Mo nanya, bagaimana kalo kita merasa tidak puas dengan sebuah produk dan menulisnya dimilis ini? bukannya kena pasal 27 UU ITE kayak mba Prita? terus bagaimana cara menulisnya atau membahas produk dimilis? Kayaknya ini sangat penting untuk para anggota forum. Untuk menjaga jangan sampai kasus mba Prita sampai dirasakan para anggota forum ini. Terimakasih.
Jika anda awam dlm hal hukum, maka berhatihatilah dlm berbicara dan apalagi dlm menulis, karena tiap kata anda keluarkan dpt digunakan utk menyerang balik anda.
Kalimat hukum disusun dlm suatu redaksional sedemikian rupa, bisa mencakup atau tak mencakup, dlsb, sedemikian shg dia memiliki kekuatan hukum dan tp juga keluwesan.
Bagi org "bodoh", dia bisa "terjebak" secara hukum. Sebaliknya, bagi org "cerdas", dia bisa melihat "celah" dimana kelemahan suatu hukum, shg dia bisa bebas bermain tanpa terjerat pelanggaran hukum.
. . .
Perlu anda sadari bahwa institusi spt bank, lembaga keuangan non-bank, asuransi, rumahsakit, dan msh banyak lagi, termasuk forum dan milis KOSTER, memiliki persetujuan hukum tlh ditentukan secara sepihak dan hrs disetujui oleh siapa saja yg menggunakannya. Jadi bukan persetujuan hukum dua pihak, yg umumnya dlm bentuk persetujuan kontrak hasil negosiasi.
Begitu anda menjadi nasabah bank, kreditor, pasien rumahsakit, dan juga ketika anda menjadi anggota forum dan atau milis KOSTER, maka anda secara otomatis dan legal dinyatakan menyetujui layanan pihak bersangkutan dengan segala keterikatan hukum, konsekuensi, resiko, dan akibatnya.
. . .
Jadi belajarlah lbh jauh dan lbh banyak ttg hukum, . . . atau anda akan jadi korban krn keawaman anda . . .
Semoga bisa dimengerti . . .
ajismandegar KOPTU KOSTER
Poin Brogader : 5520 Total Posan : 62 Sejak : 30.04.09 Domisili : depok Jabatan : Ang. Forum Thunder :
Setuju. Sekarang emang harus melek hukum. jangan sampai kita menjadi sasaran empuk orang-orang "cerdas". Saya baru ngeh tentang provision of warranty ini. OK banget nih, pengetahuan yang sangat berharga buat saya. Terima kasih banyak.
Thunder Rider Admin | WebMaster
Poin Brogader : 27422 Total Posan : 24741 Sejak : 19.06.07 Domisili : Bogor.Parung | Depok.BojongSari KorWil : Parung | KOSPAD NRA : 0115 Jabatan : Penasehat Ahli Thunder :
INTERFERENSI, HARMONI, SIMBIOSE MUTUALISME, DAN WIN-WIN
(C) 2009 — EE ONE S | Thunder Rider
Tak ada yg lengkap dan sempurna utk tiap sesuatu didlm alam ini, apalagi produk buatan manusia, baik barang maupun jasa, dan termasuk undang-undang itu sendiri sbg produk hukum buatan manusia, selalu saja ada cacat cela atau kelemahan dan atau kekurangannya. Terkecuali, tentu, hukum Tuhan!
. . .
Jika anda seorg pria, dan menyetujui dan menerima utk menikahi seorg wanita dambaan dan tautan hati anda, maka anda tentu berharap mendapatkan segala kebaikan dan keindahannya. Tp sbg konsekuensinya, anda juga pd dasarnya hrs siap menerima segala keburukan dan kejelekannya, sejelek atau seburuk apa pun, krn itu adalah sebuah resiko dan tanggungjawab.
Keburukan dan kejelekan, atau kelemahan dan atau kekurangan wanita pujaan anda itu akan tampak dan muncul ke permukaan stlh bbrp waktu anda menikah. Hal mana tak terlihat pd masa pacaran, krn barangkali dgn sengaja disembunyikan, atau keadaan dan suasana tak membuatnya pernah tampil ke permukaan. Lantas stlh anda mengetahui segala sisi negativ istri anda, apakah anda akan "komplain", menuntut dan menggugat dua orangtuanya bahwa anda tlh ditipu dan diperdaya?
Lalu keluh-kesah, caci-maki, dan sumpah-serapah anda pun berhamburan? Lantas anda akan "share" atau berbagi via e-mail dan forum, dan membeberkan segala kejelekan dan keburukannya kpd publik? Kemudian akhirnya anda berniat menceraikannya? Begitukah semestinya?
