Poin Brogader : 5930 Total Posan : 161 Sejak : 18.03.08 Domisili : X-m4L4nG Jabatan : Ang. Forum Thunder :
125
Julukan : RIZLAVATAR 125 Sikon : merit hepi Hobi : liatin motor keren di web
Subyek: LENSA: Fluktuasi Harga BBM di Indonesia dan Dunia 04.11.08 11:45
First topic message reminder :
Seperti biasa, tadi pagi gw mo isi bensin di SPBU rawamangun , jakarta. Ehhhhh di pintu masuknya ada tulisan kayak gini nehhhhh...
PT Pertamina (Persero) terhitung 1 Nopember 2008 pukul 00.00 WIB menurunkan harga pertamax dari sebelumnya Rp7.950 per liter yang berlaku sejak 15 Oktober 2008 menjadi Rp7.000 per liter. Siaran pers Pertamina di Jakarta, Jumat, menyebutkan, harga baru yang berlaku di wilayah Jakarta, Banten, dan Jabar tersebut mengalami penurunan Rp950 per liter atau turun 11,9 persen dibandingkan sebelumnya. Harga pertamax di wilayah lainnya bervariasi antara Rp7.100 hingga Rp8.400 per liter, sedangkan pertamax plus di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat juga turun Rp1.000 per liter menjadi Rp7.300 dari sebelumnya Rp8.300 per liter. Harga pertamax plus di wilayah lainnya antara Rp6.800 hingga Rp7.500 per liter, dan pertamina DEX yang berlaku di seluruh Indonesia juga turun Rp1.000 per liter dari sebelumnya Rp9.100 menjadi Rp8.100 per liter.
Asikkkkkkk bro,,,,pertamax cuma 7rebu..thunder bisa isi pertamax lagi,,,mumpung lagi murahhhhh
Pengirim
Message
Thunder Rider Admin | WebMaster
Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07
Subyek: Re: LENSA: Fluktuasi Harga BBM di Indonesia dan Dunia 12.11.08 13:13
atnlie wrote:
ingat bro presiden AS sudah kepilih kepercayaan kepada negara AS sudah naek artinya Dollar kembali naek dan normal sehingga harga2 dunia akan kembali normal
jadi siap2 aja pertamax dan plus naek
Bro, tak ada jaminan bahwa dgn terpilihnya B. Obama sbg presiden AS pengganti G. W. Bush, kepercayaan dunia kpd AS akan naik, nilai dollar AS akan normal, harga-harga produk di pasar global akan normal. AS bukan barometer dan penentu satu-satunya. Ada negara-negara Uni-Eropa yg berkepentiungan dgn Euro. Ada kekuatan Timur Tengah dgn "bargaining power" yg tinggi [Silahkan lihat dlm forum ini, topik: LENSA: SALJU DI SAHARA], dan ada Macan Asia yg ingin Yen Jepang tetap bertahan.
Bush banyak musuhnya, tp juga banyak sekutunya [Silahkan lihat juga dlm forum ini, topik: LENSA: TRAGEDI MENARA KEMBAR WORLD TRADE CENTER. SEBUAH KONSPIRASI?], Demikian juga dgn Obama, ada yg pro dan ada kontra dgnnya. Kita blm tahu pasti bgmn pelaksanaan kebijakan politiknya. Terlepas dr pro dan kontra, yg kita tahu pasti adalah bahwa selama ini, disamping kepentingan politik AS di Timur-Jauh, Bush justeru adalah presiden AS yg paling mendukung kebijakan politik Pemerintah RI dibandingkan dgn para presiden AS pendahulunya. Ingat kunjungan Bush bbrp waktu lalu ke Indonesia?
Sementara ini, Obama blm menunjukkan sikapnya thdp Indonesia. Para pengamat politik di Indonesia, sebagian besar memang meramalkan bahwa akan terjadi perubahan besar dlm hubungan AS-RI, namun blm tentu menguntungkan perekonomian Indonesia. Apa pun yg terjadi, yg jelas, pertama dr semua, Obama akan berupaya mempeteguh posisinya diantara negara Eropa dan Timur-Tengah, dan yg jelas dia memiliki pendukung berbeda dgn Bush, dan ini sedikit-banyak akan berpengaruh thdp posisi Indonesia dlm percaturan kancah politik dunia.
boybowie Jenderal KOSTER
Poin Brogader : 6626 Total Posan : 4444 Sejak : 05.08.08 Domisili : Jakarta Selatan KorWil : Jakarta Selatan Jabatan : Ang. Forum Thunder :
125
Julukan : 125cc Sikon : kawin Hobi : touring Slogan : Jadikanlah hidupmu penuh dengan persahabatan dan kekeluargaan
Subyek: Re: LENSA: Fluktuasi Harga BBM di Indonesia dan Dunia 12.11.08 15:01
BBM mau naik.... BBM mau turun... Tetap aja kita harus beli. Kalo gak, kasian si Thundie ya bro...
