First topic message reminder :Ada beberapa cara untuk meningkatkan performa motor Thunder 250cc, langsung aja dech:
1.Membersihkan ruang bakar plus.
Biasanya thunder dengan km> 25000 kudu servis besar, yang harus dilakukan
adalah membersihkan ruang bakar, cek ring piston, cek apakah ada goresan pada
liner, skir klep (kudu 1 hari 1 malem untuk nentuin apakah klep masih bocor
atau tidak), cek kerenggangan klep, lihat kondisi rocker arm sudah aus atau
tidak, cek busi (lihat warnanya puti kecoklatan - merah bata atau tidak),
bersihkan dan setel karburator, cek kopling dan kampas kopling,ganti per
kopling jika panjang per kopling < 40 mm (aslinya 42 mm), cek karet kopling,
cek pompa oli, terakhir cek rante, kerenggangannya dan cek gear sproket. Ini
mengikuti SOP service pabrikan.
2. lepas segel engine di thunder. Cuma gak semua mekanik bisa melakukan itu
(mungkin gak tahu). Kalo thunder standar biasanya mulai teriak di 4500 - 6500
(peak) selebihnya rada drop powernya sampe batas limiter di 9500 rpm. kalo
segel dilepas, power mulai ada di 2500 - 3000 (o-1500 rpm jatah buat stasioner,
1500 - 2500 jatah buat mesin ambil napas) dan puncaknya di 8000-9000 rpm
(tergantung dari karakter mesin). Karburator standar (main jet dan pilot jet
tidak berubah, knalpot standar pabrik. Problemnya cuma satu warna spkbor depan
bisa kaya pelangi karena sering nyeruduk angkot kalo gak biasa jaga jarak
karena jarak akselerasi motor bertambah tetapi deselerasi motor (baca
pengereman) tetap. Setahu ane mesin diriset pabrik hasilnya muncul 100% power
namun ketika dibuat massal powernya diturunkan (disegel) hingga 25% dengan
berbagai macam alasan (mulai dari menurunkan biaya produksi, aturan
keselamatan, dll) jadi kalo mesin thunder di brosur 20.6 HP (diukur di engine)
maka power sebenernya diatas itu. sebenernya bukan CDI yang menentukan powernya
keluar di rpm bawah-atas (tarikan bawah atas enak). Engine yang minta. Yang
mesti diketahui CDI hanya bertugas mengirimkan sinyal-sinyal arus ke koil
sesuai dengan inputan dari pickup koil (ada faktor putaran mesin bermain) jika
CDI aftermarket setting pengapian di rpm 3000 - 15000 tapi kalo enginenya tidak
mau ngikutin maunya CDI juga gak akan keluar powernya. Jadi kalo mekaniknya
emang jago, dia bisa buat mesin dengan powerband yang lebih lebar dari 2500 -
9000 rpm dibandingin dengan standar yang cuma 4500 - 6500 rpm (tentunya dengan
CDI standar)
3. Porting dan polish jalur ruang bakar in/out dan ruang bakarnya. Kalo istilah
kerennya korek harian. Bagian silinder head biasanya diutak atik. Tapi gak
semua orang tahu start awalnya dari mana. Biasanya yang dirapihkan adalah
bagian kulit jeruk di sepanjang jalur ruang bakar dan merapihkan ruang bakar
itu sendiri. Tapi untuk porting dan polish ada banyak faktor yang ikut
diperhitungkan (namanya mekanik harus bisa ngitung dong, bukan bilang katanya
si anu bikin kenceng) mulai dari durasi kem yang menentukan tekanan
kevakuman ruang bakar, bore stroke, diameter klep, lubang in dan out yang
diperlukan, tekanan gas buang yang keluar, panjang leher angsa knalpot, volume
dari silencer, tekanan backpressure dari knalpot yang diminta, kompresi yang
diminta, serta debit/volume bahan bakar+udara yang diperlukan untuk di ruang
bakar. dari faktor itu keluar berapa diameter lubang in yang diperlukan
dibagian mana harus diperbesar dan dibagian mana yang cukup dibersihkan kulit
jeruknya saja. Karbu bagaimana? tergantung hitungannya bos, dari debit yang
diperlukan perdetik dihubungkan dengan faktor AFR, dan diamter jalur in, muncul
ukuran spuyer yang digunakan baik untuk pilot atau main jet. Knalpot ganti??
tergantung hitungan tadi, di motor ane knalpot standar dibobok dan dibuat ulang
sesuai dengan hitungan volume
silencer. Soal bensin perlu pake pertamax? jawabnya tergantung kompresi yang
diminta, kalo memang maunya pake pertamax ruang bakar disetting untuk pertamax,
kalo make premium 88 juga bisa. Selama ini yang didenger mesin kalo udah korek
mintanya naik pertamax karena kompresi naik. Itu gak sepenuhnya bener. kompresi
hanya bilangan yang berkaitan dengan bahan bakar apa yang mau dipake. Kalo
kompresi 9-9.5 biasanya disarankan pake premium, 9.5 - 10.5 pertamax 92 10.5 -
12 pertamax 94, 12 up mulai dari bensol, avgas, dll.