Tp sblmnya, lihatlah kpd diri anda sendiri! Apakah anda sempurna? Tidak! Anda juga penuh dgn kelemahan dan kekurangan, dgn kejelekan dan keburukan, tp selalu anda sembunyikan! Jujurkah dan adilkah anda?
. . .
Jadi makhluq ciptaan Tuhan pun secara individual ternyata tak sempurna. Mengapa? Padahal Maha Penciptanya adalah Maha Sempurna!
Konsep penciptaan sebenarnya adalah produksi pasangan (pair production). Kecuali Tuhan, tiap diri tak sempurna secara sendiri, dan utk mencapai kesempurnaan dia hrs berpadu dgn pasangannya. Spt, proton dgn elektron, positiv dgn negativ, utara dgn selatan, dan pria dgn wanita. Sebuah perkawinan pd intinya adalah saling mengisi dan melengkapi kekurangan masing-masing, shg terwujud satu kesatuan utuh utk mencapai kesempurnaan. Itulah ma'na sebuah pernikahan. Sebuah keterpaduan dlm kemesraan utk mencapai suatu kekuatan baru.
Keterpaduan dlm kemesraan, secara teknik disebut "interferensi." Ada dua macam interferensi, yakni, interferensi desktruktiv atau saling-melemahkan utk meredam atau menolkan yg buruk, dan interferensi konstruktiv atau saling-menguatkan utk mengangkat dan meningkatkan yg baik. Hasil akhir pasangan interferensi pasangan inilah yg dinamakan "harmoni."
Dunia bisnis sangat menyadari hal ini. Era monopoli dan kartel tlh berakhir. Kini mrk sadar bahwa, dgn melebur diri menjadi satu, melalui negosiasi dan kompromi, kedlm satu penggabungan atau "merge," akan lbh mudah mengeliminasi kelemahan mrk masing-masing, dan sbg satu entitas sindikasi, akan lbh kuat dan tangguh, secara baik finansial maupun komersial.
. . .
Nah, konsep saling memberi dan menerima ini semestinya bisa diterapkan dlm hubungan antara produsen dan konsumen, atau antara pabrikan dan pelanggan. Pabrikan memproduksi suatu produk yg sdh pasti tak sempurna, dan selalu saja ada kelemahan dan atau kekurangannya. Tugas pabrikan adalah meminta masukan dan atau laporan dari pelanggan ttg penggunaan produk tsb, dan kewajiban pelanggan adalah memberikan masukan kpd pabrikan ttg kelemahan dan atau kekurangan produk bersangkutan, dan dgn demikian pabrikan bisa lbh meningkatkan mutu produknya menjadi lbh baik di kemudian hari. Dgn demikian, baik pabrikan maupun pelanggan, sama-sama saling diuntungkan.
Inilah barangkali yg sering disebut dgn istilah "simbiose mutualisme" . . .
. . .
Tp masalahnya adalah, tak banyak org awam mampu mengkomunikasikan sesuatu secara saling menguntungkan, win-win, . . . melainkan sebaliknya, saling merugikan, . . . dan alangkah dungunya . . .
Jadi letak masalahnya adalah pd kemampuann komunikasi, sbgmn tlh saya singgung dan tekankan pertama didepan.
. . .
Semoga bisa dicerna dan berguna . . .
ajismandegar KOPTU KOSTER
Poin Brogader : 5520 Total Posan : 62 Sejak : 30.04.09 Domisili : depok Jabatan : Ang. Forum Thunder :
Betul Bro tapi win-win jarang terjadi. di perdatapun yang ada hanya lose-lose situation dimana para pihak harus merelakan sedikit haknya untuk menemukan titik temu. Mengalah untuk menang seharusnya adalah prinsip yang dipegang produsen jika produknya ingin sukses dipasaran. Contoh yang nyata adalah Harley Davidson, General Motor (tentunya sebelum krisis), microsoft, mereka membuka segala macam kritik baik ringan maupun yang pedas sekalipun dan ditanggapi dengan kepala dingin serta dianggap sebagai masukan berharga. Tidak jarang konsumen menjelek2an produk mereka dengan kata2 yg sadis, namun mereka menghandlenya dengan baik melalui blog2 dan perbaikan mutu produk. Reaksi produsen yang "sportif" ini akan membuat konsumen yang "membenci" nya menjadi pelanggan setia. (sudah pernah dipraktekan di perusahaan saya dan memang benar begitu) Nah, ini yang kurang di sini. Beberapa perusahaan berpikir untuk membela nama baik mereka dengan menuntut para konsumen, ini akan berbalik dan malah menghancurkan nama produsen itu sendiri.
