`As-salaamu ’alay–kum wa rahmatu–`allaahi wa barakaatu–huu Sang-salam atas–kalian dan rahmat–Alläh dan berkat–Nya.
Sesungguhnya saya beriman kepada ayat Al-Qur`án sebagaimana telah diwahyukan Alláh SWT melalui Jibril kepada Muhammad saw. Bukan kepada tarjamah Al-Qur`án yang diterjemahkan oleh manusia yang sangat memiliki keterbatasan.
Jika ayat Al-Qur`án yang diwahyukan dalam bahasa Arabiya berlaku sepanjang zaman, alias tak bergantung waktu (time independent), maka tidak demikian dengan tarjamah dan tafsir Al-Qur`án tsb. Karena tarjamah dan tafsir ayat bersifat kontemporer atau bergantung waktu (time dependent). Artinya, tarjamah dan tafsir suatu ayat sangat bergantung pada kemampuan manusia mencerna kandungan ayat tersebut pada zamannya.
Jadi pada dasarnya tak ada yang salah degan tarjamah ayat Al-Qur`án selama ini. Hanya saja senantiasa harus ditinjau kembali sesuai dengan zamannya. Dalam hal ini, menurut saya pribadi sangat banyak tarjamah ayat Al-Qur`án yang tidak sesuai lagi dengan zamannya alias kadaluwarsa. Pokok masalahnya adalah karena ayat Al-Qur`án ada 2 macam, yakni ayat muhkamáh [berhikmah] dan ayat mutasyábiháh [tersamar]
Dari 6.235 ayat Al-Qur`án Yang Mulia, yang mencakup sekitar 77.439 lafazh Arabiya, termasuk diantaranya 9.408 lafazh berulang, yang terdiri dari lebih-kurang sebanyak 325.345 – 340.740 huruf Arabik dan tanda-bacanya, bergantung cara penulisan mushhafnya, selama lebih 14 abad lamanya, oleh para-penterjemah dan ahli tafsir dianggap hanya ada sekitar 300an ayat berhikmah atau muhkamáh.
Agar dapat mengemukaan hal ini, saya telah mengambil kursus tarjamah Al-Qur`án berijazah dan disumpah selama lebih-kurang 3 tahun lamanya, dan agar dapat menyampaikannya, saya juga telah mengikuti kursus muballigh bersertifikat. Dan upaya ini ternyata tak sia-sia, karena Alláh SWT telah membukakan jalan istimewa untuk saya memahami ayat-ayat-Nya, dimana pd 1995 lalu, saya menemukan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur`án dinyatakan sebagai penyataan manthiiq alias logika semantik lingusitik dan logika simbolik matematik, yang dapat dijabarkan sebagai rangkaian program komputer dalam logika digital elektronik.
Pernyataan saya ini berdasarkan pada ayat Al-Qur`án itu sendiri, sebagai berikut.
maa dhalla shaahibu–kum, wa maa ghawaaa. wa maa yanthiqu ‘ani `al-hawaaa. `in huwa `illaa wahyun, yuwhaaa. ‘allama–huu syadiydu–`al-quwaaa. dzuw–mirratin; fa `istawaa. [Q.S aln-najmu 53:2–6]
Tidaklah sesat sahabat–kalian [Muhammad], dan tidaklah dia-keliru. Dan tak dia-bermantik | berlogika berdasarkan-pada sang-hasrat [hawa nafsu, hasrat diri]. Tiada-lain dia [ayat Al-Qur`än] melainkan suatu-wahyu, [yang] dia-telah-diwahyukan. Telah-mengajar–nya sesuatu-daya–yang-kuat. Empunya–kecerdasan [Alläh, yang mengutus Jibril]; maka [Jibril] dia-telah-menyempurnakan [penampakan penjelmaan dirinya; sebagai materialisasi energi].