4. Oversize/Bore up (memperbesar volume silinder)
Nah kalo ini rada ekstrem. Bore up bisa mulai dari oversize 50, 100 (bawaan
pabrik) sampe oversize 200 - 400. Biasanya liner di blok silinder
diperbesar/dicorter sampe ukuran yang dimau.Liner asli biasanya hanya sanggup
sampe oversize 100, lebih dari itu harus ganti liner yang lebih tebel,lebih
bagus dan lebih kuat dan punya batas toleransi kerenggangan yang sempit (tes
dulu di lab). Kendalanya ketika oversize, gak semua tukang bubut punya alat
yang punya toleransi kesalahan 0.01 mm atau lebih kecil dan biasanya juga alat
bubutnya gak pernah dikalibrasi. tanya kenapa? karena harga alat kalibrasi sama
mahalnya dengan harga mesin bubutnya, efeknya paling parah adalah center dari
liner berubah alias miring yang berakibat, liner baret (karena center liner
tidak sama dengan center arah gerak piston, ring habis sebelah. Di jakarta cuma
ada satu yang bisa melakukan itu. Biasanya kesalahannya 0.05 mm up (tergantung
skill tukang bubut). Diukur pake sigmat analog gak begitu keliatan karena
tolerensi sigmat hanya 0.05 mm. comtoh kalo ente mau oversize 100 berarti harusnya
diameter liner 73.00 mm (asli 72 mm), kalo yang bagus biasanya yang keluar
adalah 73.01-73.03mm dan yang jelek adalah 73.05 mm up. Nah kalo masalah diatas
sedah tidak menjadi masalah, baru dihitung ulang faktor yang disebut diatas
untuk mengeluarkan power engine yang optimal.Ada efek negatif kalo
kompresi kegedean. Dinamo starter minta ganti yang lebih kuat.
Bore up dengan piston mobil? hati-hati karena konstruksi pin piston untuk mobil
berbeda dengan motor, baik dari ukuran piston, tebal piston, konstruksi bangun
piston, maupun diameter dan posisi center pinnya. kalo diameter pin mungkin
bisa dilakukan oversize tapi posisi center pin tidak bisa dirubah.Ini yang
bahaya buat liner karena posisi centernya berubah tidak sama dengan centernya
arah gerak piston,piston miring sebelah, dll.
5. Naik stroke.
Kalo ini tidak direkomendasikan. Tanya kenapa?karena di sini belum ada yang
punya alat untuk ngebalance kruk as. Selama di Indonesia belum ada yang punya
alat itu jangan dilayanin kalo ada yang nawarin naik stroke. Sudah beberapa
thunder yang bermasalah dengan naik stroke.
Nah kalo semua diatas udah di jalanin baru deh ente mulai upgrade aksesoris
pendukung motor sesuai dengan kemauan mesin.
1. Benahi kabel bodi. minimal bersihkan soket dan solder setiap sambungan
terutama yang berkaitan kabel di sekitaran sepul, CDI, kuproks, dan koil. Kalo
punya duit lebih ganti kabel yang berkaitan diatas dengan kabel kualitas lebih
bagus (hambatannya lebih kecil dari kabel standar). soalnya kable mudah getas
setelah umur thundi lebih dari 2thn,sering terkena panas mesin,
nge"fong" dan punya hambatan kabel yang besar karena ukuran tembaga
dlam kablenya halus sekali. Efek negatifnya kalo kabel gak dirapihin adalah
arus yang di dalam kabel bisa lebih kecil dari spek input CDI untuk membuka
kurva pengapian dan sinyal arus yang dikirim ke koil untuk mengaktifkan busi
juga jadi lebih kecil sehingga energi yang dikeluarkan juga lebih kecil,
efeknya jelas bahan bakar tidak terbakar sempurna dan jadi boros BBM
2. Ganti koil dan CDI? jawabnya tergantung dari maunya mesin. Kalo memang masih
sesuai dengan maunya mesin kenapa harus ganti?. Kalo dirunut begini, Dari
kompresi mesin keluar bahan bakar apa yang dipake,misal pertamax 92 di kompresi
9.7, dari sini keluar hitungan energi aktivasi yang diperlukan dari bensin
pertamax, Energi tersebut keluar dari busi sebagai pemantik. disini faktor
angka busi menentukan berapa energi yang diminta sesuai maunya pertamax 92
dikompresi 9.7. contoh Energi yang keluar dari Denso X24 beda dengan Denso X27.
Dari hitungan energi tsb keluar spek busi yang diminta.
Spek busi tersebut tentu ada spek input arus dan voltase yang masuk ke busi
untuk mengeluarkan energi. Voltase dan arus dikeluarkan oleh koil, nah dikoil
punya rentang output arus dan voltase yang dikeluarkan. kalo masih masuk
rentang outputnya gak usah ganti kalo diluar itu baru ganti koil. Faktor lain
juga ada, panjang kabel busi dan chop busi juga punya pengaruh. Ada efek
negatifnya kalo ganti koil diatas spek standar. Kabel bodi bisa meleleh karena
arus yang disedot terlalu besar sedangkan hambatan dalam kable standar juga
besar dan menimbulkan efek panas berlebihan dan meleleh deh (pengalaman
pribadi), selain itu juga umur busi juga lebih pendek karena harus berpijar
lebih tinggi dari speknya.
ya klo repost ma'lum masih prajurit
hanya sekedar share ja.