MDS(MasDediSusanto) PELDA KOSTER
Poin Brogader : 6101 Total Posan : 252 Sejak : 08.09.07 Domisili : Bekasi - Jakarta Timur KorWil : Bekasi - Jakarta Timur | BEJAT Jabatan : Ang. Forum Thunder : Julukan : Rong Ngatus Seket Sikon : MenantiYangKedua,... Hobi : Sport, touring, reading
| Subyek: Ayah Berubah Ya 25.09.07 6:29 | |
| :I Lop Koster: AYAH BERUBAH YA [color=navy]Mungkin judul tulisan ini agak kurang lazim dan sepertinya lebih cocok jika judul pertanyaan ini ditujukan kepada mereka yang berstatus seorang ayah. Tetapi bukankah memang betul bahwa kita adalah seorang ayah? Atau paling tidak akan menjadi seorang ayah?
Pernahkan anda membayangkan bahwa pertanyaan seperti judul tulisan ini keluar dari mulut anak-anak anda yang masih polos atau bahkan dari istri anda yang sangat mencintai anda? Atau lebih-lebih lagi jika anda pernah mengalami langsung mendengarkan mereka mengungkapkannya! Pernahkan terpikir mengapa pertanyaan seperti itu dapat muncul?
Dalam kehidupannya, individu tumbuh dan berkembang dengan dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya. Begitu juga kita, seiring waktu maka banyak situasi dan lingkungan yang mempengaruhi dan pada akhirnya membentuk diri kita, yang tampak dari sikap dan tingkah laku kita. Semakin lama waktunya, semakin kuat intensitasnya dan semakin besar perhatian kita pada suatu lingkungan, maka akan semakin besar pengaruh lingkungan tersebut dalam diri dan kehidupan kita.
Coba bayangkan berapa jam dalam sehari anda berada di kantor, tenggelam dalam rutinitas dan kesibukan kerja. Bahkan waktu anda di rumah pun seringkali masih berkurang dengan pekerjaan kantor yang anda bawa ke rumah. Tanpa terasa pikiran, perasaan dan cara kita memandang sesuatu lebih banyak dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan cara pandang kita di kantor dan tempat kerja. Ingatkah bahwa setiap lingkungan itu berbeda, berbeda karakternya, berbeda tuntutannya dan berbeda anggota-anggota yang hadir di dalamnya.
Masalah kemudian akan muncul jika tuntutan yang berbeda di respon dengan cara yang sama. Mengapa bisa terjadi? Karena ketika sesuatu (situasi, kondisi) itu menjadi rutin dan terbiasa, maka pola respon individu pun menjadi otomatis dan spontan. Artinya tanpa suatu upaya untuk mengendalikan maka respon yang sama hampir dapat dipastikan selalu muncul. Artinya tanpa sadar kita bisa memperlakukan seseorang atau suatu situasi dengan cara yang hampir sama dengan apa yang selalu kita lakukan di lingkungan yang paling banyak mempengaruhi yaitu lingkungan kerja.
Kalau saya ilustrasikan seperti ini. Anda seorang pimpinan di perusahaan anda, paling tidak anda punya kewenangan atas orang-orang lain. Sebagian besar waktu anda, anda pergunakan untuk memerintah, mengkoodinir dan mendorong anak buah anda untuk mencapai sasaran atau tujuan yang anda tetapkan untuk tim anda. Anda tidak perlu terlalu memusingkan apakah anak buah anda merasa tidak enak saat diperintah, atau tidak setuju dengan target anda. Saya katakan bahwa anda dapat melakukannya walaupun bisa jadi anda lebih baik daripada apa yang diceritakan di atas. Hal ini kemudian membentuk anda menjadi seorang yang dominan, kaku dan mungkin sekali otoriter dan tidah hangat. Anda menjadi terbiasa bahwa semua masalah harus diselesaikan dengan pikiran dan otak anda tanpa harus banyak mempertimbangkan masalah-masalah perasaan. Ini pun masih bisa anda lakukan walaupun sekali lagi saya yakin anda lebih baik dari hal seperti itu.
Satu pertanyaan saja, apakah istri dan anak-anak anda adalah anak buah anda? Bukankah mereka adalah orang-orang yang menjadi alasan kenapa sekarang anda sedemikian keras bekerja, orang-orang yang anda cintai?
Pernahkan istri anda menceritakan kekhawatirannya tentang anak-anak anda yang mulai beranjak besar dan kemudian dengan penuh keyakinan anda sampaikan bahwa istri tidak perlu khawatir ditambahi beberapa teori yang anda pernah baca di buku? Yakinkah anda bahwa itu yang diharapkan istri dari anda? Apakah tidak mungkin bahwa istri ingin anda tahu bahwa pekerjaannya di rumah adalah sepenting apa yang anda lakukan di kantor, atau dia ingin anda lebih memperhatikan perasaan dan kegalauan hatinya saat-saat anda tidak berada di rumah? Pernahkan anak-anak anda menanyakan sesuatu yang mereka tidak mengerti misalnya PR yang diberikan gurunya? Atau berita di koran yang sempat mereka baca? Apa reaksi anda saat itu? Yakinkah anda bahwa selalu jawaban atas ketidakmengertian itu yang mereka harapkan dari anda? Ataukah karena mereka sebenarnya ingin merasakan kehangatan seorang ayah, perhatian dan perlindungannya? Tempat mereka bergantung dan merasa nyaman bersamanya? Marilah kita sama-sama mulai merenungkan kembali arti dari kehidupan kita ini. Arti dari pekerjaan kita dan arti dari keluarga. Renungkan kembali seberapa berharganya kehadiran istri dan anak-anak anda bagi hidup anda dan bayangkanlah apa yang terjadi pada anda jika kehilangan mereka! Mereka bisa saja terus hidup dan berada di sekitar anda, tetapi bisa saja hati mereka tidak lagi menyadari dan merasakan kehadiran anda. Tunggulah sampai semua menjadi terlambat dan anda akan menyesalinya.
Memang akan tidak mudah bagi kita untuk menempatkan diri dalam posisi dan peran yang diharapkan untuk setiap lingkungan dan situasi, namun kita tetap harus mencobanya. Yakinkan bahwa kemampuan anda menempatkan dan menyesuaikan diri akan sangat berguna bagi keberhasilan anda dimanapun.
Tulisan ini sekedar menjadi wacana dan renungan bagi kita. [color:433a=navy:433a]Mudah-mudahan bermanfaat bagi kehidupan kita ke depan. | |
|