Not he-hath-betrayed your–comrade [Mohammed], and not he-hath-deceived. And not he-verseth-in-logics based-upon the-desire [self]. Neither it is [verse of The-Qur`än] except a-revelation, [which] it-is-revealed. Hath-taught–him a-power–of–the-strength. Belonger–of–intelligence [Alläh, who apostled Gibriel]; then [Gibriel] He-hath-perfected [visualization of manifestation of himself; as materialization of energy].
Dengan izin Alláh, subhaana–hu wa ta’aala, wa ’azza wa jalla, Tuhan Yang Maha-Esa, saya mecoba mengangkat lebih daripada 1.000 ayat Al-Qur`án yang selama ini dianggap sebagai ayat-ayat tersamar atau mutasyábiháh kedalam suatu penjelasan ilmiah dan logis berdasarkan pada data dan fakta penemuan sains dan teknologi terkini dan hasil ijtihad para ilmuwan di berbagai bidang pengetahuan. Sebagian besar adalah merupakan upaya saya sendiri selama lebih 22 tahun untuk menafsirkan Al-Qur`án secara ilmiah.
Pada 1995, secara kebetulan, atau memang Alläh memberikan panduan, saya pribadi menemukan bahwa seluruh dan setiap kalimat ayat Al-Qur`än itu sendiri dideklarasikan sebagai pernyataan mantiq atau logika (logical statement) yang dirangkaikan oleh berbagai pengandar mantiq atau operator logika (logical operators) seperti sebuah instruksi dan data pemprograman komputer (computer programming instructions and data) dalam bahasa pemprograman komputer (computer programming language). Demikian juga antara ayat satu terhadap ayat yang lain berhubungan melalui operator logik.
Dalam pandangan saya, ayat-ayat Al-Qur`än sengaja disusun sebagai suatu program kecerdasan buatan (artificial intelligent, AI) yang berlaku secara kondisional untuk berbagai kondisi dan situasi. Hal ini menjelaskan kepada saya, mengapa Al-Qur`än dinyatakan oleh Maha-Pencipta-nya dapat berlaku hingga akhir zaman. Sebab kalimat-kalimatnya ternyata diprogram dalam bentuk logika digital (digital logics) oleh satu Keberadaan Maha-Cerdas (Super-Intelligent Being) atau Sang-Supraba (The-Superb), Alläh SWT.
Thus, ayat-ayat Al-Qur`än ini hidup (alive), memiliki roh, sukma atau jiwa, seperti suatu program komputer yang sedang beroperasi di satu komputer server ditengah jala lebar dunia (word wide web, www) di internet atau antarjaringkerja global dunia.
Lebih menakjubkan lagi, beberapa ayat tertentu, dan bahkan beberapa surah pendek, ternyata mengadung informasi sains dan teknologi digital yang digunakan sistem komputer sekarang ini.
Tapi ternyata penemuan saya ini telah dinyatakan secara tersurat oleh Alläh dalam Al-Qur`än itu sendiri 14 abad lampau [Q aln-najmu 53:2-6], bahwa Muhammad tidak ber"manthiq" [yanthiqu] atau ber"logika" atas kemauan dan kemampuannya dirinya sendiri, melainkan bahwa ayat-ayat Al-Qur`än adalah kalimat Alläh yang diajarkan oleh Alläh Maha-Perkasa melalui malak Jibril (Gibriel) yang supra-kuat.
maa dhalla shaahibu–kum, wa maa ghawaaa. wa maa yanthiqu ‘ani `al-hawaaa. `in huwa `illaa wahyun, yuwhaaa. ‘allama–huu syadiydu–`al-quwaaa. dzuw–mirratin; fa `istawaa. [Q.S aln-najmu 53:2–6]
Tidaklah sesat sahabat–kalian [Muhammad], dan tidaklah dia-keliru. Dan tak dia-bermantik | berlogika berdasarkan-pada sang-hasrat [hawa nafsu, hasrat diri]. Tiada-lain dia [ayat Al-Qur`än] melainkan suatu-wahyu, [yang] dia-telah-diwahyukan. Telah-mengajar–nya sesuatu-daya–yang-kuat. Empunya–kecerdasan [Alläh, yang mengutus Jibril]; maka [Jibril] dia-telah-menyempurnakan [penampakan penjelmaan dirinya; sebagai materialisasi energi].