Konsumen hanya berpikir satu, kepuasan atas produk. Pengalaman yang baik dari suatu produk akan membuatnya mengatakan kebaikan atas produk itu ke beberapa teman2nya tapi jika kepuasan itu tertukar dengan kekecewaan, ia akan berteriak ke semua teman2nya bahkan orang2 yang tidak dia kenal (sayangnya perusahaan saya juga pernah mengalami T___T )
Simbiosis mutualisme adalah suatu konsep ideal dalam kehidupan tapi jauh dari kenyataan. Semoga terwujud.
124m4 BRIGJEN KOSTER
Poin Brogader : 6744 Total Posan : 1962 Sejak : 05.09.08 Domisili : Bekasi - Jakarta Timur KorWil : Bekasi - Jakart NRA : 0304 Thunder :
non-Thunder
Julukan : Jupe Status :
lajang
Sikon : In a relationship Hobi : makan, touring, rolling Slogan : KOSTER IN MY HEART BUT BEJATER
Betul Bro tapi win-win jarang terjadi. di perdatapun yang ada hanya lose-lose situation dimana para pihak hrs merelakan sedikit haknya untuk menemukan titik temu. Mengalah untuk menang seharusnya adalah prinsip yang dipegang produsen jika produknya ingin sukses dipasaran. Contoh yang nyata adalah Harley Davidson, General Motor (tentunya sebelum krisis), microsoft, mereka membuka segala macam kritik baik ringan maupun yang pedas sekalipun dan ditanggapi dengan kepala dingin serta dianggap sebagai masukan berharga. Tidak jarang konsumen menjelek2an produk mereka dengan kata2 yg sadis, namun mereka menghandlenya dengan baik melalui blog2 dan perbaikan mutu produk. Reaksi produsen yang "sportif" ini akan membuat konsumen yang "membenci"nya menjadi pelanggan setia. (sdh pernah dipraktekan di perusahaan saya dan memang benar begitu) Nah, ini yang kurang di sini. bbrp perusahaan berpikir untuk membela nama baik mereka dengan menuntut para konsumen, ini akan berbalik dan malah menghancurkan nama produsen itu sendiri.
Konsumen hanya berpikir satu, kepuasan atas produk. Pengalaman yang baik dari suatu produk akan membuatnya mengatakan kebaikan atas produk itu ke bbrp teman2nya tapi jika kepuasan itu tertukar dengan kekecewaan, ia akan berteriak ke semua teman2nya bahkan orang2 yang tidak dia kenal (sayangnya perusahaan saya juga pernah mengalami T___T )
Simbiosis mutualisme adalah suatu konsep ideal dalam kehidupan tapi jauh dari kenyataan. Semoga terwujud.
ikutan ngobrol ach ..
jadi gini bro .. di perdata itu memang mengenal win - win solution dalam artian idisini adalah masih masuk kedalam tahap mediasi blm masuk kedalam persidangan sebenarnya ...
nach kalo udah msuk ke persidangan sebenrnya .. maka win - win solution bukanlah sebagai jalan keluar lagi, namun para pihak berperang dengan mengandalkan alat bukti yang diatur didalam perundang - undangan
Klo masalah mengalah untuk menang dimana posisi produsen itu menginginkan produknya menjadi terkenal ... klo gw bilang sangatlah tidak mungkin ...
perlu kita logikan .. kalo misalkan bro ingin membeli ban .. pasti dari brogader sendiri akan mencari informasi mengenai merek - merek ban yang bagus ... dan dari informasi tsb pasti akan informasi yang bagus maupun jelek ... dan dipastikan bro akan membeli ban yang mereknya menrut informasi tsb bagus ...
jadi pencitraan suatu produk ataupun jasa sangatlah penting, makanya para produsen tidak akan melihat berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membela produk tsb...
untuk produk - produk yang bro sebutkan ... mereka tentunya sdh mempunyai kestabilan didalam penjualan produknya .. dan tidak ada saingan di bidangnya ... sekrng coba bro bayangkan apabila produk yang dihasilkan oleh produsen A dicap jelek ... maka selamanya produk tsb akan jelek .. ambil contoh salah satu penyedap rasa yang diindikasikan menggunakn unsur babi ... dan akhirnya ,,, sempat bermasalah juga khan ...