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27475 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
Subyek: Re: LENSA: Fluktuasi Harga BBM di Indonesia dan Dunia 20.11.08 6:49
atnlie wrote:
ingat bro presiden AS sudah kepilih kepercayaan kepada negara AS sudah naek artinya Dollar kembali naek dan normal sehingga harga2 dunia akan kembali normal
jadi siap2 aja pertamax dan plus naek
. . . melanjutkan yg diatas . . . sedikit OOT tp msh dlm konteks atau cakupan . . .
Hmmm ... ini patut dibaca dalam menghadapi dampak eforia Obama . . .
Obama Bukan Presiden Indonesia!
Iwan Kamah - Jakarta
Beberapa jam setelah Senator Obama menang dalam pemilu, presiden Bambang Yudhoyono memberi ucapan selamat sambil sedikit bernada "memohon", dengan mengingatkan masa kecil Obama di Indonesia. Siapa tahu Obama agak berbaik dan punya kebijakan khusus untuk Indonesia. Memang presiden SBY punya kesempatan bertemu presiden Barack Obama hingga 20 Oktober 2009. Bisa menjadi tamu atau menjamu saat Obama "welcome home" ke Indonesia.
Nada SBY itu menjadi cerminan publik Indonesia yang begitu antusias merayakan kemenangan Obama, sehingga terkesan berlebihan. Bahkan, kawan saya bilang, "orang Indonesia seperti orang Amerika yang tak punya hak pilih". Hanya karena Obama pernah tinggal di Jakarta dan berayah tiri pria Jawa, kita merasa Obama milik Indonesia. Yang kita harus ketahui, Obama dipilih oleh rakyat AS. Dia harus membayar harga itu mati-matian dengan menjalankan kebijakan yang menguntungkan AS. Tak peduli dengan negara lain. Apakah itu Kenya atau Indonesia, ya kalau tak menguntungkan AS, buat apa dibela atau diurusnya.
"Hitler's birthplace syndrome"
Wajar kalau orang Indonesia semarak dengan kemenangan Obama. Belum pernah dalam sejarah kita ada presiden negara asing yang punya kaitan emosional dengan Indonesia seperti kasus Obama. Apalagi Obama akan menjadi presiden dari negeri terkuat di dunia. Di Suriname, sebuah negeri nan jauh di Amerika Selatan sana, memang banyak politisi dan menteri berdarah Jawa. Bahkan mereka mencanangkan tahun 2012 akan ada orang Jawa menjadi presiden Suriname. Ya, mau Amerika atau Suriname, tetap saja mereka akan bela dan mementingkan negeri mereka.
Kalau dianalisa, kaitan Obama dengan Indonesia mungkin bisa dijelaskan dengan teori yang disebut "Hitler's birthplace syndrome". Kalau mau dibilang sebuah penyakit, sindrom ini memperlihatkan, bahwa memori, latarbelakang dan memori seseorang tak akan membawa nilai positiv terhadap tingkahlakunya.
Lihatlah Hitler. Dia kelahiran kota Wina, Austria. Namun dia menyerbu negeri kelahirannya, setahun sebelum Perang Dunia Kedua dimulai. Orang yang terkena gejala ini banyak. Umumnya orang pemerintahan AS. Jenderal Dwight Eisenhower, yang kemudian menjadi presiden AS ke34, harus menghancurkan Jerman dan akhirnya mengalahkan Hitler. Padahal dua orangtuanya berdarah Jerman. Henry Kissinger, penentu kebijakan luar negeri AS selama tiga dasawarsa, juga kelahiran Jerman. Tapi tak gunanya nostalgia itu bagi Jerman.
Lebih parah lagi, sewaktu Jimmy Carter, yang tak punya pengalaman luar negeri, menjadi presiden AS ke39, dia memilih seorang strategis berotak cemerlang kelahiran kota Warzawa, Polandia. Namanya Zbigniew Brzezinski, untuk menjadi Ketua Dewan Keamanan Nasional. Dalam menjalankan kebijakannya, Brzezinksi harus menghancurkan reputasi dan hegemoni negara-negara Pakta Warzawa alias blok komunis, yang kala itu sedang hangat-hangatnya perang dingin antara AS sebagai negara kapitalis dan Uni Soviet sebagai negara komunis.