Namun hingga saya menemukan "logical content" tsb, tak seorang manusia pun di dunia pernah memergoki tatanan mantiq Al-Qur`än ini dan membahasnya secara ilmiah.
Pada tahun 1995 juga, penemuan ini saya paparkan dalam konferensi komputer nasional yang dihadiri oleh ribuan pakar komputer dari seluruh Indonesia dan berbagai pelosok dunia, yang diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta [ketika itu saya berlaku sebagai ketua panitia pelaksana, chief organizing committee], dan tak seorang pun ahli komputer atau teknologi informasi dapat membantah kebenaran fakta ini.
. . .
gerry_garsono Administrator KOSTER
Poin Brogader : 8065 Total Posan : 7747 Sejak : 07.12.06 Domisili : Parung. Bogor KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0039 Jabatan : WaKetUm Thunder :
125
Julukan : Thunder Bear Sikon : in relationship Hobi : touring, rolling, adventurer, sports Slogan : Percayalah dengan diri sendiri
Allahu AKbar....., Masya allah...., Subhanallah.... Jelas , lugas , terpercaya...kita wajib membaca,mempelajari , mengkaji...dan mengamalkan dalam kehidupan sehari2...setiap aya2 yg ada di dalam kita suci AL QUR'AN....
BRAVO KOSTER !
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27475 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Sebagaimana telah saya paparkan diatas, dalam 1995, saya telah menemukan bahwa ayat-ayat Al-Qur`än ternyata disusun rapi dan berkaitan satu dengan lainnya dalam satu relasi, interrelasi atau korelasi matematik, sesuai ilmu mantik (‘ilmu`al-manthiyqi) atau logika (logics), sekaligus memiliki keindahan estetika (aesthetics) dalam matematika dan sastra, dan mengandung etika (ethics) dalam norma dan hukum, sehingga membentuk tiga dalam satu (tsullatsiyyah, three in one, trinity, triad). [Q aln-najmu 53:2-6]
Sedemikian sehingga kalimat-kalimat dalam Al-Qur`än merupakan pernyataan-pernyataan logika semantik linguistik (linguistic semantic logics) yang dapat dipetakan kedalam logika simbolik matematik (mathematic symbolic logics) dan logika digital elektronik (electronic digital logics), serupa, mirip, atau bahkan persis seperti rangkaian instruksi dan data dalam suatu program komputer digital.
Thus, khusus untuk Al-Qur`än, Alläh justeru memerintah manusia menggunakan nalar, logika, sains dan teknologi untuk memahami kandungan isinya, dan Bahkan Alläh menantang seluruh manusia dan bahkan seluruh jin untuk berhimpun bekerjasama saling bahu-membahu menciptakan sebuah kitab setara Al-Qur`än yang eksakt dan saintifik, dan siapa saja pun tak akan mampu menemukan sedikit pun cacat, pertentangan atau kontradiksi, didalam Al-Qur`än, walau hanya satu ayat atau bahkan satu kalimat. Ini karena Al-Qur`än adalah memang betul kalimat Alläh yang telah menciptakan seluruh semesta dan segala isinya.
gerry_garsono Administrator KOSTER
Poin Brogader : 8065 Total Posan : 7747 Sejak : 07.12.06 Domisili : Parung. Bogor KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0039 Jabatan : WaKetUm Thunder :
125
Julukan : Thunder Bear Sikon : in relationship Hobi : touring, rolling, adventurer, sports Slogan : Percayalah dengan diri sendiri