informasi dan pandangan dari orang lain, sehingga kita dapat
melihat suatu masalah dari sudut yang berbeda yang mungkin lebih baik.
Kesediaan ini juga akan mengingatkan kita akan adanya Yang Maha Tahu,
yang tahu apa yang terbaik dan cocok untuk kita. Mohon petunjuk dan
kemudahan dari Allah swt. agar masalah dapat terselesaikan.
Penutup
Hidup adalah kerja keras dan kerja cerdas dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Tanpa masalah hidup menjadi datar dan tak berarti.
Istirahat sejenak, dan berfikir di atas kertas serta berdoa adalah
upaya yang dilakukan untuk berbahagia di dalam berbagai masalah
kehidupan.
Dr. Untung Sentosa, Mkes (MMR)
Dokter Pada RS Al Islam Bandung.