Di Indonesia, memang ada beberapa orang pejabat asing kelahiran Indonesia atau memiliki kaitan emosional dengan negeri ini. Tetapi hal itu terbukti tak bermanfaat.
Paul Wolwofitz, bekas dubes AS di Jakarta, arsitek Perang Teluk dan mantan Presiden Bank Dunia, memiliki ikatan emosional dengan Jawa. Istrinya pandai bicara Jawa dan lama mondok disini waktu ikut program AFS. Ya itu tadi, nostalgia ya nostalgia. AS tetap nomor satu. Neneknya Lee Kuan Yew, pendiri Singapura berasal dari kota Semarang. Lalu apa untungnya buat Indonesia? Tak ada! Tun Abdul Razak, PM Malaysia adalah keturunan bangsawan Bone, Sulawesi Selatan. Tapi tak bermanfaat fakta itu untuk kita. Bahkan anaknya, Najib Razak, calon PM Malaysia, merampas pulau Sipadan dari kita.
Lihat saja, apa untungnya Austria dengan Gubernur California Arnold Scharwznegger, kelahiran Wina? Tak ada! Paling-paling cuma dibuatkan patung di kota kelahirannya. Hanya sebatas kebanggaan.
Obama dan Ann Dunham
Sebaiknya kita tak usah berharap dan berlebihan meminta sesuatu dengan Obama untuk Indonesia. Dia dipilih dan dibiayai oleh rakyat AS, bukan kita. Apalagi diperburuk bahwa Obama seorang dari partai demokrat. Kita semua tahu, presiden AS dari partai demokrat sangat kritis dan kurang menyukai Indonesia. Jimmy Carter dari demokrat adalah presiden AS yang paling tak suka dengan Indonesia. Bill Cinton yang juga dari kubu yang sama, membiarkan, atau memang memaksa, Timor Timur lepas dari Replublik Indonesia. Padahal, para pendahulunya, semuanya kaum republik, mendukung, membela dan mempertahankan posisi membela Indonesia dalam kasus Timor Timur di panggung internasional.
Yang kita bisa tahu dari Obama adalah ibu kandungnya yang cinta negeri kita. Dia mau menikah dengan pria Jawa dan bersusah payah tinggal di Jakarta sambil menyelami budaya kita. Padahal di Honolulu lebih enak dan nyaman. Kalau disuruh pilih siapa yang pantas menjadi presiden AS, Obama atau Ann Dunham? Saya pilih ibunya.
Obama sendiri tidak pernah secara terbuka atau blak-blakan memuji, memang tidak ada yang bisa dipuji, atau menyebut Indonesia dengan nada bangga, memang tidak ada yang bisa dibanggakan. Dia lebih senang menyebut "pengalaman kecil saya di Asia Tenggara", dari pada "masa kecil saya di Indonesia". Obama juga tak aktif membela Indonesia di Kongres. Beberapa anggota Kongres AS dibiarkannya, yang sok ikut campur dan tak mengerti masalah lokal sini, sampai berani menggugat integritas Papua dengan Indonesia. Indonesia sudah menjadi negeri asing bagi dia, seraya mengecam kaum militer Orde Baru yang represif dalam bukunya.
Obama tinggal dan sekolah di Indonesia, karena terpaksa ikut ibunya, bukan kemauan sendiri atau cinta dengan Indonesia. Ibunyalah yang cinta Indonesia. Sangat naïv meminta Obama punya perhatian khusus kepada Indonesia.
Obama adalah senator cemerlang dan memiliki visi ke depan. Jadi dia akan lebih rasional bertindak, sambil mengartikulasi sebuah hubungan baik antara AS dan RI dengan rinci yang berpijak pada kepentingan AS.
Untuk lucu-lucunya, lebih baik kita membantu dan membiayai partai politik di Suriname seperti Kerukunan Tulodo Pranata Inggih (Partai Kesatuan dan Persatuan) atau Pertjaja Luhur (Partai Buruh). Siapa tahu mereka bisa menjadikan orang Jawa menjadi presiden Republik Suriname. Nah, yang seperti ini tentu sedikit beda dengan kasus Obama. Namanya juga orang Jawa.