Q&A: Lepas Per Rocker Arm Klep Mesin Suzuki Thunder 125

Menurut saya itu mekanik sungguh keterlaluan!!! Apa dia tak pernah tahu bahwa, pada semua kendaraan bermotor, keregangan katup buang (exhaust valve) atau katup keluar (outlet valve) hampir selalu lebih lebar daripada katup isap (suction valve) atau katup masuk (inlet valve)?

Pada kendaraan kuno tahun 1950an atau 1960an mungkin masih sama atau lebih kurang sama keregangan masing-masing katup ini. Tapi pada kendaraan modern, hampir dapat dipastikan bahwa katup buang selalu lebih renggang daripada katup masuk. Aturan standar ini berlaku juga pada Suzuki Thunder 125, dan ini menjadi salah satu alasan mengapa katup buang Suzuki Thunder dilengkapi dengan per atau pegas lengan ayun (rocker arm spring), sebagai penjamin agar selalu terbuka lebih lebar daripada katup masuk, tapi tidak membuka dengan keregangan berlebihan (over clearance).

Pada Suzuki Thunder, keregangan katup buang lebih lebar daripada keregangan katup masuk, tapi katup masuk membuka lebih lama daripada katup buang. Tentang mengapa ini dibuat demikian, telah dijelaskan dalam banyak artikel saya dalam forum ini menyangkut kupas tuntas dan bedah mesin Suzuki Thunder, terutama mengenai termodinamika mesin 4-tak.

Keregangan katup Suzuki Thunder 125:

• masuk: 0.03 s/d 0.07 mm, optimum 0,05 mm, maksimum 0,10 mm, durasi buka 272°
  
• buang: 0.12 s/d 0.18 mm, optimum 0,15 mm, maksimum 0,20 mm, durasi buka 260°

Dengan kata lain, pada Suzuki Thunder 125, keregangan katup buang 1,5 s/d 2,0 x keregangan katup masuk.

Jadi, mekanik atau teknisi yang begitu tak usah didengar lagi tip dan trik, atau nasehat atau sarannya lebih lanjut, karena akan menyesatkan, dan mesin kendaraan Suzuki Thunder kesayangan anda akan jadi korban.


PEGAS LENGAN AYUN | ROCKER ARM SPRING DAN FUNGSINYA

Penggunaan per atau pegas (spring) apa pun pada kendaraan otomotiv memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yakni sebagai:

• penahan rentangan (strecth resistor) atau pembatas (limiter).
  
• pembalik atau pengembali rentangan (strecth returner) atau pemulih (recoverer).
  
• peredam getaran (vibraton redeemer) atau penyerap (absorber).

Dalam banyak hal, fungsi kedua dan ketiga adalah lebih dominan, sehingga disebut juga pegas balik (return spring) atau pegas redam (redeem spring).

Bisa anda bayangkan kalau mekanisme rem tak memiliki pegas balik, apa jadinya, dimana tentu kanvas rem akan lengket dan tak kembali ke posisi semula.

Contoh paling nyata adalah pegas pematah atau penyerap goncangan (shock absorber, shock breaker), dan tentu anda tahu sendiri akibatnya bila pegas peredam ini tak bekerja atau sudah lemah.

Nah, fungsi per atau pegas pada lengan ayun (rocker arm) dalam mekanisme katup atau klep (valve) mesin tak berbeda, hanya saja kerjanya tak bisa kita lihat secara langsung dan tak bisa kita rasakan secara langsung tanpa membuka kop mesin.

Jadi fungsi utama pegas lengan ayun (rocker arm spring) adalah sebagai pembalik pembukaan klep karena ungkitan tuas ungkit atau nok (cam) pada poros nok (cam shaft) dan sekaligus sebagai peredam getaran mesin yang diterima klep. Sementara itu kepegasan atau kekenyalan (elasticity) tutup-buka masing-masing klep itu sendiri ditangani oleh pasangan pegas dalam dan luar pada tiap tangkai klep. Dgn demikian, secara keseluruhan semua pegas dalam mekanisme klep berfungsi untuk membangkitkan kekenyalan dan meredam getaran, shg klep beroperasi melakukan tutup-buka dengan halus dan lembut, yang mana dengan tambahan minyak pelumas yang tepat akan samasekali meredam bunyi gesekan, dan yang terdengan paling suara ringan . . . cup . . . cup . . . cup . . .




Kerenggangan katup (valve clearance) terdapat di antara ujung tangkai katup dan sekrup penyetelan (adjusting screw) pada lengan ayun (rocker arm). Jika kerenggangannya melampaui batas maksimum, maka akan mengakibatkan timbulnya bunyi. Jika kerenggangan katup terlalu rapat, maka katup tidak dapat duduk dengan tepat dan mengakibatkan bocoran gas sehingga tenaga dihasilkan tak maksimum. Hal paling buruk dengan kerenggangan katup terlalu rapat adalah bahwa katup akan menyentuh kepala torak (zuiger, piston) dan dapat mengakibatkan kerusakan pada keduanya, yakni katup dan torak.

Apanya yang susah? Koq teknisi tdk tahu teknik penyetelan klep dengan lengan ayun berpegas?

Pada penyetelan katup masuk (intake valve), penyetean dilakukan secara normal seperti biasa. Tapi pada katup buang (exhaust valve), karena terdapat pegas pada lengan ayun, maka saat melakukan penyetelan, lengan ayun harus lebih dulu diungkit dengan obeng pipih sambil memasukkan pencacah ketebalan (thickness gauge) atau "filler" antara sekrup penyetelan (adjusting screw) dan tangkai katup.

Akibat penyetelan katup yang longgar atau justeru rapat, katup tak membuka dan menutup secara sempurna, dan atau tak tepat waktunya, antara lain:.

• buka-tutup katup | klep tak kenyal | pegas.
  
• bunyi mesin kasar atau berisik.
  
• katup | klep cepat aus atau rusak.
  
• buka-tutup katup tak sinkron dgn pewaktuan penyulutan busi.
  
• pembakaran cendrung tak sempurna.
  
• ada pemborosan campuran gas dan atau tenaga,
  
• putaran mesin stasioner tak rata atau sempurna.
  
• putaran mesin pada kelajuan tinggi tak rata atau sempurna.
  
• efiensi termodinamik merosot.
  
• dll.

. . .

Semoga bisa dicerna dan bergnua . . .

Menurut sebagian org, termasuk teknikan, keberadaan pegas lengan ayun (rocker arm spring) membikin susah penyetelan klep buang. Tp menurut saya itu hanya karena tdk tahu teknik bgmn melakukannya dgn baik dan benar sesuai prosedur panduan pemeliharaan Suzuki Thunder sbgmn disaranhkan oleh pabriknya.

Koq, pegas tsb dilepas lantas "fungsi"nya utk "mempermudah setting klep???"

Padahal kan secara teknik pegas tsb dipasang oleh perancangnya agar fungsinya mengatur buka-tutup klep sesuai dgn yg disyaratkan utk kesempurnaan pembuangan gas buang tanpa ada penyimpangan? Dan secara teknik keberadaan pegas tsb tak mengganggu penyetelan asalkan tahu teknik dan caranya.

Bisa jadi secara "visual" atau "emosional" tampak tak terjadi apa-apa dlm waktu cukup lama stlh pegas tsb dilepas. Tp yg nyata secara "teknikal" dan "rasional" tlh terjadi pemborosan tenaga dan rosot efisiensi yang tak secara langsung bisa dideteksi oleh mata. Jadi barometernya tak bisa hanya menggunakan perasaan atau penglihatan semata, tp hrs diukur menggunakan instrumentasi teknik sensitiv dan presisi. Dan sy yakin dgn pegas tsb mesin bekerja lbh sempurna drpd tanpanya,

Secara logikal, tindakan ini sangat tak bermanfaat. Hitung saja! Penyetelan klep, yg katanya dipermudah tsb, hanya dilakukan sesaat atau suatu waktu tertentu. Sementara itu, pegas tsb kerjanya setiap saat ketika kendaraan beroperasi sepanhang waktu. Jadi CBR (cost to benefit ratio) samasekali tak imbang alias nol besar. Pola manjemen apa ini?!